Perlukah Akselerasi Transformasi Digital di Era Pandemi Covid-19?

Hery Gunardi
Mandiri Digital
Published in
5 min readAug 3, 2020

Kini, seluruh dunia terdampak oleh pandemi Covid-19. Virus Corona membuat 14 juta lebih manusia di dunia terpapar, memporakporandakan kegiatan ekonomi, mendisrupsi bisnis dan industri, juga kebiasaan-kebiasaan kita. Virus tersebut menjadi penyebab krisis kesehatan dan ancaman resesi ekonomi global. Salah satu cara meminimalisir disrupsi adalah dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.

Karena istilah New Normal di Indonesia atau New Reality di banyak negara sebetulnya merupakan disrupsi yang dipercepat. Disrupsi teknologi, disrupsi digitalisasi pola transaksi, disrupsi metode edukasi dan diskusi, disrupsi bidang transportasi, hingga disrupsi atas gaya hidup pribadi. Pemerintah, pelaku usaha dan masyarakat harus cepat beradaptasi dalam menghadapi perubahan sebagai dampak dari Covid-19 melalui akselerasi transformasi digital

“Transformasi digital adalah proses dan strategi menggunakan teknologi digital untuk secara drastis mengubah proses bisnis dan pelayanan yang akan berdampak pada peningkatan produktivitas.”

Khusus di industri perbankan, dari teknologi hingga kompetisi baru untuk memenuhi ekspektasi konsumen, perbankan harus melakukan transformasi jika tidak ingin tenggelam dalam situasi lembaga finansial yang tidak menguntungkan.

Tahun 2020 adalah momen yang krusial dalam melakukan lompatan besar seperti penerapan strategi digitalisasi sehingga lebih modern secara teknologi, dan lebih gesit secara operasional. Apalagi di tengah pandemi Covid-19 ini, perbankan diharapkan dapat tetap dominan dalam ekosistem yang berkembang pesat.

Sangat adaptif, selalu bertransformasi, fleksibel dan tidak takut keluar dari zona nyaman adalah jurus yang selama ini dilakukan oleh Bank Mandiri dalam menghadapi situasi seperti saat ini. Terbiasa menghadapi perubahan yang cepat, Bank Mandiri sebagai organisasi keuangan sejak tahun 1999 telah menerapkan transformation mindset dalam business modelling-nya. Hal ini penting untuk dilakukan agar dapat selaras dengan dunia yang terus berputar, semakin terbuka, volatile, ketidakpastian yang tinggi, serta kompleksitas yang besar.

Dalam konteks digitalisasi layanan perbankan, aspirasi Bank Mandiri untuk menjadi modern digital bank dilakukan dengan penerapan 3-pronged strategy, yaitu: Digitize Internal proses, Modernize Channels, dan Leveraging Digital Ecosystem. Dengan tujuan untuk memberikan layanan yang handal dan simple bagi seluruh stakeholder Bank Mandiri.

Contactless dan cashless adalah dua perubahan, behaviour baru yang terjadi pada konsumen perbankan sebagai bentuk kepatuhan terhadap penerapan physical distancing di saat new normal seperti sekarang. Bank Mandiri menanggapi perubahan ini dengan memaksimalkan transaksi keuangan secara online. Dampaknya pada organisasi dan business model adalah dengan melakukan redesain pada business process, mulai dari credit approval, loan factory hingga customer interaction. Terbiasa adaptable, Bank Mandiri pun lebih kreatif memanfaatkan momentum dalam menerapkan pola bisnis baru dan interaksi dengan customer. Inilah realisasi dari digitize internal process.

Di sisi lain, semua channel distribusi beralih ke digital (Modernize Channels). Produk dari inisiatif Modernize Digital Channel yang terbaru adalah Online Onboarding melalui join.bankmandiri.co.id. atau melalui QR Code. Nasabah dapat membuka rekening tabungan kapanpun dan di manapun menggunakan smartphone, tanpa perlu download aplikasi.

Adapun upaya membangun ekosistem ekonomi digital sebagai bagian dari Leveraging Digital Ecosystem, diwujudkan Bank Mandiri dalam inisiatif open banking. Open banking pada dasarnya adalah kerjasama antara Bank Mandiri dengan e-commerce dan fintech. Salah satu realisasi dari open banking dengan e-commerce adalah kemitraan dengan dengan Tokopedia, Bukalapak dan start up lainnya. Bank Mandiri nanti akan mengambil peran sebagai penyedia kredit modal kerja untuk para pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang memiliki lapak di e-commerce tersebut. Jadi bila pelaku UMKM yang ada di Tokopedia tersebut membutuhkan modal kerja, mereka bisa mengajukannya ke Bank Mandiri. Scoring system-nya sedang dimatangkan.

