Halan-halan ke Jatim Power Volume 3

Lingkaran Solidaritas
Jurnal Lingkaran Solidaritas
8 min readAug 7, 2018

Jumat 3 Agustus 2018, saya bersama tim Lingkaran Solidaritas pergi mengunjungi kota Kediri, kota terbesar ketiga di Jawa Timur. Kami mendapat undangan untuk hadir dalam acara DIY Hardcore Punk Festival yang digagas oleh teman-teman yang ada di Jawa Timur. Tepat pukul 08.15 kami berangkat menggunakan kereta kelas ekonomi.

Undangan tersebut tidak serta merta diperoleh dengan mudah, sebelumnya tim Lingkaran Solidaritas mengirim sebuah submission berupa artwork. Setelah proses seleksi oleh panitia acara, barulah kami diundang untuk bisa datang dan memamerkan artwork pada saat acara diselenggarakan.

Setelah menginjakkan kaki di kota Kediri, kami langsung menuju ke hunian salah satu teman untuk dijadikan tempat beristirahat selama berada di Kediri. Setelah makan siang, kami dipersilahkan untuk istirahat dahulu oleh sang empunya rumah.

“Ben nggak capek mengko mas pas ndelok konser” ujar sang ibu.

Setelah berbicara ngalor-ngidul barulah kami tertidur satu persatu. Tak terasa waktu begitu cepat berlalu, kami terbangun pada sore hari menjelang maghrib. Tidak membuang waktu, kami bergegas menuju ke lokasi acara yang bertempat di SK Coffee Lab, Jl. Pahlawan Kusuma Bangsa No. 39 b, Banjaran, Kediri, Jawa Timur, sebuah Kompleks Perumahan Perhutani.

Walaupun Jumat malam itu cuacanya dingin, sampailah kami di SK Coffee Lab, suasana terasa sepi, akses masuk gang yang begitu gelap, serta beberapa bangunan tua di kanan dan kiri seakan menunggu kami. Disambutlah kami oleh beberapa kawan lainnya, pemuda-pemuda lokal Kediri yang juga menyukai skena musik HC/Punk.

Salah satu teman saya didampingi oleh Mas Delfi, selaku crew penyelenggara acara untuk memasang artwork yang sebelumnya sudah kami siapkan dari Surabaya. Akan tetapi mataku tertuju pada embel-embel sponsor yang menempel di dinding Café, salah satunya produsen rokok terbesar di Indonesia. Dalam hati muncul pertanyaan;

“Masa iya acara ini disokong oleh salah satu produsen rokok? Ah biar nanti saja kutanyakan kepada mas-mas penyelenggara.”

Festival Musik Hardcore Punk ini memiliki nama Jatim Power!!! Festival ini sudah berjalan untuk yang ketiga kalinya dan Kota Kediri ditunjuk untuk menjadi Tuan Rumah pada edisi kali ini. Edisi pertama dengan judul The Kids Are United, berhasil diselenggarakan di Kota Batu, Malang, Jawa Timur. Begitu juga dengan edisi kedua yang diselenggarakan di Sidoarjo, Jawa Timur berjudul Age Of Quarrel. Dan yang ketiga diberi nama Hardcore Gimme Some More.

Berbagai band bergenre Hardcore/Punk asal Jawa Timur sudah menjajal atmosfer panas dan rasa kekeluargaan yang tinggi di dalam festival DIY ini. Sebut saja The Shantoso dan Black Rawk Dog, kedua band HC/Punk asal Sidoarjo ini mengisi line up pada Jatim Power edisi kedua, selaku band tuan rumah. Masih banyak lagi band berbahaya asal daerah lain yang pernah menjadi line up Jatim Power.

Jatim Power volume ketiga diadakan pada tanggal 3-4 Agustus kemarin. Jatim Power sendiri adalah;

”DIY Hardcore Punk Festival Organized By Jawa Timur Hardcore Punk Connection, yang untuk sementara ini belum ditentukan periodenya tiap berapa bulan atau tahun sekali.”

Mengutip dari kata pengantar yang terdapat pada oleh-oleh berupa sebuah zine keren yang digarap sendiri oleh kawan-kawan Jatim Power. Pentingnya sebuah pengarsipan dan dokumentasi menjadi landasan utama kawan-kawan untuk membuat media berwujud zine.

Line up Jatim Power Vol 3 kali ini diisi oleh Koteka Is The Reason, 1234!, Hadd, Hyena, Seized, Obat Bius, Razor Damage, Blastmind, Mr Nice Guys, Step Spirit, Stoneworld, Wanderlust, Wasted, dan band asal luar jawa timur Norrfryght.

Diselenggarakan selama 2 hari di sebuah café kecil dengan suasana yang adem ayem, akan tetapi malam itu menjelma menjadi tempat yang sesak dan ramai oleh para pecinta skena musik Hardcore/Punk.

