Where Is The Love?

Albilaga Linggra Pradana
Life
Published in
3 min readJan 11, 2017

But if you only have love for your own race
Then you only leave space to discriminate
And to discriminate only generates hate
And when you hate then you’re bound to get irate, yeah

Jika kita hanya mencintai kaum atau yang sama dengan kita saja, maka yang akan terjadi hanyalah pengotakan-pengotakan. Aku kaum A, kamu kaum B, seakan kita ini berbeda. Sehingga timbullah diskriminasi. Dari diskriminasi lahirlah kebencian. Jangan sampai kejadian seperti Tragedi Mei 1998 terjadi lagi di Indonesia.

Makin’ wrong decisions, only visions of them dividends
Not respectin’ each other, deny thy brother
A war is goin’ on but the reason’s undercover

Perang terjadi di mana-mana. Syria, Palestina, dan negara-negara Timur Tengah lainnya. Tapi kita tetap masih belum tahu alasan sebenarnya dari perang ini. Apa benar yang kita baca itu adalah alasan sebenarnya terjadi perang???

I feel the weight of the world on my shoulder
As I’m gettin’ older, y’all, people gets colder
Most of us only care about money makin’
Selfishness got us followin’ the wrong direction

Semakin kita tua, kita menjadi semakin egois. Kita hanya peduli dengan diri kita sendiri, bagaimana cara kita bisa menghasilkan uang. Uang membuat kita egois, membuat kita lupa tentang diri kita, membuat kita lupa tentang akhlak yang sudah diajarkan oleh orang tua kita sejak kecil.

Wrong information always shown by the media
Negative images is the main criteria
Infecting the young minds faster than bacteria
Kids wanna act like what they see in the cinema

Tidak bisa kita pungkiri media merupakan sarana penyebaran informasi paling cepat saat ini. Sayangnya berita di media lebih didominasi oleh berita negatif yang mudah membuat kita depresi, skeptis, dan pesimis dengan hidup ini. Menurut penelitian dari BBC, kita memang lebih cepat menanggapi berita negatif daripada berita positif. Jadi sebenarnya adalah kita sendiri yang lebih suka untuk melihat lebih banyak berita negatif daripada berita positif. Dengan lebih banyak kita membaca berita negatif, pikiran kita akan terbentuk menjadi negatif juga dan tanpa sadar kita juga akan menyebarkan sisi negatif ini ke teman-teman kita, anak-anak kita, dll…

Yo’, whatever happened to the values of humanity
Whatever happened to the fairness and equality
Instead of spreading love we’re spreading animosity
Lack of understanding, leading us away from unity

Jadi apa yang terjadi dengan nilai-nilai kemanusian? Perang, diskriminasi, genosida masih terjadi sampai sekarang.
Jadi apa yang terjadi dengan keadilan dan persamaan? Seorang pencuri sandal seharga Rp. 20.000 dengan cepat dijatuhi hukuman penjara sesuai dengan ketentuan Pasal Kitab Undang-Undang Pidana, dengan alasan tekstual karena si pencuri terbukti memenuhi unsur pencurian. Tapi coba lihat bagaimana dengan pencuri uang milik negara sebanyak 20 miliyar. Prakteknya, sulit sekali dia dikenai hukuman setimpal.

People killin’, people dyin’
Children hurt and you hear them cryin’
Can you practice what you preach?
Or would you turn the other cheek?

Anak kecil Palestina yang menangis di dekat rumah yang hancur di Jaballa (sumber)

Anak-anak menangis. Orang-orang dibunuh. Apa yang sudah kita lakukan? Apakah kita sudah melakukan apa yang selalu kita ceramahkan di media sosial setiap hari? Ataukah kita melakukan itu hanya agar terlihat keren saja?

’Cause people got me, got me questionin’
Where is the love (Love)

’Cause people got me, got me questionin’
Where is the love (Love)

Where Is The Love (sumber)

--

--