Sustainable Lifestyle untuk Bumi yang Lebih Sehat

frida anjani
LindungiHutan
Published in
6 min readMay 7, 2021

Setiap tanggal 22 April, seluruh dunia serempak merayakan Hari Bumi atau Earth day. Perayaan yang selalu ada dari tahun ke tahun ini bertujuan untuk mengapresiasi bumi sebagai tempat keberlangsungan hidup seluruh manusia serta peningkatan kesadaran akan kelestarian lingkungan hidup.

Photo by Fateme Alaie on Unsplash

Gagasan Hari Bumi ini sendiri pertama kali disuarakan oleh Gaylor Nelson pada tahun 1970, dimana pada saat itu Amerika serikat mengalami gejolak ekonomi dan politik yang secara tidak sadar juga mempengaruhi kerusakan lingkungan akibat polusi udara yang terjadi karena penggunaan bahan bakar yang berlebih pada kendaraan-kendaraan, munculnya pabrik-pabrik, penggunaan bahan kimia yang berlebih, serta kenaikan industri minyak pada saat itu, belum lagi dengan sampah-sampah lingkungan yang dihasilkan dalam keseharian.

Dari berbagai peristiwa yang terjadi pada tahun 1960-an yang menyumbang banyak kerusakan lingkungan mulailah banyak aktivis-aktivis peduli lingkungan bermunculan. Hingga Nelson pun ikut berinisiatif untuk menjadi pengajar serta mendidik masyarakat sekitar yang berfokus tentang lingkungan.

Hari Bumi pertama menuai keberhasilan dengan puncaknya dimana jutaan orang berbondong-bondong turun ke jalan dalam agenda Hari Bumi pada tahun 1970 dan menyuarakan tentang penyelamatan lingkungan hidup. Keberhasilan itu pun turut membangkitkan kelompok-kelompok besar pelestari lingkungan hidup lainnya seperti Greenpeace, Worldwatch Institute, dan masih banyak lagi.

Faktanya, perayaan Hari Bumi menyumbang banyak hal baik sejak pertama kali digagas. Dari tahun ke tahun miliaran penduduk di seluruh negara di dunia ikut merayakan Hari Bumi dengan memberikan dukungan terhadap lingkungan hidup. Dukungan itu sendiri direalisasikan dalam berbagai macam cara seperti diadakannya program penghijauan, festival, kampanye serta aksi-aksi yang bertujuan untuk meningkatkan kelestarian lingkungan hidup.

Saat ini, bumi yang kita pijak tak lagi muda. Ancaman lingkungan hidup kita saksikan dimana-dimana. Entah bagaimana nasib bumi kelak jika hanya sedikit manusia yang tergerak hatinya untuk menjaga kelestarian lingkungan hidup. Saat ini, kitalah yang menjadi pemegang kunci nasib bumi di masa mendatang. Sebagai generasi muda, banyak hal yang dapat kita lakukan untuk berkontribusi menjaga kelestarian hidup yaitu menyehatkan bumi dengan cara mengubah gaya hidup atau lifestyle.

Di usia sekarang, belum terlambat bagi generasi muda untuk mengubah gaya atau tatanan pola hidup. Generasi muda dapat mencoba salah satu lifestyle yang saat ini sedang marak dan ternyata digandrungi banyak artis juga, yaitu ustainable lifestyle atau penerapan gaya hidup berkelanjutan atau yang lebih dikenal dengan gaya hidup ramah lingkungan yang bertujuan untuk meminimalisir dampak buruk terhadap bumi. Gaya hidup seperti ini juga telah banyak diterapkan di negara-negara maju.

Sustainable lifestyle ini mulai menjadi tren pada tahun 2019. Hal ini bermula karena isu perubahan iklim yang terjadi karena meningkatnya konsentrasi gas karbondioksida dan gas-gas lainnya di atmosfer yang menyebabkan efek gas rumah kaca.

Konsentrasi gas rumah kaca tersebut semakin meningkat dan membuat lapisan atmosfer semakin tebal. Akibatnya, penebalan lapisan atmosfer tersebut menyebabkan peningkatan suhu bumi atau biasa disebut dengan pemanasan global.

Pemanasan global tersebut pada akhirnya membawa dampak yang sangat berbahaya bagi kehidupan seperti terjadinya wabah penyakit, krisis air bersih, melelehnya es di kutub, meningkatnya volume air laut, meningkatnya suhu air laut, rusaknya terumbu karang, serta kebakaran dan kabut asap. Sebagai contoh di Indonesia, dampak dari pemanasan global yang belakangan sering terjadi yaitu kemarau berkepanjangan yang mengakibatkan peningkatan suhu bumi sehingga menyebabkan kebakaran hutan. Belum lagi asap yang dihasilkan dari kebakaran yang dapat mencemari udara juga berdampak bagi kesehatan pernapasan manusia.

Dari sinilah masyarakat memulai untuk mengambil tindakan untuk mengatasi masalah-masalah tersebut yang tentunya banyak membawa masalah bagi lingkungan.

Lalu, dari banyak pilihan cara menjaga bumi, mengapa harus Sustainable lifestyle?

Gaya hidup berkelanjutan atau Sustainable lifestyle ini merupakan salah satu alternatif cara menjaga bumi untuk generasi masa depan dibalik sumber daya yang terbatas dan populasi manusia serta masalahnya yang terus bertambah. Gaya hidup ini merupakan salah satu tawaran termudah yang dapat diterapkan mulai dari diri sendiri, dapat dilakukan kapan saja, dan dimana saja.

