Manjaro 20 (Lysia)

Christopher Tahir
Mainstream Linux
Published in
4 min readApr 29, 2020

Halo, lama saya belum sempat memberikan update lagi. Hari Minggu kemarin saya akhirnya memutuskan untuk berpindah ke rumah baru dimana rumah ini adalah rumah yang direkomendasikan banyak teman saya yang sudsah lama berkecimpung di dunia Linux. Di samping itu, menurut situs distrowatch.com, Manjaro memiliki hit rank nomor dua setelah MX Linux.

Apa itu Manjaro?

Manjaro adalah salah satu distribusi (distro) yang merupakan cabang (fork) dari project ArchLinux yang mana terkenal super teknis dan kurang bersahabat bagi pengguna awam. Manjaro hadir untuk mengubah stigma tersebut dengan menyajikan ArchLinux dengan versi tampilan yang apik dengan pengalaman yang sangat baik.

Di hari Minggu saya melakukan instalasi Manjaro di komputer utama saya. Saya berani melakukan hal tersebut dikarenakan popularitas Manjaro akan stabilitas yang disajikannya pula. Ada beberapa hal yang menjadi catatan penting menurut saya dari migrasi Fedora ke Manjaro:

  1. Stabilitas sistem
  2. Beban terhadap perangkat keras
  3. Pilihan aplikasi
  4. Dokumentasi
manjaro.org

Stabilitas sistem

Saya melakukan instalasi Manjaro 19.2 di hari Minggu (26/04) menggunakan ISO Manjaro GNOME, karena seperti postingan saya sebelumnya, saya menggunakan GNOME DE dikarenakan settingan saya sudah sesuai dengan apa yang saya mau. Namun belakangan saya membaca bahwa Cinnamon DE berencana untuk memberikan dukungan lebih terhadap penggunaan Linux pada monitor HiDPI dengan menyajikan scaling terhadap masing-masing monitor yang menurut saya akan sangat baik pula. Maka saya menginstalasi Cinnamon DE pula pada sistem saya.

Namun kemarin saya membaca bahwa Manjaro 20 sudah dirilis, maka sangat berat hati awalnya saya hendak menghapus komputer saya kemudian menginstalasi kembali yang terbaru. Namun ternyata setelah saya cek melalui aplikasi Manjaro Hello, ternyata komputer saya sudah terupdate dengan sendirinya ke Manjaro 20. Tanpa adanya sedikitpun kekacauan sistem yang terjadi.

Apabila Anda hendak menggunakan DE selain yang ditawarkan secara default dari Manjaro yaitu XFCE, KDE maupun GNOME, ada baiknya untuk melakukan instalasi menggunakan Manjaro Architect yang mana panduan instalasi ada banyak di internet, dengan tujuan untuk mengurangi bloatware di komputer Anda. Ini belajar dari kesalahan yang saya lakukan yaitu saya menginstalasi Manjaro GNOME kemudian saya menginstalasi Cinnamon DE yang mana jadinya ada beberapa aplikasi dengan fungsi yang sama, walaupun pada dasarnya banyak aplikasi yang tidak diinstalasi sebagai tambahan lagi.

Beban perangkat keras

Biasanya dengan aplikasi yang sama dengan startup app yang sama pula di Fedora, untuk sistem saya beroperasi, saya membutuhkan waktu sekitar 50–60 detik untuk boot hingga saya bisa memakainya (login page), namun di Manjaro sendiri ternyata jauh lebih cepat yaitu antara 15–30 detik (rata-rata 17–20 detik).

Kemudian setelah masuk ke dalam sistem operasinya, konsumsi RAM juga lebih rendah antara 500MB — 1GB, cukup banyak dan signifikan pula. Namun dengan begitu, ada pula yang harus dipelajari lebih lanjut seperti bagaimana menggunakan perintah yang sedikit berbeda dengan Fedora maupun Ubuntu.

Pilihan aplikasi

Pilihan aplikasi di Manjaro menurut saya jauh lebih banyak dan variatif, memang pada dasarnya apa yang ada di Ubuntu maupun Fedora, seharusnya ada pula pada Manjaro, namun yang membuat Manjaro sedikit lebih adalah dengan adanya AUR (Arch User Repository) yang mana membuatnya lebih lengkap karena instalasi dari AUR akan melakukan kompilasi dari source code yang ada sehingga tinggal dipasang di komputer dengan lebih mudah. Contohnya untuk aplikasi Trello (non-official), di Ubuntu maupun Fedora harus kompilasi manual dan setelah kompilasi masih belum tentu bisa dipakai. Di Manjaro, cukup jalankan Add/Remove software a.k.a. Pamac, lalu cari Trello dan Build, Apply, maka aplikasi siap untuk dipakai dalam beberapa detik.

Add/remove software (Pamac)

Menurut saya AUR akan menjadi suatu fitur yang sangat jauh lebih baik dibandingkan distro dari cabang lainnya. Yang artinya hanya cabang dari Arch yang akan mendapatkan fitur yang memudahkan ini.

Dokumentasi

Pada dasarnya dokumentasi menurut saya sangatlah penting. Memang saya menyadari bahwa pembaca tidak akan pernah banyak karena sama seperti buku, peminatnya cenderung kecil. Namun menurut saya sangatlah penting dikarenakan adanya dokumentasi bisa membantu kita mencari solusi atas masalah yang kita miliki. Dokumentasi di Manjaro sudah sangatlah lengkap dan bahkan bila kita masih belum menemukan solusi, kita bisa menggunakan solusi di dokumentasi Arch yang juga tidak kalah rapih-nya.

Kesimpulan

Manjaro berusaha untuk memperkenalkan Linux ke khalayak lebih luas terutama pengguna mainstream dengan berbagai usaha yang sudah dilakukannya seperti perbaikan pengalaman pengguna, menyediakan sistem operasi pra-instalasi di komputer (InfinityBook) yang menyasar ke pengguna, perbaikan tampilan yang jauh lebih apik dengan pilihan tampilan awal yang memberikan pilihan kepada pengguna yang baru bermigrasi baik dari Windows maupun Mac.

--

--

Christopher Tahir
Mainstream Linux

A tech, blockchain & cryptocurrency enthusiast. Sharing about trading in forex & cryptocurrency and also technology in blockchain