Ekosistem Digital

Ke depannya, akses calon partner terhadap layanan Bank Mandiri akan semakin terbuka karena Bank Mandiri akan merilis berbagai layanan finansial andalnya untuk diakses melalui mandiri API Portal. Bank Mandiri pun menyadari, ekosistem digital ini dapat tumbuh maksimal dengan mengedukasi nasabah dan calon nasabah dalam memanfaatkan teknologi.

Berpacu dengan waktu, Bank Mandiri mengembangkan kapabilitas digital hingga level yang mumpuni. Di antaranya melahirkan Mandiri Online dengan fitur terbaru. Beberapa sentuhan upgrade di Mandiri Online dilakukan untuk meningkatkan performa seperti top up untuk kredit super mikro (KSM). Dengan satu aplikasi dalam genggaman, Mandiri Online hadir sebagai mobile banking yang menyediakan fitur pembayaran serba lengkap. Nasabah dapat dengan mudah mengakses informasi rekening tabungan, kartu kredit, maupun pinjaman personal. Pembukaan rekening Mandiri tabungan rencana dan deposito juga dapat dilakukan dalam genggaman melalui Mandiri Online.

Di samping fitur top up dan update saldo Mandiri e-money, Mandiri Online terbaru juga menghadirkan fitur pendaftaran autodebet untuk pembayaran iuran BPJS Kesehatan dan pembuatan kode billing untuk pembayaran pajak. Tujuan utamanya adalah untuk menyajikan solusi praktis untuk masyarakat Indonesia dalam melakukan pembayaran iuran BPJS dan pemenuhan kewajiban membayar pajak. Selain itu, kehadiran fitur ini juga merupakan bentuk dukungan kami terhadap program pemerintah seperti jaminan kesehatan nasional melalui BPJS serta peningkatan penerimaan negara melalui pembayaran pajak.

Pengembangan Mandiri Online tidak sampai di sini. Ke depannya Mandiri Online akan semakin lengkap dengan inovasi-inovasi baru lainnya. Beberapa contoh yang sedang dipersiapkan adalah fitur pembayaran dengan menggunakan QRIS dan fitur pendukung untuk nasabah pengguna kartu kredit dan debit Mandiri. Dengan demikian, Mandiri Online hadir sebagai wujud nyata aplikasi yang terintegrasi.

Jika melihat kemampuan yang dimiliki saat ini, maka Mandiri Online to some extent sebenarnya sudah bisa dikategorikan sebagai super apps. Sebagian besar fungsi inti perbankan yaitu save money, borrow money, move money dan grow money sudah didukung oleh fitur-fitur di Mandiri Online.

Namun demikian, pengembangan mobile banking Bank Mandiri akan terus dilakukan secara kontinu. Ke depannya juga terus dibenamkan fitur-fitur lain yang baru dan inovatif agar mobile banking kami dapat selalu hadir sebagai solusi yang mempermudah nasabah dalam memenuhi kebutuhan finansialnya sehari-hari. Memang tidak sekedar membalikkan tangan untuk membuat bisnis model yang core-nya secara digital, tetapi roadmap nya sudah siap.

Saat ini pengguna aktif aplikasi Mandiri Online mencapai lebih dari 3,6 juta pengguna, tumbuh 62 persen (yoy) pada kuartal satu 2020. Dari jumlah tersebut, nilai transaksi yang terjadi mencapai Rp 229,5 triliun. Mandiri sudah mempersiapkan berbagai strategi, baik di segmen wholesale, UMKM maupun untuk menjadi modern digital bank sebagai langkah antisipasi dalam menghadapi kompetisi yang semakin tak berbatas.

Semua upaya dan terobosan yang dilakukan tersebut, tentunya sebagai langkah adaptif dan transformasi dalam memenuhi ekspektasi pelanggan, sejalan dengan akselerasi disrupsi teknologi digital di era normal baru.

“Kemampuan adaptasi terhadap new banking ecosystem di masa pandemi sangat diperlukan untuk dapat mengoptimalkan peluang dari kondisi tersebut.”

--

--

Hery Gunardi
Mandiri Digital

Vice President Director at Bank Mandiri Persero Tbk