“Jatim Power harus terus berjalan, karena memang tujuan dari Jatim Power sendiri adalah memberi Ruang untuk teman-teman yang ingin berkarya.” Ujar Mas Paidun, Salah satu personil dari Band 1234!.

Jatim Power Vol 3 sendiri menjadi tempat dan tujuan terakhir band 1234! dalam melakukan serangkaian tour mini album mereka bertajuk #WereTheCrewTour2018 atau saya lebih suka menyebutnya party for the real good boy wkwkw .

Pada pagelaran Jatim Power kemarin, saya bersama tim Lingkaran Solidaritas mendapatkan kesempatan untuk bertanya sedikit mengenai Jatim Power. Kebetulan saya diberi kesempatan mewawancarai Mas Delfi Gitaris dari band Hadd, Mas Ancha Vokalis Koteka Is The Reason, serta Mas Jaka. Ketiga orang ini mempunyai peran penting di dalam Jatim Power. Dengan sebatang rokok di tangan, saya mulai melontarkan beberapa pertanyaan kepada ketiga orang tersebut.

Ceritakan sedikit dong mengenai awal terbentuknya Jatim Power sampai bisa mengadakan sebuah Festival Hardcore Punk untuk yang ketiga kalinya?

Awal mulanya acara Jatim Power itu hanya sekedar iseng-iseng hehe, berawal dari obrolan santai sampai pada akhirnya sudah berjalan untuk yang ketiga kalinya. Jatim Power pertama kali di adakan di Batu dengan title The Kids Are United, tepatnya sabtu 28 Januari 2017. Waktu itu di adakan di Villa Diva, eksekutornya jelas teman-teman dari Batu dan Malang, yang tentu saja semangat bersamanya belum terbentuk sedominan saat ini. Acara ini digagas dengan tujuan untuk mengumpulkan teman-teman HC/Punk Jawa Timur dalam satu agenda yang pasti dan dapat bertukar pikiran di tempat yang sama pula.

Kenapa memakai nama Jatim Power?

Memakai nama Jatim Power, karena memang lebih difokuskan untuk talent dari dalam Jawa Timur sendiri. Tetapi kita tidak menutup kemungkinan untuk band yang berasal dari luar Jawa Timur jika ingin bermain di acara Jatim Power. Contohnya pada acara yang ketiga ini, kita kedatangan band asal Depok, Jawa Barat, Norrfryght.

Jatim Power itu sendiri berupa apa sih kalau boleh tau? Sebuah komunitas? Atau Event Organizer?

Jatim Power itu Kolektif bersama, murni dari semangat dan keinginan kawan-kawan jaringan untuk membuat Festival Hardcore Punk. Memanfaatkan koneksi skena HC/Punk antar daerah yang ada di Timur Pulau Jawa ini, dan eksekusinya ya berupa suatu acara seperti saat ini.

Sejak pertama kali saya sampai di venue, mata saya langsung tertuju pada papan sponsor yang menempel di dinding dari salah satu produsen rokok terbesar di Indonesia. Apakah acara ini disponsori oleh salah satu produsen rokok ternama?

Jatim Power murni acara kolektif mas, kita patungan bersama untuk produksi acara. Bahkan waktu Jatim Power pertama, kita patungan antar band yang main sebesar Rp. 250.000. Tapi ya kita tidak hanya mengandalkan patungan saja, kita juga ada merchandise ekslusif Jatim Power yang hanya bisa didapat pada waktu acara berlangsung saja. Kita juga memberlakukan harga tiket masuk. Seiring berjalannya waktu, profit-profit yang kita dapat dari Jatim Power edisi sebelumnya kita alokasikan untuk acara yang akan datang. Tanpa harus mengandalkan sokongan dana dari perusahaan rokok atau siapapun itu. “Do it with Your Friends” ucap Mas Ancha.

Apasih tujuan utama dari Jatim Power?

Tujuan Jatim Power untuk memberi ruang kepada teman-teman yang ada di Jawa Timur dalam berkarya, berkomunal tanpa harus terkotak-kotak, dan koneksi tetap selalu terjalin. Setiap daerah pasti mempunyai ciri khas masing-masing dan fokus utama Jatim Power tidak hanya pada musik, Jatim Power akan terus berusaha untuk memanfaatkan segala ruang tanpa ada batasan yang menghalangi. Contohnya dengan kita membuat berbagai macam workshop ketika acara sedang berlangsung, workshop meracik minuman fermentasi pada Jatim Power edisi kedua, dan di edisi ketiga ini ada workshop Handpoked Tattoo.

Lalu bagaimana pandangan Jatim Power melihat Skena Musik Hardcore/Punk di Jawa Timur saat ini?

Skena musik Hardcore/Punk di Jawa Timur Sendiri sudah cukup bagus, animo teman-teman di Jawa Timur cukup tinggi. Daerah-daerah di Jawa Timur saat ini bisa menjadi tolak ukur untuk band bisa mengadakan acara atau tour.

