Dealing with my energy while being a working mom and product designer

Nabilah Ulfah Aulia
lp-productdesign
Published in
7 min readJun 27, 2022

Become a mother such an amazing thing, rasanya jadi tau kenapa ada wonder woman, yaa karna ketika di titik ini rasanya power2 tak terduga keluar semua, rasanya yang tadi berfikiran “ bisa gak yaa” ternyata bisa bisa aja, dan ngalir kayak air,

dapat melahirkan seorang bayi yang keluar dari dalam perutku, rasanya adalah hal yang tak pernah terbayangkan sebelumnya, dulu rasanya pas masih bekerja, sebelum menikah, fokusnya cuma gimana menjalani hidup dengan support system dari keluarga dengan diisi dengan beragam macam pekerjaan yang datang silir berganti, dan selingan kegiatan fotografi kalau lagi pusing dan sumpek hehe.

Sebelum menikah, pernah mengalami kebingungan ngehandle ke hectic an pekerjaan silih berganti dan pastinya menghadapai masalah hidup yang pasti datang juga, tapi pada akhirnya karena ada kesempatan untuk bisa berkonsultasi dengan psikolog, jadilah berkonsultasi dan mencari solusi untuk ‘how to manage time and manage my work hour in a day’ .

“Manage the energy”

Fokus pada ‘the energy’ ini beneran ngubah mindsetku yang sebelumnya terfokus pada ‘Completing task’ tanpa peduli kapabilitasku saat itu (Many thanks to mbak Fatheyaaa *psikolog yang di provide dari kantor sebelumnya), fokusnya hanya pada task yang banyak harus selesai at that time, tapi gak peduli power atau energi yang aku punya saat itu, dengan beralih fokus ke energi, jadilah task-task yang masuk disesuaikan dengan my capability.

Why “energy”? tau gak sih, kita sedih, sebel, marah itu nyita beberapa % dari energi kita? yaa aku sadar dan taunya berkat mbak fatheya, dan dipikir-pikir bener sih, sedih terus nangis, abis itu bikin lega butuh energi kan untukmau melakukan sesuatu pasti butuh energi, bayangin kalau gak ada energi tapi mo nangis atau marah, kayaknya gak bakal jadi, kalau dipikir pikir, energi tu ibarat bensin, gak bisa jalan kalau gak diisi dulu.

Knowing The Energy ; Energy yang kita punya, cuma diri kita yang tau batasannya, nah dimomen2 tertentu, kadang hal ini perlu banget kita identify diawal, jadi kita bisa tau jikalau ada new task yang masuk kapan akan selesai dan gimana effortnya, In my opinion, everything tu butuh kejelasan dan semua juga bisa jelas, misal kita laper, pasti paling susah ngejawab makan apa kan? karna tiap hari kita bakal ngadepin masalah ini, tapi ini adalah hal yang harus kita selesaikan bukan? kalau kita gak bakal tau kita mau makan apa, sampai nanti kita gak bakal makan dan bisa nenimbulkan hal-hal yang kurang baik kayak kelaperan, gak ada energi dan yang paling buruk bisa sakit. Sama halnya dengan kita berkomunikasi atau berinteraksi dengan manusia, semua butuh kejelasan, jika dapet tugas baru, orang akan menanyakan tugas ini bakal kelar kapan, jadi kalau ditanya siapa yang paling tau kamu? it’s your self , identifying your condition at that day adalah salah satu cara untuk appreciate and loving your body and mental health buat ngadepin setiap masalah atau pekerjaan yang bakal dihadapi :)

Prakteknya gimana aku biasa ngelakuin hal2 ini untuk ngemanage task2 yang disesuaikan dengan energi yang aku punya in every day sebagai new mom? ini dia beberapa poin yang biasa aku lakuin ;

  1. Open google calender and to-do list tasks (set target) ; memulai hari pasti yang dibuka google calender buat ngecek-cek agenda apa aja hari ini, “Hari ini targetnya bakal kelar ngerjain apa ya?” ini yang ngebantu buat knowing what to do untuk ngebreakdown in task-task yang masuk untul dikerjain hari ini *ngelistnya sampai ke akar2nya yaa ; sampek bener2 partikel kecil yang dilakuin, begini kira2 gambarannya.

2. Priority task; setelah aku list beberapa task yang mau aku kerjain, aku akan urutin berdasarkan prioritynya, mana yang paling mepet bakal aku taruh paling atas.

Bagi waktu main sama anak ketika kerja lumayan challenging ketika wfh, ‘I have to smart to manage my time’. Gimana kalau lagi ada diskusi with tim? biasanya bakal aku kasih dia kesibukan, kayak dikasih beberapa mainan (karna my son <1 year, jadi mainanya yang berbau pengenalan sensory), dan sebelum di jam aku meeting, aku pastikan dia kenyang dan nyaman, jadi ketika meeting atau ada yang butuh dikerjain bisa lebih tenang dan fokus, Jika ada task middle priority/low priority/ need focus biasanya akan aku kerjain setelah working hour, karena I need focus time, ketika anakku tidur, it’s my golden hour untuk nyelesein semua kerjaan, jadi semua bisa dilalui dengan imbang dan bahagia 🥰.

