Mengecilkan Ruang

Sharing Session #2 bersama Christopher Farrel

Shirvano Consulting
Life at Shirvano
5 min readFeb 3, 2020

--

Pada tanggal 9 Januari 2019, Tim Shirvano berkesempatan untuk mendapatkan ilmu dari Christopher Farrel (CEO Kecilin.id). Diskusi dilakukan di Ruang Meeting Shirvano Space.

Introduction

Banyak manusia paham bahwa asal mula seluruh manusia di semesta ini adalah adam dan hawa. Namun, tak banyak yang kemudian menginterpretasikan lebih lanjut fakta tersebut. Christopher Farrel Milenio Kusuma adalah salah satu dari sedikit orang yang berhasil membuat analogi dan karya dari sepenggal kalimat tersebut.

Sepenggal kalimat yang membuat miliaran manusia di bumi ini nyatanya hanya menginterpretasikan gen dua insan, yakni adam dan hawa tersebut, membuatnya berpikir bahwa hal yang sama juga terjadi pada miliaran data di dunia ini. Miliaran data yang ada di dunia juga hanya diinterpretasikan dengan dua bilangan biner yakni 0 dan 1. Hal inilah yang kemudian membuat siswa yang saat itu berada di kelas X SMA N 8 Yogyakarta tersebut menerima invitation dari Google untuk mempresentasikan temuannya ke kantor pusat Google di California, Amerika Serikat.

Sumber: Dokumentasi Shirvano

Success story ini bermula dari kegagalannya dalam seleksi penelitian di sekolah yang pernah diikuti. Saat itu, penelitian Farrel gagal dan mengalami penolakan sebanyak 11 kali, hingga kemudian ia memutuskan untuk meng-upload temuannya ke github.com yang membuat Google dapat mendeteksi penelitian tersebut. Singkat cerita akhirnya, Farrel diminta untuk presentasi mengenai Data Compression using EG and Neural Network Algorithm for Lossless Data di California, Amerika Serikat.

Pada saat itu, Farrel merupakan peserta konferensi termuda dan satu-satunya peserta konferensi yang berasal dari kawasan Asia Tenggara. Setelah presentasi berlangsung dilanjutkan dengan sesi tes berkedok diskusi. Setelah itu Farrel mendapat surat penerimaan dirinya sebagai tim inti Google.

Bergabungnya Farrel dengan Google dimulai di bagian Research and Development (RnD) Google. Seiring berjalannya waktu, keahliannya kemudian dipindahkan ke bagian image compression Google.

What Makes Google, Google?

Ada banyak pengalaman dan pembelajaran yang Farrel peroleh ketika ia menjadi tim Google. Salah satunya adalah Google selalu berupaya menjaga mood karyawannya dengan mewajibkan setiap karyawan untuk mengambil SKS (Satuan Kredit Semester) kelas pengembangan diri. Ada banyak SKS yang ditawarkan seperti kelas salsa, kelas masak, kelas yoga dan sebagainya. Farrel memilih untuk mengambil kelas yoga.

Selain itu, secara geografis, luas kantor pusat Google setara dengan luas Kota Yogyakarta. Beberapa perusahaan media sosial lain seperti Facebook, lokasi kantornya bersisian dengan Google sehingga hal ini memudahkan aksesibilitas untuk menjalin komunikasi dan diskusi. Salah satu kekurangan di Google adalah kualitas air yang buruk, California tercatat sebagai salah satu kota dengan kualitas air terburuk di dunia, sehingga Google menerapkan pembatasan intensitas mandi bagi karyawannya.

Menurut Farrel, ada empat hal yang membuat Google bisa menjadi Google seperti sekarang yaitu:

  1. Founder
    Founder
    Google berupaya memastikan adanya keselarasan tujuan (goal congruence) antara C-level dengan karyawan di berbagai level manajemen.
  2. Talent
    Google berupaya membuat kantor se-ceria mungkin sebagai upaya menyeimbangkan mood pegawai yang sehari-hari hanya berinteraksi dengan komputer atau laptop.
  3. Memanusiakan manusia
    Google berupaya memanusiakan manusia dengan menawarkan berbagai macam kelas wajib seperti kelas yoga, kelas salsa dan kelas memasak.
  4. Gaji
    Google tercatat sebagai perusahaan dengan rate gaji tertinggi di Amerika Serikat.

Pulang dan Berkarya untuk Indonesia

Setelah satu tahun bekerja di Google, Farrel memutuskan untuk kembali ke Indonesia dan melanjutkan studinya di SMA N 8 Yogyakarta di kelas XII.

