UU Ciptaker, in my opinion

Redha Herdianto
Manuskript
Published in
2 min readOct 13, 2020

Undang-Undang Cipta Kerja (UU Ciptaker), yang akhirnya banyak disebut dengan UU Cilaka oleh penggiat serikat pekerja ini merupakan produk hukum baru yang kontroversial di medio akhir 2020 oleh rezim pemerintah Jokowi. Dianggap kontroversi lantaran banyak pasal didalamnya yang berhubungan dengan peraturan lain yang akhirnya banyak bersinggungan dengan elemen kehidupan masyarakat yang lain

Secara singkat, UU Ciptaker ini juga disebut sebanyak Omnimbus Law atau undang-undang sapu jagat karena merupakan undang-undang yang dibuat dengan bersentuhan dengan banyak topik yang dimaksudkan untuk mengamandemen, memangkas dan mencabut peraturan dari undang-undang lainnya.

Disini aku sih bukan mau membahas plus minus UU ini. Karena aku yakin sudah ribuan artikel dan berita diluar sana yang sudah membahas, tapi ini adalah tentang subjektifitasku selaku buruh yang akan menerima imbas langsung dengan diputuskannya UU Ciptaker ini

Kalau ditanya, sudah baca atau belum draft UU. Aku dengan lantang akan menjawab belum. Oiya saat tulisan ini dibuat, UU ini sedang didemo besar-besaran. Bahkan besok aku tidak masuk kerja karena pabrik tempatku bekerja diliburkan. Inilah salah satu dampak dari demo nasional, ada kerugian operasional dari sisi pengusaha. Sedangkan sisi pekerja memang perlu untuk melakukan perjuangan itu. Aku? hanya bisa membantu doa, karena pandemi Covid-19 yang belum ditemukan obatnya, jadi lebih baik menghindari kerumunan orang banyak demi menghindari cluster baru

Ada banyak kejanggalan dari UU Ciptaker ini, mulai dari pengesahan dilakukan malam hari, anggota dewan yang belum mendapatkan copy draft, tersebarnya surat resmi dari Presiden mengenai perintah yang kesannya memaksakan penetapan UU dengan buru-buru, banyak pasal yang menghilangkan benefit positif tenaga kerja sebelumnya, hingga upaya-upaya rahasia terorganisir demi lolosnya UU baru ini. Saling tuding mana fakta dan mana hoax pun mulai bersliweran di media sosial.

Pada periode rezim ini, kalau tidak punya prinsip dan keyakinan kuat maka tidak akan bisa membedakan mana berita palsu dan mana berita fakta. Semua sudah saling blur dan tidak ada lagi kejelasan

Namun sebagai seorang awam aku tetap meyakini bahwa putaran politik di negeri Indonesia ini memang hasil kerja dari invisible organization yang tidak ingin melihat anak bangsa hidup rukun dan damai. Mana buktinya? Aku hampir tidak bisa membuktikannya, karena ini hanya sebatas opini tak berdasar

Pesan bijak dari seorang guruku, masa ini janganlah masuk dan ikut campur hal-hal yang berhubungan dengan dunia politik. Jadilah penonton dan amati pergerakan apa yang terjadi. Jaga diri dan keluarga masing-masing. Insya Allah dirimu akan aman

Originally published at http://biamdenatura.wordpress.com on October 13, 2020.

--

--

Redha Herdianto
Manuskript

Blogger Pemula | Praktisi K3 | Budak Korporat dari perusahaan Taiwan | Editor Publikasi of Manuskript on Medium | Owner of Lumiere Journey Weblog on Wordpress