Walaupun Sustainable lifestyle ini sering kali menimbulkan stigma tentang gaya hidup yang hanya ramah dijangkau oleh kalangan menengah keatas. Namun kenyataannya gaya hidup ini dapat dimulai dari hal-hal sederhana. Pengaplikasiannya dalam kehidupan sehari-hari pun terbilang mudah dan hanya membutuhkan konsistensi dalam diri. Contohnya, mengurangi jejak karbon dalam kegiatan sehari-hari dengan cara menghemat penggunaan air, atau memilih menggunakan moda transportasi umum dibanding transportasi pribadi.

Selain itu, masyarakat juga dapat mencoba gaya hidup ini dengan memulai mengurangi penggunaan plastik dan beralih menggunakan reusable product (produk yang dapat dipakai kembali) sehingga tidak meninggalkan sampah atau limbah. Belakangan ini, sudah banyak sekali produk-produk reusable yang dapat kita jumpai di pasaran seperti sedotan yang terbuat dari kayu ataupun stainless steel untuk mengganti sedotan plastik, atau tote bag kain yang bisa digunakan berulang-ulang untuk mengganti kantong plastik.

Selain penggunaan produk, lifestyle ini juga dapat dilakukan dengan cara bijak dalam mengkonsumsi makanan atau membeli makanan. Karena banyak dijumpai makanan yang tak habis, akan dibuang sia-sia. Hal yang sepele, namun juga bisa berkontribusi untuk mengurangi sampah.

Faktanya, Indonesia termasuk negara yang memproduksi sampah makanan terbesar kedua di dunia. Sebagai gantinya, daripada mengkonsumsi makanan cepat saji, generasi muda perlu untuk mencoba makanan organik yang menyehatkan karena bebas dari bahan-bahan berbahaya seperti pestisida atau insektisida. Selain itu, mengurangi konsumsi daging merupakan salah satu cara menjalani gaya hidup berkelanjutan. Pasalnya, industri ternak memerlukan energi yang sangat banyak untuk mengubah ternak menjadi daging, dan proses mengubah 1 kg daging tersebut dapat menghasilkan emisi karbon dioksida sebanyak 36.4 kilo.

Hal lain yang dapat generasi muda lakukan adalah memanfaatkan kembali barang yang tidak dipakai. Saat ini, tak dipungkiri masih banyak generasi muda yang hidup dengan selalu mengikuti trend yang sedang berkembang.

Hal ini tentu saja akan menghasilkan banyak penumpukan barang-barang di rumah seperti baju, sepatu, ataupun tas yang sudah tidak terpakai lagi karena sudah ketinggalan jaman. Daripada dibiarkan menumpuk, barang-barang tersebut bisa dijual kembali dan hasil penjualannya dapat dimanfaatkan untuk hal-hal berguna lainnya.

Tak hanya itu, bahkan hanya dengan cara menghemat penggunaan air dan listrik rumah tangga pun, masyarakat secara tidak langsung juga telah menerapkan gaya hidup berkelanjutan. Karena kita ketahui, air dan energi listrik merupakan sumber daya yang tidak dapat diperbaharui dan perlu dijaga keberlanjutannya untuk masa mendatang.

Ada beberapa manfaat yang bisa kita dapatkan saat menerapkan Sustainable lifestyle ini yaitu:

  • Dengan menerapkan lifestyle ini, dari segi ekonomi kita mampu menekan angka pengeluaran sehari-hari. Mulai dari pengeluaran belanja yang akan lebih fokus untuk membeli barang-barang yang memang dibutuhkan, memotong pengeluaran biaya air dan listrik yang berlebih, lalu penggunaan transportasi umum yang memakan biaya lebih murah, serta pengeluaran bahan makanan sehari-hari yang lebih murah karena memotong biaya pembelian daging yang harganya cukup mahal.
  • Dari segi kesehatan, dengan mulai mengkonsumsi sayur atau buah-buahan organik yang bebas bahan kimia berlebih seperti pestisida, kita bukan hanya berkontribusi untuk menyehatkan bumi saja, namun juga dapat menyehatkan tubuh. Karena penelitian menunjukkan bahwa sayuran atau buah-buahan organik memiliki lebih banyak nutrisi serta kaya akan vitamin, antioksidan, kalsium, zat besi, kromium dan magnesium dibanding sayuran atau buah non-organik.
  • Dari segi sosial, kreativitas generasi muda bisa dimanfaatkan untuk banyak hal. Salah satunya dalam gaya hidup berkelanjutan penerapan proses recycle ataupun reuse yang dapat dimanfaatkan sebagai salah satu usaha untuk menciptakan atau membuat barang-barang yang tak terpakai ataupun sampah menjadi dapat dipakai kembali. Hasil produk recycle ataupun barang-barang yang tak terpakai namun masih layak pakai dapat dijual kembali, dan hasil penjualannya digunakan untuk membantu orang-orang yang membutuhkan.

Upaya penyelamatan bumi memang bukanlah hal yang mudah. Namun, sedikit gerakan yang kita lakukan setidaknya dapat menjadi modal untuk melawan isu-isu permasalahan lingkungan terutama di sekitar kita, salah satunya dengan penerapan Sustainable lifestyle.

Harapanya, langkah kecil seperti menghemat energi, mengurangi sampah, mengurangi jejak karbon, mengkonsumsi makanan organik, serta memanfaatkan kembali barang-barang yang tak terpakai dapat menjadi suatu kontribusi untuk menjaga kelangsungan lingkungan hidup.

--

--