Selamat Datang Nuon! Penggebrak Berwajah Baru

Leap
Leap Telkom
Published in
6 min readDec 14, 2022
Chief Executive Officer (CEO) Nuon Digital Indonesia, Aris Sudewo

Setelah 53 tahun mengenakan logo klasik dengan tulisan ‘Victoria Concordia Crescit’, tim sepak bola Inggris, Arsenal, memutuskan mengubah simbol klub. Mereka mulai membersihkan ornamen-ornamen tua yang memenuhi logo lama. Bentuk perisainya pun turut mengalami revisi. Perubahan ini sendiri didorong alasan komersial, dengan harapan lebih nyaman di benak banyak konsumen. Identitas klub Arsenal berkembang selama bertahun-tahun dan keputusan untuk merumuskan lambang baru pada tahun 2002 diambil demi merangkul masa depan dan bergerak maju di industri sepak bola. Klub yakin itu adalah waktu yang ideal guna memperkenalkan wajah baru.

Klub sepak bola melakukan re-branding, mencitra ulangkan penampakan dirinya. Langkah yang lumrah dan sepatutnya bagi pelaku industri. Maka tak mengherankan bila di ujung tahun ini, dua dekade setelah apa yang dilakukan Arsenal, sebuah merek dagang menamakan ulang dirinya. Ya, dia adalah Nuon. Perusahaan yang telah melantai di industri hiburan tanah air. Di tahun-tahun silam, Nuon muncul dalam wajah dan nama Melon. Perubahan nama tersebut mengandung beberapa alasan di belakangnya. Pertama, alasan yuridiksi. Ini menyangkut nama perusahaan serupa di Korea. Sehingga menemukan nama baru menjadi niscaya harus dilakukan.

Re-branding ini juga mempertegas langkah maju perusahaan. Melalui nama anyar ‘Nuon Digital Indonesia’, perusahaan berkomitmen memperluas visi bisnisnya. Mengonstruksi dunia digital yang menjajakan kebebasan dalam menggali kreativitas, serta membentuk keseruan di masa kini dan hari esok. Logo Nuon sendiri ditulis dengan warna biru yang diambil dari pengertian tech blue. Warna biru juga merepresentasikan harapan serta kreativitas. Huruf-huruf Nuon digurat menggunakan bentuk kotak tegas yang berkesan maskulin. Namun bagian abjad “O”-nya menyiratkan pesan nan feminin. Nama dan lambang anyar ini juga mempromosikan ketidakterbatasan (infinity), mewakili filosofi yang brand baru.

Nuon dan Keanekaragamannya

Nuon perusahaan hiburan multi konten. Di dalamnya ada games, OTT, digital musik, layanan nada sambung pribadi, digital musik karaoke, hingga event ticketing. Di ranah games, Nuon memiliki Upoint. Sebetulnya Upoint merupakan kanal penjualan voucher digital untuk berbagai produk aplikasi berbasis digital dan konten berbayar lainnya. Disana ada games, maupun layanan hiburan digital lainnya. Upoint sendiri merupakan brand yang selama ini mensuplai voucher ke banyak pihak, terutama di pangsa gamers. Seperti diketahui market gamers di Indonesia terbilang sangat besar. Dipercaya angkanya menembus 140 juta orang. Baik gamers pengguna mobile maupun desktop.

Di Telkomsel sendiri pengguna yang terhubung dengan pemakaian games sudah mencapai 70 juta users. Angka itu hampir mendekati separuh pelanggan Telkomsel secara keseluruhan. Di Nuon sendiri (saat era Melon) tidak kurang 5 juta pengguna mengonsumsi voucher game setiap bulannya. Jumlah itu mewakili 20–25% dari total market. Gambaran ini menunjukkan bahwa sebagai perusahaan Nuon lewat upoint bekerja untuk menjadi salah satu penyokong akbar taman bermain gamers Indonesia.

