Jakarta Tanpa Macet: Bekerja Bersama #UbahJakarta

pandito pratama
Mahitanawala
Published in
4 min readAug 30, 2017

Tentang integrasi transportasi tanpa macet di lain sisi.

Jakarta ibukota Indonesia, salah satu kota terpadat di dunia, dengan 9600 penduduk per kilometer persegi. Pergerakan 10 juta jiwa di dalam ruang seluas 600 km persegi bukanlah hal yang sederhana. Kompleksitas ini pun belum terjawab tuntas hingga saat ini. Konon ada yang berkata bahwa Jakarta tertinggal 20 tahun dari pembangunan yang seharusnya, mungkin pendapat ini bisa jadi benar, mengingat Kuala Lumpur dan Singapura sudah lebih sukses dalam penyelenggaraan mobilisasi massa.

Kita mungkin belum memiliki sistem transportasi bebas hambatan secanggih Paris Metro, London Underground atau New York Subway. Membuat sistem secanggih mereka pun tentunya membutuhkan waktu bertahun-tahun lagi, sedangkan pertumbuhan penduduk dan kebutuhan akan mobilisasi meningkat secara eksponensial. Dengan terpaparnya fakta ini, tentu pembangunan konstruksi transportasi berbasis rel secara marak bukanlah solusi tunggal. Untuk hal ini kita mungkin perlu belajar sedikit ke Tenggara dari sesama manusia yang tinggal di Selandia Baru, tepatnya di Kota Auckland. Mereka sudah lebih dahulu memperkenalkan konsep dan akhirnya berbentuk karya nyata dari suatu slogan #Kerjabersama. Konsep tersebut bernama Congestion Free Network atau dalam bahasa nasional kita berarti Jaringan Bebas Macet. Congestion Free Network atau CFN merupakan bentuk nyata dari integrasi sistem transportasi di suatu kota, dengan tujuan utama ‘membuang’ hambatan dari perjalanan penduduk di tengah kota. Sistem tersebut terdiri dari Light-Rail, Heavy-Rail, Bus Rapid Transit, dan Ferry Line. Mereka semua terintegrasi di beberapa titik termasuk ferry line, karena Auckland merupakan kota yang dilintasi beberapa muara laut. Mungkin kita bisa menyadur ide dengan sedikit memodifikasi agar sesuai dan tepat guna untuk diterapkan di Kota Jakarta.

CFN merupakan sistem terintegrasi di Kota Auckland dengan harapan dapat menghilangkan sumbatan di nadi-nadi perhubungan dalam kota. CFN dikemas dan dibranding sebagai solusi utama dalam memecah kemacetan di kota. Peta CFN ini juga dibuat lengkap dengan segala moda transportasinya dan segala titik integrasi terpadu.

Apa yang harus dilakukan oleh kita di Jakarta?

Ilustrasi branding JTM dan Peta terintegrasinya.

Jakarta tanpa Macet

Jakarta tanpa Macet merupakan sebuah konsepsi jaringan bebas macet di kota Jakarta. Sistem ini tentunya terdiri dari semua sistem yang sudah kita miliki seperti Transjakarta, yang merupakan sistem BRT terpanjang di dunia, dan Commuter Line Jabodetabek, juga sistem yang nanti akan kita miliki seperti LRT dan MRT. Dengan beberapa rencana Transit Oriented Development atau TOD di berbagai pemberhentian transportasi umum kita sekarang merupakan modal besar dari perwujudan Jakarta tanpa Macet. Dengan adanya TOD ini akan mempermudah transit antar moda transportasi. Tentunya integrasi ini memerlukan #Kerjabersama yang tak mudah antara LRT, Transjakarta, MRT, KRL Commuter Line, Pemprov DKI, Transportasi Jabodetabek, Dishub DKI dan masih banyak yang lainnya.

Peta Jakarta tanpa Macet

Perihal teknis integrasi tentunya tak cukup hanya di integrasi rute dan jalur, tetapi juga di proses kartografi atau pembuatan peta. Sampai sekarang kita belum pernah melihat peta integrasi dari transportasi tersebut. Hadirnya peta ini tentu akan mempermudah pengguna, karena mereka akan dengan mudah melakukan mobilisasi setelah mereka masuk ke dalam sistem ini.

Branding Jakarta tanpa Macet

Sistem baru tentunya membutuhkan pengenalan agar segera tenar dan digunakan oleh penduduk DKI Jakarta. Dengan memperkenalkan tiga kata tersebut ke seluruh penjuru kota beserta Peta Integrasinya diharapkan nantinya kita penduduk akan sadar bahwa sekarang Jakarta bisa dilintasi tanpa macet sedikit pun. Secara tidak sadar pun orang-orang akan terangsang untuk membantu Jakarta bebas macet dengan ramai-ramai meninggalkan kendaraan pribadi dan menggunakan sistem ini.

Pengembangan Jakarta tanpa Macet

Maraknya pembangunan di Kota Jakarta saat ini tentunya menghambat beberapa jalur lalu lintas di Ibukota. Oleh karenanya pengembangan Jakarta tanpa Macet ini harus dilakukan bertahap. Sebagai contoh, JTM 1.0 merupakan integrasi pertama saat nantinya LRT selesai, Pembangunan Tahap 1 MRT selesai, Transjakarta bisa mensterilkan jalurnya kembali yang saat ini masih belum dapat dilakukan karena pembangunan di berbagai tempat, dan tentunya Commuter Line. Lalu JTM 2.0 merupakan pengembangan selanjutnya ketika nanti misalnya kereta dari Bandara Soekarno Hatta sudah jadi atau MRT telah menyelesaikan pembangunan selanjutnya dan Transjakarta memperbanyak jalur sterilnya. Dan mungkin pada tahap yang lebih matang nantinya bajaj bahkan berada di bawah JTM dengan menghubungkan stasiun dengan jalan-jalan kecil di Ibukota dan kapal cepat dapat ikut dalam sistem ini dengan menghubungkan Jakarta daratan dengan Kepulauan Seribu, atau bahkan nantinya sungai-sungai di Jakarta bisa dijadikan media transportasi air yang akan ikut dalam sistem JTM.

Solusi untuk OK-OTRIP

Mengingat salah satu program Gubernur terpilih DKI Jakarta yaitu OK-OTRIP yang merupakan pembayaran tunggal untuk berbagai jenis transportasi, rasanya JTM ini dapat menjadi solusi. Bahwa JTM ini bisa dijadikan OK-OTRIP fase 1. Yaitu penduduk dapat menggunakan sistem tanpa hambatan ini dengan sekali bayar, seiring berjalannya waktu, OK-OTRIP pun akan berkembang dengan berkembangnya JTM.

Nantinya diharapkan JTM ini dapat berkembang semakin luas dan menjangkau seluruh kota Jakarta dan penduduk kota, sehingga nantinya Jakarta bisa kita lalui dengan mudah tanpa macet menganggu seperti yang selama ini sudah kita idam-idamkan.

www.jakartamrt.co.id

--

--