5 Tips Memulai Membaca Buku Pengembangan Diri Bagi Mahasiswa

Gilang Agustiar
Metagraf
Published in
4 min readJul 28, 2016

--

Membaca buku pengembangan diri memang lebih berat dari membaca novel ataupun buku cerita. Pasti ada saja alasan yang menyebabkan kita sulit untuk memulai membaca. Entah karena saya merasa tidak punya waktu, banyak tugas yang perlu dikerjakan, atau karena masih ingin bermain.

Saya pun seperti dulu itu, 5 buku pertama yang saya baca terasa sangat berat dan tidak selesai-selesai. Namun, setelah melewati 5 buku pertama tersebut, saya merasa membaca buku pengembangan diri bukan lagi sebuah keinginan, melainkan sebuah kebutuhan.

Nah, kali ini saya akan menuliskan tips yang bisa kalian lakukan untuk memulai kebiasaan membaca buku pengembangan diri agar lebih mudah untuk seorang mahasiswa:

1. Pilihlah Topik Pengembangan Diri Yang Kamu Butuhkan

Mulailah dengan membaca buku dengan topik yang kamu butuhkan, jangan mulai dengan topik yang kamu rasa tidak perlu.

Untuk mengetahui topik yang kamu butuhkan saat ini, tanyakanlah kepada diri kamu pertanyaan berikut:

a. Apa tantangan yang sedang saya hadapi sekarang?
b. Apa arti kesuksesan untuk diri saya?

Dari kedua pertanyaan tersebut, kamu akan tahu apa sebenarnya buku yang sedang kamu butuhkan pada saat itu.

Jika kamu merasa tantangan terbesar kamu adalah mengatur waktu, belilah buku yang memiliki topik tentang time-management. Jika kamu saat ini sedang menjadi pemimpin pada suatu organisasi, carilah buku yang memiliki topik tentang kepemimpinan.

2. Pahami Buku Yang Kamu Baca Termasuk Jenis Apa

Saya menggolongkan buku sebagai 2 jenis, yaitu:

a. Buku yang bisa langsung ditelan
Maksud dari buku yang bisa langsung ditelan ini adalah kamu tidak perlu untuk membaca buku sebelumnya dan hanya memiliki satu ide besar dalam buku tersebut.

Buku jenis ini adalah buku yang biasanya saya bawa kemana-mana dan dibaca ketika ada kesempatan.

Buku yang seperti ini biasanya memiliki genre psikologi popular ataupun self-help motivasi. Contohnya adalah buku Blink, Outliers, David & Goliath dan beberapa karangan Malcolm Gladwell lainnya.

Selain itu, ada juga buku pengembangan diri yang memiliki alur cerita dan tergolong fiksi loh. Jadi, konten pengembangan dirinya dikemas dalam sebuah cerita yang menarik dan lebih tidak monoton. Contohnya adalah The Alchemist karangan Paulo Coelho dan The Monk Who Sold His Ferrari karangan Robin Sharma.

Memang banyak orang yang menganggap bahwa pengembangan diri saja sudah tergolong “berat”, namun banyak sekali pengembangan diri yang sebenarnya isinya itu mudah dicerna.

b. Buku yang harus dikunyah terlebih dahulu
Buku yang harus dikunyah ini memerlukan konsentrasi tinggi dalam membacanya dan biasanya harus mengerti dasar-dasar dari topik yang dibahas terlebih dahulu. Buku ini biasanya menceritakan beberapa bahasan sekaligus dan secara mendalam.

Saya biasanya jarang membawa buku ini kemana-mana, paling hanya dibaca ketika saya sedang di kamar dan ada waktu kosong.

Contoh dari buku seperti ini yang pernah saya baca adalah 7 Habits of Highly Effective Peoplekarangan Stephen R. Covey dan Getting Things Done karangan David Allen.

Saya merasa kedua buku tersebut mempunyai isi yang sangat bagus dan mendalam sehingga akan sulit untuk memahaminya jika sedang kurang konsentrasi.

Sebenarnya penggolongan kedua buku ini tidak harus berdasarkan genre bukunya. Namun, lebih kearah mengetahui gaya tulisan dari si penulisnya.

Semakin banyak kamu membaca, semakin mudah kamu untuk membedakan kedua jenis buku tersebut.

3. Bacalah Buku Impor Yang Berbahasa Inggris

“Loh katanya tipsnya memudahkan? Kenapa disuruh baca buku berbahasa Inggris?”

Ya, mungkin bagi sebagaian besar orang, membaca buku bahasa inggris adalah sebuah kendala.

Memang saya akui bahwa 5 buku pertama yang saya baca juga terasa sangat berat, namun lama kelamaan, otak kita akan terbiasa dan akan terasa biasa saja.

Terkadang kita menganggap buku berbahasa Inggris lebih sulit karena yang biasa kita baca adalah textbook yang menggunakan bahasa formal dan kaku.

Malah kebanyakan buku pengembangan diri yang sudah pernah saya baca menggunakan bahasa sehari-hari yang mudah dipahami.

Selain itu, menurut saya banyak buku impor yang berisi ilmu yang sangat luar biasa dan tidak pernah saya temukan dari buku pengembangan diri lokal manapun.

Walaupun ada buku terjemahan, tetapi kebanyakan buku terjemahan memiliki bahasa yang aneh dan cenderung kita anggap “berat”. Jadi saya tetap merekomendasikan untuk membaca buku aslinya langsung.

4. Mulailah Dengan Meminjam Buku

Apabila kamu masih merasa bahwa buku pengembangan diri terutama yang impor tergolong mahal, mulailah dengan meminjam buku dari perpustakaan atau teman.

Pilihan yang kamu punya tentunya akan menjadi sangat terbatas, namun untuk memulai lebih baik meminjam daripada tidak sama sekali.

Saya menganjurkan untuk menabung untuk membeli bukunya langsung, karena kamu pastinya akan lebih bertanggung jawab untuk membaca jika kamu sudah mengeluarkan uang untuk membelinya. Selain itu, kamu juga bisa membaca buku tersebut secara berulang-ulang.

5. Tulislah Pelajaran Yang Kamu Dapatkan Dari Buku Tersebut

Agar tidak cepat lupa dengan apa yang telah kita baca dari sebuah buku, tulislah pelajaran yang kamu dapatkan dari buku tersebut. Jangan pedulikan kualitas tulisan kamu. Karena pada tahap ini, kamu menulis untuk diri kamu sendiri, bukan untuk orang lain.

Bacalah pelajaran yang kamu dapatkan tersebut secara berulang setiap bulan agar kamu selalu ingat dan bisa menerapkannya pada kehidupan sehari-hari.

Di Metagraf, saya juga selalu menuliskan apa pelajaran yang saya dapatkan dari buku yang saya baca, kamu bisa membacanya di Insight From Books atau jika kamu ingin rangkuman kamu dibaca oleh lebih banyak orang, kamu juga bisa memasukan tulisan kamu ke Metagraf, silahkan buka Kontribusi untuk syarat dan ketentuannya.

Kesimpulan

Mulailah biasakan membaca tentang pengembangan diri semenjak dari masa kuliah. Memang awalnya akan terasa sulit, namun pada akhirnya, kamu sendirilah yang akan merasakan manfaatnya. Kamu akan menjadi lebih siap untuk menghadapi dunia yang sebenarnya yang ada setelah kamu lulus kuliah nanti.

--

--

Gilang Agustiar
Metagraf

A Soulful Scholar ✨| Cross-disciplinary Learner and Thinker