Strategi “Triple Helix” Untuk Menciptakan Budaya K3

Redha Herdianto
Manuskript
Published in
2 min readFeb 19, 2020

Berita mengenai kecelakaan di tempat kerja cukup sering mencuat belakangan ini. Sebut saja kejadian yang beberapa waktu lalu terjadi pada proyek Double-Double Track (DDT) yang roboh di Jalan Slamet Riyadi, Matraman, Jakarta (20/02/2018) yang menyebabkan 7 pekerja terluka. Sebelumnya, 4 Februari 2018 crane pengangkut beton proyek yang sama, roboh dan menewaskan 4 pekerja dan beberapa lainnya luka-luka.

Berita tersebut tentu hanya beberapa dari sekian banyak kasus kecelakaan kerja yang terjadi. Data dari International Labour Organization (ILO) tahun 2013 menunjukkan bahwa 1 pekerja di dunia meninggal setiap 15 detik disebabkan kecelakaan kerja, sementara itu sebanyak 160 mengalami sakit akibat kerja.

Berbagai upaya terus dilakukan untuk mengurangi angka kecelakaan kerja dan sakit karena bekerja. Di Indonesia sendiri dikenal dengan istilah K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja). Terkait hal tersebut, dalam rangka bulan K3 Nasional yang diperingati setiap tahunnya, pada tanggal 13 Februari 2018 diadakan Simposium Keselamatan dan kesehatan kerja Nasional tahun 2018 tingkat provinsi Sulawesi Selatan dengan tema : “ Academic-Business-Government (ABG) Triple Helix Cillaboration Guna Peningkatan Budaya K3 Dalam Mendorong Terbentuknya Bangsa yang Berkarakter”.

Simposium berlangsung di Hotel Dalton Makassar dan dihadiri oleh narasumber dari berbagai kalangan diantaranya, Direktur Pembinaan Pengawasan Bidang K3 Kementrian Ketenagakerjaan RI, Kepala Sekertariat Dewan K3 Nasional, Kepala Balai Besar Pengembangan K3 Makassar, dan General Manager Health Savety & Emergency Response PT Valle Indonesia Tbk.

Simposium yang berlangsung sejak pagi hingga siang hari ini membahas banyak hal, khususnya mengenai strategi triple helix, yitu strategi untuk sinergi dan penyatuan tiga kalangan yang terdiri dari akademika, bisnis/pengusaha dan pemerintah dalam mewujudkan budaya K3 dalam iklim kerja di Indonesia.

Peran Lembaga Pendidikan

Lembaga pendidikan mempunyai peran penting utamanya dalam mendorong praktisi akademis dalam K3, menyiapkan tenaga kerja siap pakai, dan meningkatkan partisipasi K3.

Hadir dalam Simposium, Divisi Pengembangan K3 Universitas Hasanuddin, Ir. H. Ilyas Renreng. Beliau mengungkapkan beragam kegiatan yang dilakukan oleh Unhas sebagai upaya meningkatkan budaya K3. Diantaranya yaitu Membentuk lembaga penelitian dan pengkajian K3, setiap mahasiswa baru Fakultas Tehnik Unhas dibekali dengan savety introduction, 13 departemen yg ada di FT UH sudah mempunyai K3 dan yang terakhir yaitu pelatihan usia dini di 3 sekolah dasar tentang K3 (duta K3 usia dini).

Dengan memfokuskan pembangunan K3 melalui Sumber Daya Manusia (SDM) inilah, harapannya angka kecelakaan kerja dan penyakit karena kecelakaan kerja bisa berkurang.

Originally published at https://www.kompasiana.com.

--

--

Redha Herdianto
Manuskript

Blogger Pemula | Praktisi K3 | Budak Korporat dari perusahaan Taiwan | Editor Publikasi of Manuskript on Medium | Owner of Lumiere Journey Weblog on Wordpress