Autonomy, Relatedness, and Competence dalam UX Design

Ghais Hatta
lp-productdesign
Published in
2 min readJun 28, 2022

Halo teman-teman apakah sudah pada tahu dengan Autonomy, Relatedness and Competence di UX Desain? Kalau belum tau yuk kita cari tahu.

Dalam mendesain sebuah UX kita juga harus memperhatikan sisi psikologis manusia atau bisa dibilang pengguna. Menurut Psikolog Richard Ryan manusia memiliki tiga kebutuhan psikologis dasar dalam penggunaan waktu dan energi mereka.

1. Autonomy

Autonomy sederhananya pengguna dapat melakukan pilihan apa yang dia inginkan sesuai kemauannya seperti dapat melakukan konfigurasi aplikasi, memilih warna yang disesuaikan, dan memilih atau membatalkan. Terus bagaimana contoh penerapan autonomy pada desain antarmuka?

Di bawah ini adalah contoh penerapannya.

Trucking App: Lion Parcel

Dalam contoh di atas pengguna dapat memilih list paket yang diinginkan dan juga dapat membatalkan kembali yang telah dipilih, pengguna mendapatkan kebebasan untuk memilih, ini merupakan salah satu penerapan autonomy pada desain antarmuka.

2. Relatedness

Pengguna terkadang senang ketika mereka merasakan bahwa orang lain memiliki perspektif yang sama dan memahami situasi mereka. Oleh karena itu, dalam membuat sebuah desain antarmuka harus dapat selalu berhubungan dengan pengguna dan saling memahami kebutuhannya.

Driver App: Lion Parcel

Pada contoh diatas pada aplikasi driver lion parcel akan selalu mengingatkan jika terdapat permintaan paket, sehingga pengguna selalu terhubung dengan aplikasi.

3. Competence

Pengguna terkadang ketika melakukan interaksi antarmuka dan mereka merasa tidak kompeten. Sehingga terjadi banyak kesalahan yang dilakukan, terus bagaimana mengatasi masalah seperti ini?

Terkadang banyak aplikasi menggunakan Walkthrough untuk mengarahkan pengguna ke fitur yang dibuat. Sehingga mengurangi kesalahan dan ketidaktahuan pengguna. Dibawah ini adalah contoh penerapan competence pada desain antar muka.

Driver App: Lion Parcel

Pada contoh diatas Walkthrough menjelaskan mengenai fitur pick up terdekat kepada pengguna dan kemudian menjelaskan proses mengenai map view, dengan menggunakan Walkthrough dapat menghindari kebingungan dan kesalahan yang dilakukan oleh pengguna.

Kesimpulan

Ketika sebuah produk dapat mengatasi tiga kebutuhan psikologis mendasar dalam manusia, maka produk akan meningkatkan motivasi dan kesejahteraan manusia. pengguna akan lebih banyak terlibat dengan produk dan menikmati dalam menggunakan produk.

Oh iya, bagaimana pendapat kamu mengenai artikel ini? mudah dipahamin gak ya? boleh minta pendapat kamu yaa.. Terima Kasih ✨

--

--