Membangkitkan Peradaban Pasca Bencana

Sisi Lain Program Wakaf Masjid untuk Lombok dan Palu

Shirvano Consulting
Life at Shirvano
2 min readApr 9, 2019

--

Berada di atas ring of fire dan dikelilingi oleh berbagai patahan dan pertemuan antar lempeng bumi, menjadikan Indonesia mau tidak mau harus hidup bersama beragam fenomena alam. Bahkan di beberapa daerah, gempa bumi, letusan gunung api, gelombang tinggi air laut, seakan menjadi “makanan” sehari-hari.

Tahun 2018 yang lalu, menjadi tahun yang cukup berat bagi Indonesia. Berdasarkan catatan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hingga 14 Desember 2018, negeri ini dihujani bencana sebanyak 2.436 kejadian — yang didominasi oleh longsor, banjir, dan puting beliung. Namun, bencana paling banyak memakan korban pada tahun tersebut adalah gempa bumi dan tsunami[1].

Data diambil dari http://dibi.bnpb.go.id/ pada tanggal 9 April 2019

Lombok dan Palu menjadi wilayah yang cukup parah baik bencana yang terjadi maupun korban dan kerugian yang ditimbulkan. Asosiasi Asuransi Umum Indonesia menyebutkan klaim asuransi dari bencana yang terjadi di dua lokasi tersebut mencapai angka 1,17 triliun[2]. Angka tersebut diperoleh dari berbagai jenis klaim mulai dari kredit, korban meninggal dunia, dsb.

Tim Shirvano Consulting bersama dengan Persatuan BMT Indonesia memilih untuk turut membangkitkan semangat dua daerah tersebut, melalui program wakaf masjid. Tim Shirvano berperan sebagai desainer sekaligus pengawas pembangunan masjid.

Dengan mengerahkan tenaga ahli arsitek dan sipil (Amardani, Ghozy, Ibrahim, Addin, dan Dika), kami menggerakkan masyarakat setempat untuk bahu-membahu bangkit dan mewujudkan kembali surau-surau mereka yang luluh lantah akibat bencana.

Dokumentasi Amardani [3]

Langkah awal dimulai dari menyiapkan desain dan mempresentasikannya pada acara Silaturahim Nasional PBMT Indonesia (6–8/11/2018), dimana sekaligus hadir juga beliau Menteri Koperasi dan UMKM Republik Indonesia, Bapak Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga, dan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan. Pada pertemuan tersebut pula, langsung terkumpul dana 1 miliar yang sekarang digunakan untuk membiayai seluruh kebutuhan pembangunan masjid. Hingga saat ini, total 3 musholla dan 1 masjid sedang dalam proses transformasi dari gambar menuju wujud bangunan di tanah bencana.

Bagi kami, proyek ini bukan proyek konstruksi biasa. Di dalamnya lebih dari sekadar gambar, angka, ukuran, dan biaya. Proyek ini adalah proyek kemanusiaan, yang memberikan kami banyak pelajaran tentang hidup bersama bencana. Kami juga yakin inisiasi kecil kami ini dapat membangkitkan semangat warga setempat untuk memulai kembali jaya peradaban mereka, dimulai dari meningkatkan kekuatan batin dan spiritual.

Ditulis oleh: Rizkiana Sidqi

[1] Dilansir dari laman https://www.bbc.com/indonesia/majalah-46691586 yang diakses pada 9 April 2019 pukul 15:50

[2] Dilansir dari laman https://www.bbc.com/indonesia/majalah-46691586 yang diakses pada 9 April 2019 pukul 15:49

[3] Gambar diambil dari https://www.instagram.com/p/Bp3aKD-nrt1/?utm_source=ig_web_copy_link

--

--