Diabaikan

Abdul Hamid
Memoar
Published in
2 min readJan 12, 2021

Seorang perempuan berusia 50-an duduk sambil menjewer kresek hitam. Ia baru pulang belanja dari warung tetangganya. Mata perempuan itu menghadap jaring hitam yang memagari tanaman pakcoy dan kangkung. Sementara pikirannya berkelana ke masa lalu dan masa kini cucunya, Ari.

Ari kini adalah cucu satu-satunya yang diabaikan orang yang melahirkannya.

Ingatan perempuan itu sampai pada 600 hari yang lalu. Saat itu bakal calon bapak Ari mendatangi seorang gadis SMP yang kelak melahirkan Ari. Lelaki itu mengutarakan maksudnya untuk menikah dengannya. Bila menolak, ia tak segan-segan akan melakukan kekerasan.

Ibu dari gadis itu sudah pasang badan bila ancaman itu benar-benar dilakukan. Namun, lelaki itu justru menghampiri kediamannya tanpa membawa senjata dan bersama orang tuanya. Ia mengajak gadis itu menjalin silaturahmi dengannya lewat jalan pernikahan.

Keluarga gadis itu tak bisa menolak niat baiknya. Meski saat itu berat sekali melepas gadis yang tengah sekolah dan sedang menunggu ujian kelulusan SMP 3 bulan lagi.

Acara pernikahan tersebut berlangsung sukses. Namun di hari berikutnya, perbauran itu diliputi petaka hingga lahirlah Ari. Semakin hari tak ada cinta. Ayah Ari sering memukuli istrinya. Ia semakin menjadi pemabuk berat dan jadi pengemis uang jajan pada istrinya.

Para tetangganya geram dengan kekerasan itu. Ia nyaris dipukuli. Untung mertuanya masih mau memilih jalan damai. Bila tak ada cinta yang tersisa, lebih baik putuskan saja perbauran ini. Tak usah ada dendam.

Ari bahkan tak dapat sisa-sisa cinta dan uang jajan. Semua mengabaikannya. Ayah kembali ke kampung halamannya dan ibunya memilih tinggal bersama suami barunya. Ari tinggal bersama neneknya.

Pagi itu batin neneknya sedang meletup-letup dan tak bisa menahan air mata.

“Saya sebagai orang tua tidak pernah melakukan ini kepada anak. tapi kenapa saya bisa punya anak yang tega seperti ini,”

Ari yang kini baru berusia dua tahun itu baru saja mencapai mimpinya untuk disunat. Mimpi-mimpi lain itu akan tumbuh di sisa-sisa waktu hidup neneknya.

--

--