3. Appreciate every single task yang udah achieve dari set target di poin sebelumnya; Hal ini aku lakuin kalau udah ngelakuin produktifitas kurang lebih 15 menit sampai 120 menit *pas lagi produktif2 nya atau lagi dikejar deadline, I’ll do everything that I love, biasanya bakal main sama anakku dulu, terus dengerin musik yang aku dan anakku suka, atau sekedar lihat Shincan yang uda gak tayang di televisi :”). Kenapa perlu ngelakuin ini? it’s work a lot buat refresh otak dan badan, karna dengan ngeliat atau melakukan hal yang disukai bakal bikin happy, ibarat laptop abis kipas kenceng banget bunyi, dia bakal ngerefresh dan bakal enak buat dibuat kerja berat lagi setelah di restart

4. Sadar kalau namanya hidup gak bakal selalu ideal; Kadang kita punya idealisme masing-masing yaa, udah buat plan mateng-mateng dan cakep abis, tapi kenyataannya gak sesuai plan, sering banget gak sih kita ngalamin? apalagi kalau dah buibu gini, hidup kita ini bukan soal plan plan yang kita bisa atur sesuka hati, tapi ada campur tangan lain diluar kuasa kita yang mempengaruhi itu.

kebetulan aku adalah tipe orang yang agak susah buat menerima hal ini, jika plan sudah kubuat dengan baik tapi banyak hal yang berbeda dengan kenyataan, kadang kekesalan datang dan ini yang bisa menimbulkan marah *jangan ditiru yaa, tapi akan mereda dengan sendiri seiring berjalannya waktu, ini butuh latihan dan proses seperti apa yang kualami saat ini, I feel more peaceful when I aware that life isn’t always ideal, kalau gak ideal ya gapapa, gapapa banget dan gak ada yang salah, ini adalah bagian dari proses kehidupan, dan jalanin aja, yang paling penting adalah cara ngejalaninnya dilakukan dengan bener dan sesuai dengan apa yang diimani

5. Diskusiin soal timeline; nyambung dari poin nomor 4, task2 yang unpredicable suka datang tiba2 yang ngebikin timeline sebelumnya amburadul , kondisi begini biasanya jadi panas, nah disini try to discuss about expectation and time, ceritain proses design apa aja yang harus dilewatin dan butuh waktu berapa lama berdasarkan tingkat kesulitan projeknya, ini contoh dari timeline yang kubikin supaya dari squad (terutama pm/po) punya gambaran ekspektasi time kapan aku akan kasih my deliverables design, proses design disini juga depend on task it self yaa, karna ada beberapa task yang bisa aja gak perlu ideation (low effort) dikarenakan ngelanjutin dari ideation yang pernah dilakuin sebelumnya (contoh), this way helps me a lot bytheway 😊

timeline

6. Diary; Poin ini adalah poin yang gak mandatory dilakuin, tapi good to release and therapy, tapi hal yang paling nyenengin karna ada platform yang ngebikin semua unek2ku keluar, se simple dari timeline diatas aku bikin diary untuk semua yang aku rasain, “Nulis” hal ini ngebikin hal2 yang tadinya dipendem jadi kebantu buat dikeluarin, alhasil pikiran jadi berasa lebih enteng buat ngadepin hal-hal yang gak enteng di kerjaan ataupun diluar kerjaan hehe.

Life at Lion Parcel as product designer sangat mendukungku untuk menghandle semua ini dengan baik, menurutku work life balance disini enak banget, timnya bisa dibilang “slow but sure” bicaranya nyantai tak ada gas ngegas, tapi obrolannya serius semua, tau kapan bicara serius dan becanda, berasa tenang kerja disini, ritme kerja yang slow but sure juga ngebikin semua yang dikerjain hasilnya bisa lebih maksimal, untuk yang relate atau sudah jadi bu ibu, setelah jadi mom pasti semua gak semudah seperti dulu masih single bukan?, “being mom is not that easy” , yes being mom aja gak mudah, ditambah working mom yaa haha, but I’m happy, very very happy right now, karna setiap pulang kerja ada bestie aku yang selalu happy sekali ketika melihat aku pulang kerja *kalau lagi wfo (fyi, di lion parcel sekarang masih hybrid untuk product designer, dan flexible banget untuk working mom yang sedang struggle di kota rantau ngurus semuanya cuma bareng suami, jadi bisa punya waktu banyak juga untuk tetap bersama buah hati dan keluarga), My son, my precious one ❤.

So, buat bu ibu yang sedang bekerja, yakinlah mo jadi working mom, ibu rumah tangga, atau apalah, itu semua baik, ibu bekerja juga demi kebahagiaan keluarga terutama kebahagiaan anak, sometimes feels to surrender, sad, and absolutely feel weak and tired “It’s okey, release it” try and always stare to your precious one, your son, your energy, your everything, they need you so much, raise and fight, fight again, never lose hope, cause everyday is a hope ❤️

Beberapa poin diatas adalah daily activity yang aku lakuin selama bekerja dan mengurus anak, cara diatas adalah cara yang aku anggap works on me, but how about buibu working mom yang lain? mungkin bakal punya cerita dan cara hebat lain yang lebih fit to buibu sekalian, jadi jangan lupa untuk tetap hangout dan jajan yaa, tapi jangan lupa untuk tetap protokol kesehatannyaa 🙌🏻 agar terjaga kewarasan buibu semuaa

#salamuntukbuibuworkingmom #pleasetetaphangoutdanjajanuntukjagakewarasan #ibuhappyanakpastihappy👋💪

--

--