Tantangan Head of Product Metanesia Hadirkan Peluang bagi Produk Digital Leap Masa Depan

Leap
Leap Telkom
Published in
5 min readFeb 3, 2023
Head of Product Metanesia, Andrew Tarigan

Kehadiran metaverse merupakan salah satu bukti perkembangan teknologi komunikasi yang begitu pesat. Konsep metaverse sendiri berawal dari novel Snow Crash karya Neal Stephenson pada tahun 1992, metaverse merujuk pada dunia virtual yang ditinggali oleh orang-orang di dalamnya dalam bentuk avatar. Dunia virtual yang dibuat selayaknya dunia nyata, membuat eksplorasi metaverse menjadi sebuah tren yang digandrungi.

Lingkungan virtual yang realistis tidak lagi sekedar angan-angan teknologi masa depan, metaverse adalah bentuk masa depan itu sendiri. Metanesia merupakan metaverse yang lahir dari tangan anak bangsa, menghadirkan interaksi virtual dan pengalaman baru dalam dunia digital. Menghubungkan penggunanya dalam berbagai area interaksi digital yang luas sesuai kebutuhan. Di Indonesia, metaverse menjadi ekosistem baru untuk mengakselerasi digitalisasi di berbagai sektor. Metanesia mewujudkannya lebih awal sebagai platform untuk men-support ekosistem metaverse Indonesia. Mengartikulasi segala potensi dengan pengalaman yang lebih menyenangkan dan imersif.

Metaverse menarik banyak minat pelaku digital, begitu juga yang dirasakan oleh Andrew Tarigan, Head of Product Metanesia. Ketertarikan Andrew dalam dunia metaverse adalah bagaimana memecahkan tantangan dengan mengelaborasi dan mengkolaborasikan berbagai peluang untuk dibawa masuk ke dunia meta.

Menilik Peluang Dunia Meta

Saat ini Metanesia mengembangkan produk pada tiga area, yakni area business to business (B2B), area business to customer (B2C), dan area platform. Area B2B berfokus pada permintaan klien, area B2C berorientasi pada user/customer, dan area platform terarah pada teknologi yang digunakan.

Sebagai Head of Product pada area B2C, Andrew bersama tim memecahkan tantangan standard dari tiga aspek yaitu sisi customer, sisi bisnis, dan teknologi. Produk Metanesia berangkat dari visi yang dimanifestasikan oleh tim B2C yang terintegrasi. “Jadi gimana caranya kita berkolaborasi untuk bisa alignment visi metaverse bersamaan dengan opportunity-nya. Dimana hal itu menciptakan kerjasama lintas squad, kolaborasi, sambil mencari marketnya,” jelas Andrew.

Tujuan besar dari area ini yaitu meraih kesempatan untuk menggandeng customer Metanesia. Secara garis besar, tim B2C membangun produk yang berangkat dari hipotesa, menemukan demand market, serta menemukan segmentasi pengguna yang tepat untuk kebutuhan dan teknologi yang ditawarkan. Diperkuat dengan validasi menggunakan testing dan research. Menurut Andrew tantangan terbesar terletak pada tahapan product validation, memastikan bahwa produk sudah sesuai dengan penggunaan dan menjadi sebuah solusi bagi user, hingga akhirnya menjadi fondasi yang kuat untuk lanjut ke tahapan pengembangan.

Langkah Konkrit, Menjangkau Berbagai Sektor dengan Digital

Metanesia merupakan sebuah langkah cekatan BUMN melalui Telkom pada tahap emerging teknologi dengan visi untuk men-support ekosistem metaverse di Indonesia. Langkah ini diambil sebagai upaya membangun fondasi yang kuat antara BUMN, swasta, dan UMKM yang berdiri bersama di atas ekosistem metaverse sehingga tercipta ekonomi digital yang baru. Metanesia bertujuan membuat platform yang memungkinkan semua orang bisa membangun apapun di dunia meta.

“Visi kami, posisi Metanesia sebagai platform ekosistem metaverse di mana semua orang bisa menemukan bisnis opportunity baru di atasnya dengan memanfaatkan teknologi kami,” ujar Andrew.

Saat ini di area B2C, Metanesia menawarkan solusi berupa platform yang bisa dimanfaatkan sebagai area bersosialisasi, ikatan bisnis dan komunitas baru, interaksi yang imersif dengan kapabilitas blockchain.