Mengenai hal ini, Aris Sudewo, selaku Chief Executive Officer (CEO) Nuon Digital Indonesia memiliki pendapatnya,

“Pangsa pasar yang besar itu ada di distribusi game voucher. Nah saat ini juga banyak bermunculan marketplace yang menawarkan voucher game dengan harga yang sangat bersaing. Jadi karena game ini memang secara volume besar, gamers itu gede secara transaksi, juga potensi kedepannya sangat besar, jadi semua pasti ingin mengambil segmen pasar gamers. Semua platform digital pasti minat ke arah situ.”

Selain games, musik menjadi lapak favorit yang bisa ditemukan di Nuon. Nuon membawahi Langit Musik, sebuah platform besar yang selama ini dipakai banyak pengguna. Berbeda dengan merk global yang dikenal merajai jasa musik digital, Langit Musik memiliki segmen pasar sendiri. Mereka merawat ceruk yang tak kalah besar. Top chart Langit Musik terkesan spesifik. Lagu-lagu bercita rasa tertentu. Segmen lagu-lagu non “Kelas A”. Di sana akan bertengger tembang-tembang dangdut favorit, campursari, pop daerah, dan segala bunyi-bunyian lokal yang lebih akrab di telinga kebanyakan penduduk Indonesia. Di Nuon orang bisa berdendang dan bergoyang seraya merasa ‘Indonesia sekali’.

Mungkin bagi sebagian orang ini akan mendatangkan kesan remeh, tidak ada gemerlap diva-diva global atau solois ‘bule’ yang bertengger keren di puncak daftar lagu. Tetapi dalam bisnis, pada akhirnya yang laku lah yang harus ditelateni. Bisnis bekerja untuk pencapaian, bukan perdebatan selera siapa yang lebih gemerlap. Nuon memang memposisikan diri ke segmen pendengar dengan selera tertentu. Itu sepenuhnya merupakan gestur bisnis yang logis. Langit Musik sebagai sebuah aplikasi faktanya sudah memiliki 20 juta pengunduh. Nomor satu di Indonesia. Nuon membawahi aplikasi yang kapasitas populasinya tak bisa ditengok sebelah mata.

Ada juga Tiketapasaja.com. Ia merupakan saluran distribusi dan pengelolaan tiket untuk ragam event. Fitur yang ditawarkan oleh produk ini mulai dari penjualan tiket online, penjualan tiket konvensional, dan penjualan tiket on-the-spot. Tiketapasaja juga berfungsi mengurangi terjadinya pemalsuan dan pembocoran penjualan tiket. Sesuatu yang sering terjadi dalam berbagai acara.

Tiketapasaja memulai bisnis ticketing sejak tahun 2018 dan telah mempromosikan banyak acara lokal dan internasional, mulai dari acara kecil hingga festival multi hari.

Membangun Nuon, Membangun Asa

Nuon berada di bawah payung Telkom Indonesia. Dukungan langsung dari perusahaan sekaliber Telkom tentu menjadi keuntungan tersendiri bagi Nuon. Seperti tipikal anak perusahaan Telkom Indonesia lainnya, Nuon diplot untuk bisa meluas keluar. Tidak hanya bergerak di sekitar ekosistem dari company parent-nya saja. Sebab bila hanya berputar di wilayah yang sama, akan sukar memberikan nilai tambah. Nuon sendiri melihat pendekatan ini secara optimis. Melihat industri digital tidak cuma bergerak di sekitar pasar yang dirawat company parent-nya. Nuon benar-benar berniat melayani pasar yang lebih luas. Di Nuon dibentuklah tim spesifik yang berfokus pada ekspansi ke luar.

Sebagai bisnis yang terhubung dengan BUMN, Nuon tentu saja juga mengupayakan tidak semata-mata menaruh kakinya di ranah profit oriented. Selain mengaplikasikan CSR (Corporate Social Responsibility), Nuon juga berupaya menghimpun talenta-talenta nasional. Sebagai contoh, Lokapala, salah satu game yang dikembangkan Nuon. Lokapala merupakan game karya anak bangsa. Game ini buatan putera-puteri asal Solo. Lokapala merupakan tanggapan dalam wajah lokal dari game populer Mobile Legend. Di dalam Lokapala dimasukkan unsur budaya nasional, seperti cerita lokal pewayangan, tokoh Gatotkaca dan karakter setipe.

