pentingnya sebuah nama

magfira
Mari #NulisRandom2015
1 min readJun 14, 2015

Kehilangan satu huruf atau spasi dalam namaku terasa begitu janggal. Layaknya salah satu rusukku patah karena dipaksa lepas dan aku tak dapat bernapas di bawah nama lain. Salah eja sedikit saja dan emosiku mulai menuruni lembah. Cuma kurang satu huruf, kata mereka. Cuma dipisah satu spasi. Bilanglah begitu dan aku bersumpah aku akan memaksamu untuk menulisnya ulang.

Nama, dalam suatu perspektif, adalah hal yang kudus. Begitu sakral. Doa tersemat di setiap lekuknya, di setiap ruang yang terhimpit. Menjelmakan setengah pribadimu sebelum dihiasi kasih orang tua dan dinodai kenyataan. Kurang satu hal saja sama seperti satu doa dari sekian jutaan terhapus tanpa jejak.

Namaku adalah suatu kesalahan pegawai yang makin lama makin kucintai. Awalnya terdiri dari dua spasi, lalu tereduksi menjadi satu. Dua katanya terpadu oleh kecerobohan yang takkan lagi terpisahkan, bahkan sampai saat menemui Tuhan, layaknya dua orang yang tidak mengenal kata perpisahan. Aku menyukainya karena pada seketika itu juga, namaku terasa berbeda di lidah dan di mata, dan tak ada yang menyamai namaku. Makanya tiap ada yang salah menyebutkan namaku, aku keukeuh, defensif; segera meyuruh mereka untuk mengoreksinya. Mereka mempersuasiku untuk membiarkannya saja seadanya, tapi aku tidak mau. Tidak akan. Itu namaku dan itulah diriku.

Bagaimana jika aku salah menulis namamu? Defensifkah dirimu? Pasifkah dirimu untuk mempertahankan doa-doa yang belum sepenuhnya mekar sempurna?

Salahmu sendiri yang tak membenarkan namamu. Ingatlah bahwa salah nama sama saja segala identitasmu — KTP, SIM, KTM, kartu pelajar, segala hal itu — juga salah di mata dunia.

Aku selalu berdoa aku tidak salah menulis dan menyebut nama-nama orang.

Tak kenal maka tak sayang, bukan?

--

--

magfira
Mari #NulisRandom2015

an indonesian lost in this certain intersection of foreign cultures.