Apa sih kendala yang sering terjadi pada saat mengadakan acara Jatim Power? Terus kekurangan apa yang dirasakan dari Jatim Power Vol 1?

Kendala nya mungkin koneksi antar daerah masih belum berjalan maksimal. Jatim Power sendiri tidak pernah merencanakan secara pasti dimana dia harus hadir dan kapan dia harus ada. Pemilihan tempat juga begitu selektif, tergantung dana yang terkumpul dari temen-temen. Kalau dari 1-2 mungkin ada beberapa kekurangan, yang akhirnya di Hari H acara teman-teman tidak bisa menikmati acara dengan maksimal. Kalau di Jatim Power Vol 1, line up yang terlalu banyak tapi hanya dieksekusi dalam 1 hari, dan di Jatim Power Vol 2 apes gara-gara ujan sih. Bingung mas kurangnya apa, cuma di Jatim Power 3 hal-hal yang kami rasa kurang sudah ditambal dan diperbaiki dengan baik.
Di tiap Jatim Power kita sebenernya mengusahakan venue dan hospitality yang berada di satu tempat yang sama. Biar bener-bener bisa ngobrol dan santai selama 2 hari. seperti Jatim Power Vol 1 di batu, cuma waktu itu sepi yang nginep HaHa. Nah untuk Jatim Power 4 niatnya mau camping mas.

Saya juga diberi kesempatan untuk memberi pertanyaan kepada Mas Helmy Gitaris dari band Seized asal Kediri, Jawa Timur, selaku band Tuan Rumah pada gelaran Jatim Power edisi ketiga ini, namun sayang hanya sekedar melalui media sosial.

“Saya mulai aktif membantu Jatim Power 3 saja mas, yang kesatu tidak tau, yang kedua ikut berpartisipasi bersama band saya, dan sedikit terkejut dengan besarnya biaya produksi untuk mengorganize show di kota besar (Sidoarjo saat itu), dan setelah selesai acara di Sidoarjo, saya menawarkan mengorganize Jatim Power yang akan datang/3 di Kediri.” Ujarnya.

Beberapa pertanyaan pun saya sodorkan kepada Mas Helmy, mengenai Jatim Power Vol 3 kemarin.

Apa izin masih menjadi kendala dalam mengorganize gigs/acara underground?

Untuk organize show di Kediri selama 10 tahun terakhir ini, selalu mencari venue yang tidak perlu mengurus izin dari pihak kepolisian.

Kira-kira menguntungkan tidak membuat gigs/acara seperti itu?

Kalau menguntungkan dalam artian profit uang, untuk skala gigs kecil penonton dibawah 200 orang sulit kayaknya, tapi setidaknya tidak tekor, sewa alat dan tempat bisa tercover dari penjualan tiket, kami cukup senang bila band yang tampil tidak perlu mengeluarkan uang untuk patungan menutup biaya sewa tempat dan alat.

Adakah pesan yang ingin disampaikan kepada para penikmat skena HC/Punk yang tentunya juga menikmati adanya Jatim Power itu sendiri?

Tidak ada pesan yang ingin saya sampaikan, saya percaya bahwa the medium is the message, mungkin kesan beberapa orang yang datang ke Jatim Power Vol 3 kemarin bisa berbeda-beda, ada yang biasa lihat acara show besar, lalu lihat jatim power kemarin “ini acara apaan sih gak jelas banget,” kalau yang biasa lihat acara DIY Hardcore/Punk alakadarnya atau bisa juga kita sebut studio gigs etc, ini acara keren banget dan pasti beranggapan kalau biayanya mahal.

Itulah sepenggal obrolan kami sewaktu acara berlangsung, dan masih tetap terkoneksi ketika acara telah usai dan sukses digelar. Semoga koneksi ini akan terus berlanjut sampai kapan pun. Pada realitasnya skena musik Hardcore/Punk sering dipandang sebelah mata oleh sebagian masyarakat begitupun Pemerintah Daerah yang memiliki wewenang untuk memberikan izib terselenggaranya acara.

Padahal di balik musik yang terdengar gahar terdapat maksud dan tujuan yang begitu hebat, begitu juga dengan semangat yang dibawa oleh kawan-kawan Jatim Power. Juga tidak jarang musik Hardcore/Punk lantang untuk menyuarakan kondisi sosial saat ini, ketidakadilan, dan pembungkaman atas kebebasan bersuara atau berpendapat.

Semoga Jatim Power akan selalu ada dengan semangat kemandirian dan kekolektifannya sebagai medium atau ruang bagi para orang-orang kreatif yang semakin terpinggirkan oleh pesatnya zaman, serta dapat menembus sekat yang menjadi pembatas antar skena yang ada di Jawa Timur tentunya! Panjang umur Jaringan Pertemanan! Cheers.

Daniel Ageng I (Lingkaran Solidaritas)

--

--