Dari Animal Welfare ke Isu Sexual Abuse. Perkenalkan Nabila Aulia Program Officer Campaign dan Mimpinya untuk Dunia yang Lebih Baik
Apa yang ada di pikiranmu kalau mendengar kata program officer? Membuat program-program? Project? Event seru? Dan pastinya masih banyak yang terlintas. Menjadi seorang program officer memang memiliki tantangan tersendiri, bagaimana harus membuat program yang menarik untuk tujuan-tujuan tertentu, sampai menggait customer baru. Begitu pula yang dilakukan oleh Nabila Aulia program officer Campaign yang sudah melalui pasang surut beragam program-program yang sudah dibuatnya bersama tim.
Kenalan yuk, dengan Nabila Aulia seorang program officer di Campaign yang selain sibuk bekerja Nabila juga aktif mengelola usahanya bersama teman-teman di Instagram Anak Jajan Bintaro. Bermula karena hobi makan sampai akhirnya senang membuat review makanan. Ternyata keisengan ini didukung oleh keluarga Nabila untuk bisa mengembangkan platform Anak Jajan Bintaro. Ditambah menurut Nabila, platform review ini bisa membantu UMKM terlebih ketika pandemi COVID-19 kemarin melanda.
Setelah review banyak makanan jangan lupa olahraga. Soalnya Nabila punya hobi jogging. Yang berawal dari ajakan ayahnya, yang makin ke sini ternyata jogging jadi momen healing tersendiri buat Nabila. Kayaknya kalau kamu ketemu Nabila, bakal diajak jogging nih, sambil kulineran.
Kalau tadi jogging, beda lagi dengan isu sosial ini yang sudah punya perhatian khusus buat Nabila dari kecil yang dekat dengan binatang apalagi kalau bukan isu animal welfare. Ia bermimpi memiliki animal rescue dan membantu binatang yang perlu bantu di jalan. Nabila terinspirasi dari salah satu akun NGO animal rescue yang ia follow di Instagram. Ia masih ingat dulu kecil pernah punya itik dan bebek, dan juga kucing yang ia namakan Monyil. Sampai-sampai dia pernah berkhayal punya perusahaan sendiri dengan nama kucingnya. Duh, gemes banget, ya.
Selain itu, di sela-sela kesibukannya juga Nabila selalu mencari tahu informasi mengenai kasus kekerasan atau pelecehan seksual yang terjadi di ranah pesantren. Miris sekali kejadian ini masih terus terjadi di dunia pendidikan terlebih pesantren merupakan ranah pendidikan keagamaan yang mana banyak pelajar di sana yang benar-benar ingin belajar agama bukan untuk menjadi korban pelecehan atau kekerasan seksual. Menurutnya adanya relasi kuasa antara korban dan pelaku, menjadi salah satu faktor kenapa tragedi ini terus berulang. Terlebih tidak adanya tempat aman untuk korban melapor ketika tragedi ini terjadi.
Oleh karena itu, dengan isu yang Nabila fokuskan di atas. Dunia yang lebih baik menurutnya adalah di mana kita semua bisa terus mengedukasi diri menjadi lebih baik. Memberikan perhatian dengan apa yang tengah kita khawatirkan. Menjaga komunikasi dengan seseorang yang beda latar belakang juga menjadi kunci agar perubahan itu terjadi tanpa menciptakan konflik.
“ Edukasi ke diri sendiri itu jadi kunci. Semudah baca-baca informasi yang kredibel dan repost info/news di media sosial yang bukan hoax contohnya, itu udah kasih akses ke masyarakat terkait info-info yang berkualitas.”
Di keseharian Nabila yang terus menciptakan dunia yang lebih baik menurut versinya tentu ada beragam tantangan yang dihadapi. Salah satu tantangan yang harus ia hadapi adalah keraguan dalam diri. Kalau sudah begini ia hanya mencoba mengingatkan ke diri sendiri untuk terus bekerja keras dulu untuk memenuhi kebutuhan dasar, demi terwujudkan mimpi-mimpi dunia yang lebih baik lainnya. Seperti banyak pepatah bilang, nggak ada proses yang mengkhianati hasil.
Banyak inspirasi dari cerita dunia lebih baik versi Nabila, ya. Jadi apa dunia yang lebih baik versi kamu?
#ForABetterWorld
See more stories for a better world, here!
