Inovasi Digital “Mandiri Pintar”, Permudah proses Kredit UMKM

Mandiri Digital
Mandiri Digital
Published in
4 min readJul 28, 2020

Pandemi Corona Virus Disease-19 (Covid-19) yang telah melanda banyak negara di dunia, termasuk di Indonesia, bukan sekedar menyisakan persoalan penanganan kesehatan. Lebih jauh dari itu, imbas pandemi secara perlahan mempengaruhi kehidupan sosial ekonomi masyarakat.

Kebijakan pembatasan interaksi sosial, mobilitas orang dan barang, telah menimbulkan dampak yang tak sedikit bagi perekonomian nasional. Para pekerja harus rela pendapatannya mengalami penyesuaian, dunia usaha terpojok akibat daya beli masyarakat yang ambles. Pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) pun ikut merasakan dampaknya, omset menyusut dan cashflow tersendat.

Untuk menggerakkan UMKM kembali bangkit keluar dari tekanan pandemi, salah satu solusinya adalah memberikan dukungan pembiayaan dengan proses yang cepat dan efisien. Di sini dibutuhkan sentuhan digitalisasi dalam proses pengajuan kredit bagi segmen UMKM.

“Percuma kalau pemberian bantuan atau kredit itu butuh waktu yang lama, para pengusaha kecil keburu ‘mati’ dan menutup usahanya. Karena itu, pencairan kredit harus cepat dan tersalurkan dengan baik. Ini semua untuk menggerakkan roda perekonomian,”

Ujar Presiden Joko Widodo dalam Rapat Kabinet Paripurna, beberapa waktu lalu.

Mengantisipasi hal ini, Bank Mandiri pada akhir bulan lalu meluncurkan aplikasi Mandiri Pintar (Pinjaman Tanpa Ribet). Mandiri Pintar menjadi inovasi perseroan dalam mendigitalisasi pengajuan kredit mikro produktif agar dapat menggairahkan bisnis di segmen UMKM.

Melalui aplikasi ini, tenaga pemasar kredit mikro dapat langsung memproses pengajuan kredit, cukup via gawai (smartphone) kepada nasabah dalam waktu yang lebih cepat. Prosesnya hanya dibutuhkan 15 menit, setelah tenaga pemasar mengajukan data debitur melalui Mandiri Pintar. Aplikasi ini juga dapat melayani pengajuan kredit mikro produktif baru maupun top up kredit mikro produktif eksisting.

Alfian, seorang Mandiri Kredit Sales (MKS) yang bertugas di Pasar Cipete Jakarta mengungkapkan, aplikasi Mandiri Pintar memberi banyak keuntungan, baik dari sisi karyawan Bank Mandiri yang bertugas untuk terus meningkatkan jumlah penyaluran kredit, dan bagi nasabah penerima kredit.

“Sebelum ada Mandiri Pintar, proses yang harus dilakukan oleh MKS adalah mencari nasabah mulai dari menyebar brosur, memberikan penjelasan jenis kredit yang bisa diperoleh nasabah, wawancara, melihat kelayakan usaha, BI checking dan jaminan usaha,”

Apabila semua syarat administrasi yang dibutuhkan sudah lengkap, lanjut Alfian, proses pencairan kredit hingga approval bisa menghabiskan waktu paling cepat satu minggu hari kerja. Bahkan waktu yang diperlukan bisa lebih panjang, jika dibutuhkan tambahan atau syarat yang diperlukan belum lengkap. Beberapa syarat yang diperlukan antara lain; fotokopi KTP (jika pasangan suami-isteri dibutuhkan foto copy keduanya), fotokopi buku nikah, fotokopi Kartu Keluarga, NPWP dan foto copy jaminan. Dan setelah itu, belum lagi agen MKS sebagai sales harus melakukan cross check datanya.

Alfian melanjutkan, sebenarnya untuk pinjaman di bawah Rp25 juta bisa dilakukan tanpa memberikan jaminan, asal data-data lengkap dan benar, sedangkan untuk kredit di atas Rp25 juga diperlukan jaminan. Jaminannya beragam, mulai dari BPKP kendaraan bermotor. Kalau jaminan berupa BPKB, menurut Alfian, prosesnya bertambah lagi, karena harus ke Kantor Kepolisian Daerah (Polda) untuk melakukan verifikasi. Belum lagi dirinya harus melakukan BI checking karena harus mengetahui calon debitur apakah memiliki pinjaman lain atau tidak, dan bermasalah atau tidak.