“Di dalamnya kita beri juga karakter yg kekinian, driver online. Relate ke kehidupan sehari-sehari di Indonesia saat ini. Jadi kita harus melakukan modernisasi.”, timpal Aris Sudewo, pria yang nama belakangnya juga diambil dari salah satu tokoh pewayangan.

Keberadaan Lokapala pun ditujukan membesarkan ekosistem game nasional. Game rasa lokal ini dibangun selama 3 tahun dan baru satu tahun terakhir ini dimonetisasi. Sejauh perkembangannya, Lokapala terbukti mendapatkan sambutan baik dari masyarakat gamers Indonesia. Hingga kini sudah ada 3 juta pengunduh. Pengguna aktifnya terus tumbuh. Saat ini mereka yang memainkan game per hari ada di jumlah 50.000–70.000-an orang. Total penggunanya dalam satu bulan menembus lebih dari setengah juta pengguna. Ini merupakan statistik, yang walau belum fantastis, tapi sudah bisa menunjukkan asa besar tentang produk game lokal.

Dalam industri, pressure kerja merupakan elemen yang tak terhindarkan. Ia bagian valid guna menunjang pencapain. Perihal tekanan bisnis, uniknya tim Nuon bekerja dengan ceria. Tidak merasakan tekanan benar-benar hadir dalam keseharian kerja.

“Nggak ada sih, fun aja. Hahahaa. Enjoy-enjoy aja. Alhamdulillah-nya Nuon berada di dalam industri yang sehat. Tinggal optimalisasi dan kejar kesempatan terbuka kedepan. Ibaratnya mobil sudah jalan, udah bagus dan lari kencang. Di sini tuh emang tim nya punya satu semangat yang sama. Jadi lebih mudahlah untuk nyampein strategi perusahaan, kemudian apa yang harus dilakukan. Guyublah”, tutur Aris Sudewo berseri-seri.

Tim Nuon selama ini dikelola dengan pendekatan ala tech company modern lainnya. Mengombinasikan etos kerja keras dan kebahagiaan kerja. Setiap bulan diadakan Nuon BrandNewDay. Ini event yang esensinya serupa Town Hall Meeting. Di forum tersebut seluruh anggota tim diajak berefleksi. Menengok pencapaian yang sudah dan belum diraih. Nuon Day dilaksanakan setiap Jumat sore. Selain mengajak membahas performa kerja, acara ini juga disisipi dengan berbagai bentuk hiburan. Peserta forum boleh mengenakan kostum tematik, pun di dalamnya diisi kompetisi hiburan antar anggota tim. Ada lomba puisi, menyanyi atau berjoget. Bekerja dengan bergembira seolah menjadi plakat tak resmi tim Nuon itu sendiri.

Nuon baru saja menemukan dan memperkenalkan nama anyarnya.

Sementara pada tahun 1996, salah satu mesin pencarian dibuat oleh Larry Page dan Sergey Brin. Mereka menamakannya “BackRub”. Kira-kira tiga tahun berselang, nama tersebut diubah. Menjadi “Google”. Sekarang dunia paham, apa makna Google dalam semesta industri digital global. Raksasa. Pergantian nama kadang-kadang terkesan seperti peristiwa biasa. Tetapi tak jarang sejarah justru bertutur lain. Nama membawa asa. Melon telah berganti Nuon, bukan mustahil nama baru akan mendatangkan pencapaian akbar lain. Selamat datang Nuon! Menggebraklah!

Yuk jadi bagian dari digital talent Telkom Indonesia! Temukan kesempatannya dan apply segera di website Careers Telkom

--

--

Leap
Leap Telkom

Telkom Indonesia kembangkan banyak produk digital di bawah Leap. Temukan rangkaian cerita mendigitalisasi bangsa lewat solusi digital yang Kami hadirkan!