Kena Phubbing? Jangan Keburu Kesal

Noor Hafidz Priatna
danget_on
Published in
3 min readSep 2, 2020

Diabaikan, merasa terhina, merasa tersakiti, itu perasaan yang membuat senja yang indah menjadi suram di pandangan. Sore berjanji temu dengan teman, maksudnya hendak ngobrol dan bercerita soal banyak hal. Pas ketemu, eh, dia terlihat sibuk dengan ponselnya.

Bagaimana perasaanmu jika diperlakukan seperti itu? Kesal atau.. Biasa saja? Bisa jadi, setiap orang punya perasaan yang beda-beda tergantung dari pengalaman dan referensi masing-masing. Tergantung juga cara komunikasi partner kita saat itu.

Saya sendiri termasuk orang yang bisa memaklumi saat menghadapi teman membukan ponselnya di tengah obrolan. Memang pada awalnya tak menyenangkan, namun mereda jika teman atau partner mengobrol kita meminta izin terlebih dahulu, memaklumi.

Buat yang merasa sangat kesal dengan perilaku bernama phubbing, bahkan anti dengan perilaku tersebut, kita bahas yuk. Jangan-jangan temen atau partner kita borring sama obrolan kita sehingga menyalurkan kebutuhannya dengan membuka ponsel.

Mengenal Phubbing

Barangkali di antara kamu ada yang belom kenal dengan istilah Phubbing, sini saya kenalin sedikit ya. Phubbing ialah istilah yang lahir pada 2012 dari forum para ekspert di bidang bahasa. Mereka dikumpulkan oleh Australia's Macquarie Dictionary dan the McCann advertising agency di untuk merumuskan nama satu fenomena yang merebak di era serba ponsel.

Lahirlah 'phubbing' dengan definisi "the act of snubbing someone in a social setting by looking at your phone instead of paying attention". Phubbing merupakan hasil 'perkawinan' dua istilah yakni 'phone' dan 'snubbing’. Mengacu pada kamus Cambridge daring, 'snubbing' berarti penghinaan.

Penyebab Phubbing dan Efeknya

Bahasan tentang Phubbing berkorelasi dengan soal hubungan sosial. Di tengah arus zaman yang menarik kita menjadi serba ponsel, memang ponsel di satu sisi dapat menjadi perangkat untuk senantiasa terhubung dengan siapapun dan kapanpun. Namun, berponsel faktanya juga dapat mengundang ketegangan dalam hubungan kita. Jamak orang bilang, "Mendekatkan yang jauh, menjauhkan yang dekat".

Dalam konteks hubungan antar dua insan, professor di bidang psikologi Gwendolyn Seidman, mengatakan dalam artikelnya, komplain yang biasanya muncul ialah merasa diabaikan oleh partnernya yang tak bisa lepas dari menatap ponselnya.

Ia mengutip penelitian yang diampu oleh James Roberts and Meredith David at Baylor University. Mereka membuat indikator untuk mengukur seberapa sering seseorang mem-phub partner cinta mereka.

Mereka menemukan phubbing pada level tertentu dapat terasosiasi dengan hubungan yang kurang memuaskan dan makin banyak menggunakan ponsel, berkorelasi dengan kemungkinan konflik. Efek phubbing akan semakin besar bagi mereka yang memiliki kekhawatiran diabaikan.

Prinsipnya, Seidman menyimpulkan, phubbing akan berdampak negatif pada mereka yang merasa insecure dengan hubungan yang dijalani.

Kedua peneliti menyebutkan jika phubbing juga merupakan efek. Efek dari hubungan yang dirasa kurang menyenangkan atau kurang memuaskan. Ada beberapa alasan yang memicu partner kita memilih bermain ponsel ketimbang bertahan pada komunikasi yang sedang dilakukan.

Dalam hubungan yang kurang memuaskan, mengalihkan perhatian pada ponsel saat bertemu merupakan kegiatan yang lebih menenangkan dan menghibur atau di kala partner kita tak mendapatkan kebutuhan emosional yang mereka harapkan, dia akan mencarinya dari sumber yang lain, yakni berinteraksi melalui ponsel.

Namun, pada dasarnya, phubbing terkait erat dengan kecanduan ponsel dan internetnya. Sebagaimana diungkapkan oleh penelitian oleh delapan mahasiswa dari Eskişehir Osmangazi University, Eskişehir, Turki dan Artvin Çoruh University, Artvin, Turki dalam jurnal Behavioral Addiction. Penelitian yang melibatkan 401 partisipan ini mengungkapkan, kehadiran ponsel pintar, sms (fitur chatting), kecanduan internet, media sosial, dan game berpengaruh pada perilaku Phubbing. Namun, yang paling berpengaruh ialah smartphone itu sendiri, SMS, media sosial, dan kecanduan internet.

Terlepas dari berbagai alasan yang melatarbelakangi melakukan phubbing, faktanya phubbing berpengaruh negatif. Saat kita melakukan phubbing, partner mengobrol kita akan merasa diabaikan. Efeknya akan terjadi siklus. Komunikasi jadi tidak menyenangkan, dan akhirnya partner kita pun akan melakukan yang sama. Kembali lagi ke tulisan Seidman.

Selanjutnya, mengutip Seidman, jika kau mendapati getar notifikasi saat nongkrong bareng kawan, coba tanya dirimu, "Apakah aku sedang bosan atau kesal dengan kawan kita? Jika begitu, coba tanya apa yang menyebabkan kamu merasa seperti itu dan cobalah perbaiki hubungan serta cara komunikasi mu dengannya atau lebih baik kita akhiri saja sesi nongkrong kita. Kalau kita merasa terganggu dengan getar atau nyala notifikasi pada layar, cobalah balik ponselmu.

"Dia mungkin membutuhkanmu lebih dari siapapun yang update status (pada saat itu)".

--

--

Noor Hafidz Priatna
danget_on

Konten bisa jadi merupakan link affiliate ke website yang sedang saya bangun, https://danget.online/