Setelah semua persyaratan lengkap, lanjut Alfian, maka seorang sales akan meminta waktu kepada calon debitur untuk bertemu dengan membawa syarat dan kelengkapan hasil verifikasi dari Polda, Notaris (untuk melihat keaslian jaminan sertifikat), verifikasi dari Dukcapil (untuk KTP suami dan isteri).

Baru kemudian bertemu kembali dengan calon peminjam, lalu dimulai proses wawancara, tentang kesiapannya membayar cicilan, bunga dan sebagainya. Kalau sudah oke dan bersedia, berkas pengajuan dibawa ke pimpinan cabang untuk proses approval, baru kemudian pinjaman dapat dicairkan. Proses ini paling cepat bisa delapan hari, tutup Alfian. Untuk model seperti ini, dalam satu bulan biasanya seorang sales hanya bisa mendapatkan nasabah paling banyak delapan orang, itupun sudah mondar-mandir sana sini.

Kini, kerumitan dalam proses pengajuan kredit itu sudah dapat diatasi dengan aplikasi Mandiri Pintar. Dengan aplikasi ini, proses yang dibutuhkan hanya berkisar antara 5–10 menit saja, pinjaman sudah bisa ditransfer ke rekening pemohon kredit.

Berdasarkan pengalaman yang terjadi belum lama ini, Alfian mengungkapkan untuk top up kredit nasabah waktu yang diperlukan untuk verifikasi hingga approval tidak sampai 5 menit, jika semua persyaratan yang diperlukan sudah masuk dalam database Bank Mandiri dan tentu saja kualitas jaringan yang bagus.

Karena untuk top up, Alfian sudah mempunyai data-data nasabahnya di dalam aplikasi Mandiri Pintar, jadi tinggal diajukan dan di-approved saja. Lalu, beberapa menit kemudian dana sudah bisa cair dan diterima langsung di rekening nasabah.

Untuk pengajuan baru, waktu yang diperlukan juga hanya 10–15 menit, sudah meliputi verifikasi calon nasabah. Kemudahan dan kecepatan ini, merupakan inovasi yang dilakukan oleh Bank Mandiri sejalan dengan kebutuhan masyarakat di era digitalisasi layanan saat ini. Masyarakat kini dapat melakukan berbagai kebutuhan transaksi perbankan dari ujung jari, cukup melalui smartphone, dengan tetap memegang teguh prinsip kehati-hatian.

Kecanggihan, kemudahan dan kecepatan proses pemberian kredit yang dilakukan oleh Bank Mandiri juga sudah dirasakan manfaatnya oleh para pelaku UMKM. Alfian mengaku seorang nasabahnya — yang dulunya berjualan sandal karet dan kulit di emperan pasar Cipete — kini berhasil memiliki kios dan masuk dalam situs e-commerce besar.

Dia bercerita kalau dulu awalnya nasabah tersebut hanya meminjam Rp2 juta saja, karena skala bisnisnya hanya cukup mendapat tambahan modal sebesar itu. Baru-baru ini, nasabah tersebut sudah melakukan top up pinjaman Bank Mandiri melalui Alfian, yakni sebesar Rp200 juta dengan tenor hanya dalam 2 tahun. Alfian mengatakan nasabah tersebut berani karena omset dari penjualan daring telah menembus Rp100 juta per bulan.

Tak hanya memudahkan dalam proses pengajuan kredit, Mandiri Pintar juga memacu para tenaga pemasarnya (sales) untuk produktif, bekerja lebih giat dan keras. Berkat dukungan teknologi, tenaga pemasar mendapat kemudahan untuk mencari nasabah baru dalam jumlah yang telah ditentukan.

“Sales menjadi tertantang untuk memperoleh nasabah yang lebih banyak lagi. Ini berdampak langsung pada pendapatan yang diperoleh tiap akhir bulan,”

--

--