Selamatkan Kreatifitas Bangsa Indonesia dari Industri Kreatif Indonesia
Tantangan dari lubang jarum.
Warning : Industri kreatif tanah air sedang dikorupsi. Selamatkan.
Berkecimpung di dalam industri kreatif namun malas nge-charge batere, lo harus punya lubang jarum. Sebabnya lubang setitik di telinga pun sudah bisa beresonansi tanpa power bank. Jangan celingukan cari colokan berbalut dandanan hipsters.
Bergaya masuk ke dalam golongan creative bazzaar goers yg berasa lucu minum jamu gendong, lo harus punya lubang jarum. Itu anehnya mens legging new arrival yang cutting-nya gak friendly untuk menyelipkan uang kembalian minum jamu. Kalah gaya sama mode pakaian Mbok Jamu yang punya area selipan duit selipan untuk menerima uang pembeli.
Kalau masih bisa ketawa bikin meme kreatif sebagai relawan Capres yang mancing ketawa berjamaah, lo harus punya lubang jarum. Simpan tertawa lo untuk menertawai kebodohan Capres dukungan lo sendiri. Biasanya yang tertawa belakangan bakal jadi Presiden. Yang nertawain , bukan Capresnya.
Kenapa begitu perlunya pelaku industri kreatif perlu lubang jarum ? simak tweet saya dibawah ini sebelum tak sadar menghancurkan industri kreatif Indonesia :
Industri kreatif bukanlah furniture design minimalis yang dibeli karena keren untuk dijadikan interior new wave coffee shop milik sendiri. Produk kreatif itu haruslah membangun empati sehingga produk dalam sebuah bazaar bisa membuat kita berfikir keras penuh empati memunculkan aha moment :
“ eh, stools keren ini cocok banget buat ditaruh di ruang tunggu puskesmas, beli ah, sumbangin”
Begitu pula saat saya melihat produk kamera lubang jarum Neo Pinhole buatan @ArieHaryana , tertegun.
Ini lah produk kreatif yang diciptakan dengan empati melihat sisi merebaknya digital camera dan smartphone berkamera yang membuat masyarakat menjadi konsumtif. Tiap ada model kamera digital baru maka tergoda untuk membeli, padahal bisa membuat sendiri kamera lubang jarum seperti yang di jual oleh Arie Haryana. Dengan berfikir secara mendalam dapat terlihat pesan yang kuat bahwa kita bisa bertanya kepada Arie bagaimana cara membikin kamera lubang jarum secara sederhana. Komunitas Lubang Jarum Indonesia pun akan senang hati berkunjung dan menerima kunjungan peminat kamera lubang jarum untuk belajar filosofi dan cara membuatnya.
Neo Pinhole Camera , sebuah kreasi kamera lubang jarum dari Arie Haryana, ini telah memotret beberapa perilaku konsumen dalam era maker movement saat ini :
- Pesan bahwa kalau mau punya tapi gak ada duit untuk membeli maka gak perlu beli Neo Pinhole Camera jika mau belajar membuatnya sendiri dari tutorial yang ada di Internet. Komunitas Lubang Jarum Indonesia (KLJI) siap membantu.
- Neo Pinhole Camera ini jauh dari cantik. Saya pribadi tidak suka dengan bentuknya. Hal ini lah yang bikin saya penasaran untuk mengopreknya. Untuk itu saya perlu membelinya demi kebutuhan membongkar untuk melakukan tinkering dalam menghasilkan ide-ide pengembangan produk baru.
- Keberadaan Neo Pinhole Camera di pasaran menjadi sebuah ide besar dari pengembangan produk yang tidak melulu musti keren, user friendly, good branding. Justru produk kreatif seharusnya meniru cara Arie Haryana membuatnya yang tekun bukan hanya passion , namun juga diiringi frustasi dalam membuatnya. Bukan frustasi atas situasi kemudahan dalam hidup namun lebih kepada situasi dimana hidup itu jangan mau dibuat mudah.
Dengan memiliki Neo Pinhole maka hidup gak akan lebih cepat, lebih murah, lebih baik. Neo Pinhole melawan Faster, better, cheaper yang adalah jargon era digital. Memotret dengan Neo Pinhole tu prosesnya panjang butuh waktu, harga media film nya makin mahal, desainnya pun tidak lebih bagus daripada kamera-kamera lainnya. Inilah kreatifitas sebenarnya yang musti diselamatkan dari gelombang industri kreatif yang justru beracun membunuh.
Tengok semua festival kreatif yang memamerkan karya kreatif mulai dari apparel, fnb, furniture, hingga customized goods, semuanya keren dan hip namun tak menantang untuk dioprek seperti Neo Pinhole. Yuk, selamatkan kreatifitas dari industri kreatif. We are all makers. We are born makers.
