Menyoal Perubahan Iklim dengan Teknologi Carbon Capture and Storage (CCS)

Bagaimana Carbon Capture and Storage (CCS) Bekerja?

Okky Febriansyah
LindungiHutan
4 min readJul 13, 2020

--

“We are running the most dangerous experiment in history right now, which is to see how much carbon dioxide the atmosphere can handle before there is an environmental catastrophe” — Elon Musk.

Industri yang menerapkan Carbon Capture and Storage (CCS) Valache, C. 2019

Perubahan iklim merupakan musibah besar. Bentuk pandemi yang tak terlihat. Tak kasat mata. ‘Dia’ mengetuk pintu rumah anda, membawa bencana yang mungkin sangat panjang rantai permasalahannya. Kita tidak pernah menyadari bentuk ancamannya secara langsung.

Mengetahui fenomena perubahan iklim yang meresahkan mendorong para akademisi lingkungan untuk mulai melakukan perubahan. Masa revolusi industi merupakan awal dimana orang-orang menemukan sebuah sistem permesinan bersifat otomatisasi yang memungkinkan mereka untuk memproduksi produk dalam jumlah besar dengan tenaga manusia seminimal mungkin. Di lain sisi, ini juga menjadi titik balik berubahnya kondisi bumi kita sekarang.

Selama beberapa dekade terakhir, sektor industri merupakan salah satu kontributor terbesar dalam menyumbang gas rumah kaca dalam atmosfer. Bagi industri berat — yang melibatkan lebih dari satu karakteristik seperti contoh produk besi dan metal — teknologi penyimpanan karbon sangat diperlukan mengingat jumlah emisi nya yang juga tinggi. Gas CO2 yang kita lihat sebagai keluk asap pada corong-corong besar pabrik merupakan hasil dari pembakaran bahan bakar fosil yang tentu sudah lama dianggap sebagai penyebab pemasan global.

Upaya untuk menangkap dan menyimpan emisi karbon pada industri ini disebut sebagai Carbon Capture and Storage (CCS). Melalui penjelasan diatas, sudah jelas bahwa CCS dibentuk dengan tujuan untuk menahan emisi karbon semaksimal mungkin. Berbagai gelaran dunia melalui kerjasama multilateral telah banyak mengatur dan memonitoring besaran karbon bagi tiap-tiap negara. Melalui konsep penangkapan dan penyimpanan karbon inilah, bentuk wujud perlawanan dalam menghadapi pemanasan global dapat dicicil.

Semua Itu Berawal Dari …

Ide dasar dari adanya teknologi CCS ini antara lain adalah untuk menangkap CO2 dan menghentikannya sebelum lepas ke atmosfer. Teknologi ini sudah sempat digunakan sejak tahun 1920 untuk memisahkan CO2 yang ditemukan dalam tangki dari gas metana yang dijual. Pada awal tahun 1970an, karbondioksida ditangkap dari fasilitas pengolahan gas di Texas (USA) dan diinjeksikan melalui pipa untuk meningkatkan pemulihan minyak [1]. Proses ini disebut dengan Enchanced Oil Recovery (EOR), yang merupakan awal konsep CCS dipergunakan untuk industri-industri lain.

Skema Penyimpanan Karbon dengan Carbon Capture and Storage

Skema dari CCS ini mencakup 3 bagian besar: menangkap karbondioksida, transportasi, dan yang terakhir penyimpanan emisi karbondioksida dalam tanah.

Melalui teknologi penyimpanan karbon, gas CO2 dipisahkan terlebih dahulu dari gas-gas lain hasil dari pembangkitan sistem elektrik dan proses industrial lain, melalui salah satu dari ketiga metode: pre-combustion capture, post-combustion capture dan oxyfuel combustion. Gas CO2 kemudian ditransportasikan oleh pipa dan disimpan secara hati-hati dalam formasi batuan bawah tanah yang terletak beberapa kilometer dari permukaan bumi [2].

Secara keseluruhan, proses penangkapan karbon menggunakan teknologi ini cukup memakan biaya yang besar oleh karena kebutuhan energinya yang cukup tinggi, walaupun pabrik yang menerapkan teknologi CCS ini juga membutuhkan lebih banyak bahan bakar untuk mengekstraksi, memompa, mengompresi CO2 daripada industri yang tidak menerapkan teknologi ini [3]. Terlepas dari perhitungan untung dan rugi, ini merupakan sebuah langkah besar bagi manusia untuk mampu menyelamatkan bumi.

Peluang Besar untuk Menyelamatkan Bumi

Pada akhirnya, cara yang paling efektif, paling murah, dan paling ‘tua’ untuk menangkap karbon adalah dengan membangun hutan dan mengurangi keluaran karbon di awal. Saya kemudian membayangkan sosok dibalik dari para pendiri besi-besi dan beton-beton raksasa tersebut seolah berusaha membuat kita percaya bahwa mereka mampu merubah besi untuk berfungsi sebagai tanaman. Kenyataannya adalah bahwa kita sebagai masyarakat dituntut untuk membayar lebih besar sebagai delik bahwa harus ada yang dikorbankan antara kebutuhan masyarakat atau lingkungan tempat kita tinggal. Jadi, apakah ini hanya sebuah alasan komersial yang disembunyikan? Menurut saya pribadi, sedikit ada benarnya demikian.

Penulis : Okky Febriansyah

LindungiHutan.com merupakan Platform Crowdfunding Penggalangan Dana Online untuk Konservasi Hutan dan Lingkungan. Yuk pelihara lingkunganmu dengan ikut menyuarakan kampanye alam yang ada di sekitar lingkunganmu dengan klik tautan berikut https://lindungihutan.com/kampanyealam!

Yuk jadi pioneer penghijauan di daerah tempat tinggalmu!

Referensi Tulisan

[1] IEAGHG. Tahun tidak diketahui. A Brief History of CCS and Current Status. Diunduh melalui laman (https://ieaghg.org/docs/General_Docs/Publications/Information_Sheets_for_CCS_2.pdf)

[2] Carbon Capture and Storage Association. Tahun tidak diketahui. What is CCS?. Diakses melalui laman (http://www.ccsassociation.org/what-is-ccs/)

[3] The London School of Economics and Political Science. 2018. What is carbon capture and storage and what role can it play in tackling climate change?. Diakses melalui laman (http://www.lse.ac.uk/granthaminstitute/explainers/what-is-carbon-capture-and-storage-and-what-role-can-it-play-in-tackling-climate-change/)

--

--

Okky Febriansyah
LindungiHutan

Menyikapi berbagai persoalan dan problema kehidupan dalam satu wadah