Manfaat Belajar Bahasa Kedua Untuk Otak

Olahraga otak dengan mempelajari bahasa kedua

Lutfhi Variant Hanif
BahasBahasa
4 min readMar 16, 2021

--

Jika mengangkat beban di gym adalah salah satu contoh olahraga bagi otot, maka belajar bahasa adalah salah satu contoh olahraga bagi otak. Studi yang dilakukan peneliti Pennsylvania State University menunjukkan bahwa mempelajari bahasa baru dapat memperkuat fungsi spesifik bagian otak kita. Hal ini tampak serupa dengan bagaimana kita melatih otot-otot kita; semakin sering digunakan maka akan semakin kuat.

Manfaat apa-apa saja yang bisa kamu dapatkan dengan melatih otak kamu dengan belajar bahasa baru? Berikut adalah beberapa manfaat yang bisa kamu dapatkan dari belajar bahasa baru.

  1. Memperlambat Terkena Alzheimer
Photo by Rad Cyrus on Unsplash

Mempelajari bahasa kedua memiliki hubungan dengan menurunnya resiko terserang Alzheimer. Studi pada tahun 2017 menunjukkan bahwa rata-rata orang bilingual (orang yang berbicara dua bahasa) dapat mencegah seseorang terkena Alzheimer 5 tahun lebih lama dari orang-orang non-bilingual.

Yang perlu diperhatikan adalah orang bilingual yang terlindungi dari Alzheimer ini adalah orang bilingual dengan jenis yang spesifik. Orang-orang bilingual yang didapati terlindungi dari Alzheimer lebih lama adalah orang-orang bilingual yang menggunakan bahasa keduanya secara rutin. Dalam penelitian terkait, orang-orang berumur yang sudah pensiun dan tidak menggunakan bahasa kedua mereka sesering saat mereka bekerja didapati tidak memiliki resistensi pada Alzheimer setinggi orang-orang yang masih menggunakan bahasa kedua mereka walaupun sudah tidak bekerja.

2. Meningkatkan Kemampuan Mengingat

Photo by Morgan Housel on Unsplash

Menjadi seorang bilingual juga dikaitkan dengan menguatnya kemampuan untuk mengingat. Sebuah studi jangka panjang pada tahun 2013 menunjukkan bahwa seorang yang bilingual secara umum dalam mengingat detil tentang kejadian yang dialammi (episodic memory) daripada orang non-bilingual. Studi juga menemukan ada korelasi antara umur seorang bilingual dengan kemampuan mengingat dimana orang yang sudah menjadi bilingual sejak kecil memiliki kemampuan mengingat yang jauh lebih baik.

Salah satu alasan yang diduga menjadi penyebab dari meningkatnya kemampuan mengingat seorang bilingual adalah lebih kuatnya lobus temporal medial orang bilingual. Lobus temporal medial adalah bagian yang menyimpan ingatan jangka panjang dan terlibat dalam pembelajaran bahasa kedua dimana Ia menjadi tempat seseorang dapat mengakses kosa kata dan gramatika bahasa kedua. Karena sering digunakan dalam pembelajaran bahasa kedua, lobus temporal medial orang bilingual diduga menjadi lebih kuat yang berarti kemampuan mengingat ingatan jangka panjang mereka juga lebih kuat.

3. Meningkatnya Fokus

Photo by Paul Skorupskas on Unsplash

Bilingualisme sudah lama dikaitkan dengan meningkatnya kemampuan kognitif, salah satunya adalah meningkatnya fokus. Dalam sebuah penelitian tahun 2015, partisipan ditugasi untuk mengidentifikasi gambar objek yang telah diberikan dalam serangkaian gambar yang muncul. Seorang bilingual didapati memiliki kemampuan untuk fokus mengidentifikasi objek, dalam konteks penelitian ini mengidentifikasi ada atau tidaknya gambar objek yang dicari dalam sebuah gambar, dibanding monolingual (orang yang berbicara satu bahasa).

Selain itu, sebuah studi juga menunjukkan kalau tingkat fokus pada seorang bilingual juga dapat bertahan hingga tua bahkan meningkat seiring berusianya seseorang. Studi pada tahun 2019 menunjukkan bahwa orang-orang bilingual yang sudah lanjut usia memiliki tingkat kesigapan atau kewaspadaan, yang sering dikaitkan dengan tingkat perhatian atau fokus, yang hampir sama bahkan lebih tinggi dari orang-orang bilingual yang masih muda. Hal ini memperkuat dugaan tentang manfaat positif yang didapatkan dengan mempelajari dan menggunakan bahasa kedua secara rutin dalam kehidupan.

Itu tadi adalah manfaat-manfaat yang bisa kamu dapatkan dengan mempelajari dan menggunakan bahasa kedua secara rutin dalam kehidupan sehari-hari. Efek penggunaan bahasa kedua yang positif memang didapati lebih kuat pada orang-orang yang telah menjadi seorang bilingual dalam usia muda. Tetapi, itu bukan berarti kamu berhenti atau tidak melanjutkan mempelajari dan menggunakan bahasa kedua secara rutin di usia yang sudah lanjut.

Referensi:

Dash, T., Berroir, P., Joanette, Y., & Ansaldo, A. I. (2019). Alerting, orienting, and executive control: The effect of bilingualism and age on the subcomponents of attention. Frontiers in neurology, 10, 1122.

Friesen, D. C., Latman, V., Calvo, A., & Bialystok, E. (2015). Attention during visual search: The benefit of bilingualism. International Journal of Bilingualism, 19(6), 693–702.

Li, P., Legault, J., & Litcofsky, K. A. (2014). Neuroplasticity as a function of second language learning: anatomical changes in the human brain. Cortex, 58, 301–324.

Ljungberg, J. K., Hansson, P., Andrés, P., Josefsson, M., & Nilsson, L. G. (2013). A longitudinal study of memory advantages in bilinguals. PloS one, 8(9), e73029.

Perani, D., Farsad, M., Ballarini, T., Lubian, F., Malpetti, M., Fracchetti, A., … & Abutalebi, J. (2017). The impact of bilingualism on brain reserve and metabolic connectivity in Alzheimer’s dementia. Proceedings of the National Academy of Sciences, 114(7), 1690–1695.

Schroeder, S. R., & Marian, V. (2012). A bilingual advantage for episodic memory in older adults. Journal of Cognitive Psychology, 24(5), 591–601.

--

--

Lutfhi Variant Hanif
BahasBahasa

Senang menghabiskan waktunya untuk mempelajari hal-hal baru dan mengonsumsi anime dan manga dengan porsi yang wajar.