Kembalinya Farrel ke Indonesia bukan tanpa alasan. Ia menyadari sekeras apapun ia bekerja di Google, semua karyanya akan menjadi milik Google. Setelah resign dari Google, ia mendapatkan free scholarship di Stanford University, Amerika Serikat. — Jadi, di Google ada kebijakan yang memberikan kesempatan bagi setiap anak muda yang internship di Google di usia 18 tahun ke bawah akan mendapatkan Letter of Acceptance (LoA) ke Stanford University.

Setelah lulus SMA Farrel sempat melanjutkan kuliah di jurusan Ilmu Komputer, Fakultas MIPA, UGM namun baru beberapa kali mengikuti pertemuan di kelas, ia memutuskan untuk drop out.

Merintis Kecilin.id

Farrel memulai Kecilin.id bekerja sama dengan ayahnya. Upaya merintis kecilin.id dimulai ketika Farrel mengikuti program Wirausaha Muda Mandiri (WMM) tahun 2018 dan mendapat kategori Best of The Best.

Bisnis utama Kecilin.id adalah membuat aplikasi pengompresan data. Misalnya, dari yang awalnya data berukuran 3 Tera menjadi 6 MB tanpa mengubah kualitas. Padahal ZIP baru bisa mengubah 50%-nya. Untuk kualitasnya sendiri pernah dibuktikan oleh Oracle, sebuah perusahaan developer IT yang berada di RedWood City, California.

Budaya di Kecilin.id

Di Kecilin.id, dikembangkan budaya perusahaan yaitu FAITH yang terdiri dari 5 elemen sebagai berikut

  1. Fast: Bergerak cepat, jika ada tugas segera dikumpulkan sehingga jika salah bisa langsung direvisi, dan tidak perlu menunggu deadline.
  2. Ask why: Kecilin.id berusaha untuk mengembangkan sikap skeptis pada diri karyawannya, dengan selalu menanyakan — mengapa harus membuat ini, mengapa harus melakukan ini.
  3. Innovation: Dalam Kecilin.id perusahaan membuat program inovasi dengan menyediakan budget bagi pegawainya untuk melakukan project apapun dan nantinya intellectual property akan menjadi milik masing-masing pegawai.
  4. Tough: Kuat pendirian.
  5. Humble: Harus tetap rendah hati sebesar apapun kita.

Di Kecilin.id ada istilah 5 hari libur dan 2 hari kerja, karena selama 5 hari itu mereka mengembangkan passion mereka dan selama dua hari weekend mereka melakukan sesuatu yang bukan menjadi passion mereka.

Saat ini Farrel melakukan setiap kegiatan bisnis di kantor Kecilin.id di Singapura. Farrel mengatakan bahwa setiap pagi hari ia selalu melakukan renungan pagi (ibadah) selama 30 hingga satu jam dilanjutkan dengan mendengarkan lagu Bagimu Negeri sembari berdiri di depan kaca. Farrel menuturkan bahwa rutinitas pagi seperti itu membuat dirinya ‘mbrambangi’, dengan mendengar lagu itu ia merasa bahwa hari itu hanya ada ia dan Indonesia.

Buku Rekomendasi
Farrel merekomendasikan beberapa buku, yakni:

  1. Induction and Analogy in Mathematics — G. Poelya
  2. David and Goliath, Tipping Point, Outliers, Blink — Malcolm Gladwell
  3. Sapiens & Homo Deus — Yuval Noah Harari

Selain itu, Farrel juga memberikan tips memotivasi diri sendiri yaitu dengan menempel foto orang yang kita kasihi dan foto ‘ingin menjadi apa’ kita di masa depan di belakang laptop, sehingga ketika hendak menyerah dan menutup laptop dengan melihat foto-foto itu membuat kita kembali bersemangat.

Closing

Farrel selalu berpikir bahwa anugerah yang diberikan Tuhan banyak sekali namun pertanyaan besarnya adalah apa yang kita lakukan dengan adanya anugerah tersebut?

“Jangan termakan oleh pembicaraan orang lain, karena kamu adalah dirimu dan aku adalah diriku. Be yourself, jalani passion mu, ikutin yang baik-baik. Kamu itu unik, tidak ada kamu lagi di dunia ini, kamu aja unik, apalagi karyamu.

Investasi yang paling baik adalah investasi buku.

Dimanapun kamu berada, semua sudah Tuhan tempatkan” — Farrel, 2019

--

--