SUKIYA merupakan restoran Gyudon dengan cabang yang tersebar di penjuru dunia, kurang lebih memiliki 2000 outlet. Salah satu menu yang terkenal adalah Gyudon, yang merupakan hidangan khas Jepang yang terdiri dari semangkuk nasi dengan irisan tipis daging sapi dan bawang bombay yang direbus dengan kecap manis. Gyudon adalah makanan cepat saji yang sangat populer yang sering dinikmati untuk makan siang. Gyudon adalah makanan yang bergizi dan seimbang. Selain itu, Gyudon juga bisa kamu sesuaikan dengan berbagai topping lezat seperti kimchi dan keju.

Weekend kemarin aku dan keluarga mencoba menikmati beberapa menu di resto ini. Tepatnya di resto Sukiya, Supermall Lippo Karawaci. Tidak banyak kok cuma 4 macam menu ringan buat makan siang. Istri dan anakku pesan Rice Bowl Teriyaki, onion ring dan ice lemon tea. Sedangkan aku memilih Rice Gyudon with half boiled egg (nasi daging dengan topping telur setengah matang), chikuwa goreng dan ice ocha tea. By the way, semua menu dilengkapi dengan semangkuk kecil salad kubis.

Kesan pertama ketika masuk ke resto yang letaknya pas didepan Timezone adalah sepi dan tidak ada antrian. Ternyata customer harus duduk terlebih dahulu dan melihat sendiri menu, kemudian disediakan bell untuk memanggil pelayan resto. Ini menarik karena kita jadi tidak terburu-buru. Kemudian ternyata pembayaran di resto ini cashless. Jadi kalau pengen kesini siapkan kartu debit/kredit anda, atau minimal isi e-wallet anda (OVO, Gopay, DANA, Shopee Pay).

Kesan kedua, ketika makanan datang. Warna dagingnya pucat dengan irisan tipis namun lebar. Bila dibandingkan dengan resto sejenis (misal Yoshinoya) sangat berbeda karena irisan mereka tipis, kecil dan memanjang serta warna daging yang gelap layaknya daging yang well-cooked. Kemudian nasinya kurang pulen tapi mangkuknya lebih lebar sehingga terkesan lebih banyak. Kemudian isi salad yang cuma kubis/kol tanpa parutan wortel serta disiram mayonaise berwarna pucat juga.

Kemudian untuk minuman aku memiliki kesan minus disini. Bagi lidahku yang pecinta teh hijau Jepang, rasa teh ocha disini agak aneh. Dan akhirnya aku paham mereka memakai ocha bubuk karena ternyata tidak diaduk secara merata hingga menyisakan residu/ampas dibawah gelas.

Personally photo by Redha Herdianto

Oiya, di resto Sukiya ini semua makanan memiliki porsi yang disesuaikan dengan pilihan customer, mulai dari porsi Small, Regular, Medium dan Large. (entah apa bedanya antara regular dengan medium). Kemarin aku coba porsi regular, dan pas mulai dari kapasitas nasi hingga harga. Untuk pilihan menu banyak, tapi kebanyakan nasi dan daging dengan bermacam topping sih. Kemudian ada pilihan ala carte dan paket lengkap. Meski setelah aku hitung untuk beda harganya cuma sedikit.

Resto ini aku rekomendasikan kalau kamu pengen coba saja resto jepang siap saji, cashless dan dekat dengan Timezone. Siapa tau pengen makan sambil liatin anak main game sendirian, atau keburu laper daripada antri lagi. Kelemahannya adalah Sukiya memiliki level rasa yang B aja.

Kalau aku pribadi akan lebih memilih Yoshinoya yang secara umum memiliki menu yang sama (btw, Yoshinoya nggak ada menu Gyudon) dengan range harga yang tidak jauh berbeda tapi rasa yang jauh lebih enak. Kemudian yang menjadi menarik di Yoshinoya adalah nasinya lebih pulen ( menurutku lho) dan teh ocha dibuat dari seduhan daun dan enaknya bisa isi ulang sendiri berkali-kali sampai batas malu masing-masing orang.

Originally published at https://biamdenatura.wordpress.com on March 15, 2022.

--

--

Redha Herdianto
Manuskript

Blogger Pemula | Praktisi K3 | Budak Korporat dari perusahaan Taiwan | Editor Publikasi of Manuskript on Medium | Owner of Lumiere Journey Weblog on Wordpress