Nasionalis di Kaum Milenialis
Oleh : Rivaldo Bastanta Singarimbun
Semakin hari tampaknya mobilitas perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dunia bergerak dinamis dan cepat. Kemudian hal tentunya memberikan pengaruh besar terhadap perkembangan sumber daya manusia. Peradaban manusia yang dipengaruhi oleh kemajuan zaman membuat kaum milenial diajak untuk lebih responsif dan siap dengan kemajuan di berbagai bidang, diantara teknologi dan Ilmu pengetahuan. Bertindak pasif, tidak membuat kita selangkah lebih maju daripada yang lainnya. Dampak kemajuan zaman, juga berimplikasi pada pola pikir setiap insan di dunia. Yang dimaksudkan di sini ialah keterbukaan pemikiran yang berorientasi terhadap masa depan yang nantinya juga akan mempengaruhi kualitas generasi muda yang akan datang. Tidak cukup hanya sebatas pola pikir, maka kita juga harus menjungjung tinggi nilai-nilai kebangsaan Indonesia itu sendiri.
Mengapa harus terjadi demikian? Memiliki pola pikir yang maju tidak serta merta membuat seseorang memiliki sifat loyalitas tinggi terhadap kemajuan negaranya sendiri. Indonesia terkenal memiliki banyak pahlawan yang berjiwa patriotis dan nasionalis. Bagaimana tidak? Mereka rela memperjuangkan sepenuhnya tanah air Indonesia, tanpa menghiraukan seberapa lelah dan letih nya pikiran dan jiwa raga mereka. Naskah Proklamasi yang disusun oleh Soekarno beserta pemuda Indonesia menjadi sebuah saksi. Hal ini merupakan perwujudan tombak perjuangan Indonesia yang cukup tangguh melawan keji nya para penjajah selama berada di Indonesia. Pancasila sebagai landasan berpijak dan bertindak kepada seluruh umat manusia di Indonesia. Pembukaan UUD 1945 sebagai landasan konstitusional dan juga sebagai penjelamaan pengaturan segala tindakan di dalam lingkup pemerintahan serta sebagai pelindung hak-hak masyarakat Indonesia. Ini merupakan beberapa nilai-nilai yang ada di Indonesia, dan nilai-nilai inilah yang harus kita jaga dan rawat keberadaannya.
Sekarang, kita lah sebagai pelopor dan garis terdepan untuk melindungi dan menjaga ini semua. Bukannya kita sebagai penghancur dan pelopor keterpurukan bangsa kita. Apalagi, sebagai generasi muda seharusnya kita lebih nasionalis dari mereka yang mungkin memiliki keinginan untuk memecah belah kesatuan Negara Republik Indonesia. Banyak orang yang tinggal dan sejak lahir berada di Indonesia,tapi tidak mengindahkan dan mencerminkan dirinya sebagai seorang warga negara yang menghargai bangsanya sendiri. Dapat kita lihat, masih banyak sekali kasus dan masyarakat yang ingin menggantikan ideologi bangsa kita sendiri. Dan dapat kita telaah lebih dalam, bahwa dasar-dasar kemanusiaan juga menjadi salah satu permasalahan yang besar yang di alami Indonesia saat ini. Padahal, sudah jelas di dalam pembukaan UUD 1945 yang berisikan tujuan negara Indonesia yang berisikan salah satunya adalah melindungi segenap bangsa Indonesia. Dengan kata lain, beberapa orang yang masih melakukan tindakan kejahatan atas dasar kemanusiaan berarti tidak merawat nilai-nilai kebangsaan Indonesia. Kita tentunya tidak lupa dengan semboyan bangsa Indonesia yaitu Bhinneka Tunggal Ika, yang artinya berbeda-beda tetapi tetap satu. Indonesia terkenal dengan keberagaman suka,ras, dan agama. Memang pada kenyataannya itu terjadi dan banyak sekali terdapat di dalam masyarakat. Namun, itu lah yang menjadi alasan beberapa kelompok melakukan tindakan provokatif bahkan anarkis untuk memperjuangkan kepentingan kelompoknya sendiri.
Kita tidak akan dapat menjadi suatu negara yang maju, jika kita masih terlalu candu untuk mementingkan kelompok yang kita anut dan ikuti. Jelas, pada sila pertama Pancasila yang menyatakan “Ketuhanan yang Maha Esa,” yang berarti leluhur dan nenek moyang kita sendiri menghargai berbagai agama yang ada di Indonesia dan tidak hanya menghargai satu agama saja secara khusus. Penulis tidak setuju, ketika agama dijadikan sebagai salah satu unsur politik agar memenangkan suatu kelompok agama tertentu. Penulis kira, orang-orang yang masih menganut teori ini cukup memiliki pemikiran yang sangat kuno akan itu. Mengapa? Karena penulis yakin,ketika seseorang memiliki jiwa yang nasionalis dan patriotis ia pasti menjungjung tinggi nilai-nilai kebangsaan dan dengan demikian maka pola pikirnya pun akan semakin maju dalam merespon perkembangan zaman.
