MEP: Gambaran Umum Pendukung Gedung

Shirvano Consulting
Life at Shirvano
Published in
2 min readJul 7, 2020

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), gedung adalah bangunan tembok dan sebagainya yang berukuran besar, sebagai tempat kegiatan seperti perkantoran, pertemuan, perniagaan, pertunjukan, olahraga, dan sebagainya. Setiap hari, kita dapat melihat atau bahkan kita sendiri dapat selalu melakukan aktivitas di dalam gedung. Seperti yang kita ketahui, gedung-gedung itu tidak asal berdiri begitu saja. Setiap gedung harus dibangun dengan perencanaan yang matang, agar gedung tersebut dapat berdiri kuat, kokoh, hingga akhirnya di kemudian hari, gedung itu tidak akan roboh. Selain itu, gedung juga harus direncanakan sesuai dengan fungsi yang nantinya akan dijalankan di dalamnya.

Tidak hanya memastikan perencanaan komponen inti struktural, dalam membangun suatu gedung terdapat pula komponen lain yang harus diperhatikan. Walaupun, terkadang komponen pendukung dalam perencanaan gedung ini, masih kurang diketahui oleh khalayak umum. Salah satu komponen pendukung dalam perencanaan gedung adalah perencanaan sistem kelistrikan, sistem pemipaan air, pompa, komponen mekanik, jaringan internet dan telepon, serta sistem pemadam kebakaran. Komponen-komponen tersebut biasa disebut dengan sistem mechanical, electrical, plumbing (MEP).

Sistem MEP gedung mencakup desain, analisis (untuk menentukan kebutuhan gedung dengan data yang diperlukan), dan gambar detail engineering. Perencaan MEP ini pun tidak boleh dilakukan dengan sembarangan. Semua harus diperhitungkan: standar dan peraturan yang mengatur, serta mencakup sistem MEP itu sendiri, semuanya harus diperhatikan dalam perencanaan.

Biasanya, perencaan MEP dikerjakan setelah seluruh denah arsitektur selesai dikerjakan. Hal ini dikarenakan dalam merencanakan hal-hal seperti jalur kabel dan jalur air gedung, akan lebih mudah jika seluruh denah gedung sudah diselesaikan oleh tim arsitek.

Namun, hal tersebut tidak menutup kemungkinan adanya perencanaan MEP yang dikerjakan secara paralel dengan pengerjaan denah arsitektur. Hanya saja untuk melakukannya, diperlukan imajinasi yang baik dari MEP engineer. Beberapa pekerjaan MEP yang dapat dilakukan bersamaan dengan pembuatan denah arsitektur adalah penentuan lokasi dan ukuran dari daerah resapan air, septic tank, ground tank, lokasi hydrant, letak genset, shaft pipa air, dan shaft pipa kabel.

Selama pengerjaan MEP, koordinasi dengan tim lain yang terlibat dalam perencanaan gedung harus senantiasa dilakukan. Apalagi mengingat kondisi denah gedung dapat berubah setiap saat, hal itu mungkin akan mempengaruhi perencanaan MEP. Selain dengan tim arsitek, tim MEP juga harus selalu berkoordinasi dengan tim struktur. Hal ini dikarenakan berat peralatan yang akan digunakan untuk sistem MEP dimungkinkan akan terhitung sebagai beban gedung. Sehingga, koordinasi dengan tim struktur atau tim teknik sipil juga sangat diperlukan, agar nantinya struktur gedung mampu menahan beban yang ada pada gedung tersebut. Sebagai contoh, komponen MEP yang dapat terhitung menjadi beban gedung adalah tangki air di atas gedung dan pipa jalur tata udara.

Saat ini, perencanaan MEP dalam pembangunan gedung sama pentingnya dengan perencaanaan struktur gedung. Terlebih dalam bangunan gedung yang menggunakan banyak sistem automasi. Melihat dari banyaknya konsep smart city yang semakin banyak digaungkan, perencanaan sistem MEP, terutama bagian perencanaan sistem elektrikal gedung yang mengusung konsep automasi dan hemat energi, akan menjadi sangat penting.

Ditulis oleh: Nur Cholis
Disunting oleh: Firza Aulia (Intern Batch 9)

--

--