Dalam area bisnis, Metanesia memungkinkan penggunanya untuk mengadakan event dan stage dengan virtual experience yang baru. berbagai fitur seperti pembuatan avatar, serta office yang memungkinkan partner untuk mengadakan virtual meeting. Tidak hanya itu, Metanesia juga dimanfaatkan sebagai training platform oleh partner, “Sebagai contoh, ketika simulasi pertambangan dilakukan di Metanesia. Pengadaan fasilitas seperti alat berat, mobil, dan mesin akan sangat terbatas apabila dilakukan secara langsung (site). Dengan adanya platform virtual, simulasi bisa dilakukan secara mudah dengan resiko rendah, semisal ketika di metaverse mobilnya tiba-tiba jatoh, ya nggak apa-apa, tinggal direset. Jadi mengurangi resiko, itu juga valid.” papar dia.

Di awal kemunculan internet, teknologi tersebut hanya digunakan bagi sebagian orang. Seiring perkembangan waktu, internet mengadopsi mass market hingga saat ini digunakan oleh semua orang. Metaverse juga memiliki tujuan yang sama, mentransformasi dunia dua dimensi menjadi dunia tiga dimensi atau interaksi yang lebih imersif dan tanpa batas.

Inovasi yang dibangun pada teknologi tidak lepas dari ide-ide yang bermunculan dari passion orang-orang di dalamnya. Sejak SMA, Andrew sudah tertarik pada dunia kreatif dan mewujudkan cerita virtual dimana orang menggemari konsep “fantasi”. Setiap cerita pun tentunya diangkat bersamaan dengan value dan edukasi yang bermanfaat bagi orang banyak. Setelah lulus perkuliahan, Andrew membangun karir di industri kreatif. Bereksplorasi dengan animasi, perfilman, dan storywriting. Bahkan cerita animasi pernah ia garap, tentu ini menjadi value tersendiri! Dalam salah satu project yang ia kerjakan, Andrew menjelajahi berbagai daerah di Indonesia seperti Papua, Kalimantan, Bali, dan lain-lain untuk mendokumentasikan value Indonesia yang diangkat ke dalam sebuah cerita animasi.

Andrew mengawali perjalanannya di Telkom pada tahun 2016. Sebelum berkecimpung di Metanesia, Andrew telah berkarir di beberapa produk entertainment Telkom seperti GameQoo, UseeTv Go, Indibox, hingga Hoobex. Selama di Metanesia, task pertama Andrew adalah membuat konser dengan experience metaverse yang tentunya sebuah hal baru, banyak tantangan yang dihadapi termasuk segala keterbatasan pada saat itu. Andrew dan tim berhasil mengeksekusi konser metaverse experience yang tidak biasa.

“Ketika itu berhasil diwujudkan atas segala keterbatasan, bisa membuat orang tersenyum lalu bertepuk tangan, di situlah kepuasan pribadi saya,” ungkap Andrew.

Metanesia telah hadir sejak tahun 2022 dengan beberapa fase yang dilewati. Di fase pertama pada bulan Juli, Metanesia meluncur dengan tujuan awal membangun eksistensi. Selanjutnya, Metanesia berfokus pada pengembangan produk dan menarik pengguna. Di tahun 2023, Metanesia mengambil langkah maju dengan menghadirkan produk yang memiliki value dan nyaman digunakan, sehingga Metanesia mencapai tujuan scale-up untuk mencapai mass market terutama di area B2C.

Ruang Eksplorasi Membangun Dunia Digital melalui Telkom

Sebagaimana Metanesia yang memungkinkan eksplorasi dan kebebasan ekspresi tanpa batasan, Andrew pun merasakan hal yang sama saat berada di Telkom. Jiwa idealis Andrew tak terkekang, visi Andrew cerah tidak sebatas industri kreatif saja. Metanesia membuka ruang baru bagi role-role baru yang mewadahi talent digital seperti 2D illustrator environment dan programmer unity.

“Jangan berhenti bermimpi, bermimpilah setinggi langit karena di metaverse itu segala kemungkinan tidak ada batasan,” pesan Andrew. (jes)

Mau menjadi bagian dari digital talent Telkom Indonesia dan berkontribusi dalam membangun produk digital seperti Andrew? Inilah saatnya! Persiapkan dirimu dan temukan peluangnya di Careers Telkom.

--

--

Leap
Leap Telkom

Telkom Indonesia kembangkan banyak produk digital di bawah Leap. Temukan rangkaian cerita mendigitalisasi bangsa lewat solusi digital yang Kami hadirkan!