Penulis beranggapan bahwa pemimpin yang baik tidak berdasarkan atas agama yang dianutnya, tetapi pengalaman dan keberanian untuk menentang kebijakan yang buruk atau tidak mementingkan kepentingan publik itu sendiri. Beranjak dari seberapa penting nasionalis tersebut, mari kita membahas mengenai milienial. Yang kita tahu, milenial itu sendiri adalah generasi muda yang lahir sekitar tahun 90-an hingga saat ini. Mereka menjadi perantara masa orde baru dan reformasi. Dan yang diperlukan saat ini adalah kemajuan dan sikap yang terbuka dalam menghargai dan merespon perkembangan dan kemajuan zaman saat ini. Pastinya setiap negara akan selalu menitik beratkan kemajuan dan masa depan negara terhadap kaum muda, dan tentunya begitupula yang terjadi di Indonesia. Namun sejauh ini, yang kita lihat seberapa besar dan kuat mental generasi muda dalam memerangi kemajuan teknologi? Apakah sudah menanamkan jiwa nasionalis dalam meresponnya? Atau hanya sekedar penikmat yang statis?
Jika ditelaah pemuda Indonesia saat ini dapat dikatakan sebagai pengikut perkembangan zaman yang tidak produtif. Hanya berifat konsumtif saja, tanpa tahu asal-usul dan perkembangan apalagi yang akan terjadi di masa depan. Bahkan, tak jarang generasi muda saat ini masih saja menyukai budaya negara lain daripada budaya Indonesa itu sendiri. Tak banyak yang mencintai dan menghargai budaya Indonesia. Hanya sebatas tahu dan sebagian nya lagi bersifat bodo amat dan rasa ingin tahu nya sangat kecil dan bahkan nihil. Inilah salah satu penyebab kemunduran bangsa kita sendiri, di mana generasi muda tidak mencerminkan lagi nilai-nilai kebangsaan yang telah jauh ada sebelum mereka lahir dan telah menjiwai bangsa Indonesia. Soekarno pernah berujar “Berikan aku sepuluh pemuda niscaya akan kuguncangkan dunia.” Jika Soekarno masih hidup sekarang, mungkin ia akan tampak pupus melihat kemunduran karakter generasi muda saat ini. Sangat jarang, ditemukan generasi muda yang paham sepenuhnya akan sejarah dan beberapa nilai, yang cukup umum di masyarakat Indonesia.
Memang kenyataanya, tidak menutup kemungkinan bahwa suatu saat kita semua akan sadar betapa pentingnya menjaga dan merawat nilai-nilai kebangsaan negara kita sendiri. Karena apapun itu, seluruh nilai-nilai kebangsaan yang telah ada dan dibuat leluhur kita terlebih dahulu telah mendasari dan menjiwai kebangsaan Indonesia secara utuh dan keseluruhan. Jika kita mencoba menggantikannya, berarti kita tidak menghormati warisan budaya dan nilai yang mereka warisi terhadap kita. Dan juga, kita telah berusaha untuk membubarkan negara kesatuan republik Indonesia, yang telah diperjuangkan dan dipertahankan oleh pahlawan Indonesia yang tidak dapat kita tebus jasa dan nyawa mereka. Sebagai kaum milenial,yang merupakan garda terdepan dalam perubahan masa depan, kita perlu sadar akan pentingnya merawat dan menjaga nilai-nilai kebangsaan yang telah ada dan turun-temurun di Indonesia. Jangan menjadikan hal tersebut sebagai sesuatu yang tidak penting, karena itu merupakan harta warisan yang harus kita jaga dan kembangkan pada diri kita sendiri. Jika kita telah sadar seberapa pentingnya hal tersebut, maka kita akan dapat mempengaruhi orang lain untuk bersama-sama membangun dan menjaga keutuhan negara kita sendiri. Kaum muda tidak cukup hanya sekedar diam, tapi lebih dari itu. Ketika kita keluar dari zona nyaman kita selama ini, kita bisa dan mampu melakukan hal-hal yang besar demi kemajuan dan perkembangan bangsa kita ini ke depan. Jangan pernah takut walau harus berjalan sendiri, ditengah caci-maki dunia dan sekelilingmu, selama itu baik, jalankan lah, selama itu benar-benar salah, lawan, jangan biarkan terus salah dan mempengaruhi yang lain.