Mendefinisikan Bahasa: Kata Menyusun Kata

Lutfhi Variant Hanif
BahasBahasa
Published in
3 min readNov 30, 2020

Satu tingkat di atas bunyi sebagai komponen bahasa adalah kata. Apa itu kata?

Dalam linguistik, mendefinisikan kata adalah tugas yang cukup berat.

Mari kita lihat beberapa contoh. (1a) ‘Pergi’ adalah sebuah kata, begitu juga dengan (1b) ‘Kepergian’. (2a) ‘Makan’ juga adalah kata, begitu pula dengan (2b) ‘Dimakan’ . Terdengar membosankan dan tidak dramatis.

Mari kita coba lihat beberapa contoh yang lebih kompleks. (3) ‘Saya pergi ke Bandung. Di sana saya makan surabi.’ Hei, ini kan kalimat, bukan kata!

Tenang saja. Semuanya akan menjadi sedikit berantakan dan menarik.

Saya yakin pembaca bisa menyetujui bahwa (1a), (1b), (2a), (2b) itu adalah sebuah kata. Begitu pula semua kata yang muncul di kalimat (3) adalah kata. Kalau bicara soal kata, kadang pembicaraan juga mengarah pada arti sebuah kata. Saya juga yakin pembaca bisa mengerti semua arti dari kata yang ditulis dalam artikel ini.

Tapi tunggu. Apa arti dari kata ‘ke’ dalam kalimat (3)? Itu kata untuk menunjukkan arah! Kalau bilang ke Bandung, ya berarti mengarah ke Bandung! Kenapa yang begini diributin sih. Saya tidak nanya arti ‘ke Bandung’ saya nanya apa arti ‘ke’.

Apa benar arti ‘ke’ menunjukkan arah? Apa bisa saya ganti ‘menunjukkan arah’ dalam kalimat (4) ‘Abdel membantu Maman dengan menunjukkan arah yang benar’ dengan ‘ke’? (4a) ‘Abdel membantu Maman dengan *ke yang benar’? Saya yakin hal tersebut tidak mungkin.

‘Ke’ itu harus muncul sama lokasi! Gak bisa aja dia muncul sendirian. Kenapa tidak bisa? ‘Bandung’ bisa muncul sendirian. Saya bisa mengganti ‘Jakarta’ dalam kalimat (5) ‘Maman akhirnya meninggalkan Jakarta’ dengan ‘Bandung’, menjadi (5b) ‘Maman akhirnya meninggalkan Bandung’. Tidak seperti kalimat (4a), kalimat (5b) tampak baik-baik saja walaupun ada kata yang diganti.

Lalu, bagaimana dengan ‘Di’ pada kalimat (3)? Apa artinya? Oh, apakah ‘Di’ pada kalimat (3) sama seperti ‘Di’ pada kata (2b)? Kalau ‘Di’pada kalimat (3) berarti menunjukkan tempat, apakah ‘Di’ pada kata (2b) juga menunjukkan tempat? ‘Dimakan’ artinya ‘menunjukkan tempat makan’?

Ilustrasi di atas mungkin sudah cukup menunjukkan bahwa mendefinisikan kata itu adalah pekerjaan yang cukup sulit. Semua kata yang muncul dalam kalimat (3) adalah kata, dan memiliki makna. Tetapi, ketika saya menunjuk satu-satu kata dalam kalimat tersebut, sepertinya definisi kata yang umum dipikirkan itu kurang tepat, setidaknya dari segi makna sebuah kata (seperti arti ‘Ke’ dan ‘Di’).

Satu hal yang paling terlihat dalam mendefinisikan apa itu kata adalah penggunaan kata ‘kata’ itu sendiri. Seperti yang sudah kita lihat, kata ‘makan’ dan ‘dimakan’ adalah kata. Tetapi, terlihat jelas bahwa kata ‘dimakan’ memiliki sesuatu yang tidak dimiliki oleh kata ‘makan’ yaitu itu awalan ‘di-’. Melabeli semua kata sebagai ‘kata’ tidak terlalu membantu dalam menganalisa lebih jauh apa itu kata.

Ahli bahasa kemudian menciptakan istilah morfem. Morfem adalah potongan lego, sama seperti bunyi dalam artikel sebelumnya, dalam tingkat kata. Tetapi, morfem tidak sepenuhnya seperti bunyi yang tidak memiliki makna apapun saat berdiri sendiri, morfem memiliki maknanya sendiri.

Dari paparan di atas juga, juga tampak jelas ada kategorisasi dalam morfem itu sendiri, seperti ‘ke’ yang tidak bisa muncul sendiri, awalan ‘di-’ dalam morfem ‘dimakan’, dan ‘Bandung’ yang dapat muncul sendiri.

Jenis morfem yang pertama adalah morfem bebas. Morfem jenis ini dapat berdiri sendiri dan memiliki makna yang utuh. Contoh morfem bebas dapat ditemui dalam kata (1a) pergi, (2a) makan, ataupun Bandung. Morfem bebas ini adalah potongan lego yang kemudian dapat digabungkan dengan potongan lainnnya untuk membentuk unit yang lebih besar.

Setelah morfem bebas, ada morfem terikat. Seperti namanya, morfem jenis ini tidak dapat muncul seorang diri. Morfem ini harus muncul bersama dengan morfem bebas. Contoh morfem terikat yang paling umum adalah awalan dan akhiran, dan preposisi. Jadi, ini artinya morfem ini tidak memiliki artinya sendiri? Morfem terikat tetap memiliki artinya sendiri walaupun mereka tidak bisa muncul sendiri. Buktinya, secara intuitif kita mengenal ungkapan ‘makan atau dimakan’. Awalan ‘di-’ pada morfem ‘dimakan’ merubah atau menambah makna ‘makan’ itu sendiri, dan membuat keduanya berbeda walaupun morfem bebas dari kedua kata itu sama.

Singkatnya, ilmu Linguistik membuat istilah morfem sebagai pengganti label ‘kata’ karena label tersebut dianggap tidak cukup membantu dalam melakukan analisa linguistik. Label morfem sebagai unit terkecil bahasa yang memiliki makna (yaitu kata), dapat membantu ahli bahasa untuk mendeskripsikan struktur kata dalam bahas tertentu.

--

--

Lutfhi Variant Hanif
BahasBahasa

Senang menghabiskan waktunya untuk mempelajari hal-hal baru dan mengonsumsi anime dan manga dengan porsi yang wajar.