Berpikir Sederhana Tentang Tuhan

Dion Barus
Idealis Minimalis
Published in
3 min readSep 25, 2016
dion-minimalis-agama-alam-raya

Judul di atas sangatlah sederhana namun berbeda halnya jika judul itu kita tanyakan kepada pemuka agama atau orang yang mengerti agama. Jawaban dari mereka pasti akan sangat teologis dan njilemet untuk sebagian besar orang. Pertanyaan yang seharusnya hanya beberapa detik akan melahirkan berjam-jam jawaban belum lagi tafsir yang tentu tidak semua orang pahami. Oleh sebab itu saya terusik untuk “bermain-main” dengan ruang minimalisme berpikir yang mungkin akan sangat mudah dimengerti bahkan oleh mereka yang tak terlalu paham dengan dogma agama sekalipun.

Tuhan itu sederhana dan minimalis buat saya. Di hadapan Tuhan hanya ada DO dan DON’T atau LAKUKAN dan JANGAN LAKUKAN. Dua kata penegasan yang sangat lugas sekali tidak ada multi tafsir disana. Tuhan -apapun agama umat-Nya- tidak akan pernah bermain-main dengan AS IS atau IF. Saya belum pernah melihat ajaran dari Tuhan yang bercabang-cabang. Kita sebagai manusia sudah sepantasnya menjalankan dari dua pilihan Tuhan tersebut, kalau tujuan hidup kita adalah surga maka lakukanlah Do dan sebaliknya jika tujuan kita adalah neraka maka Don’t adalah pilihan yang sangat bijaksana untuk dipilih.

Religion, like all things, begins with self,
And naught is known, until one knows himself.

- Edwin Leibfreed

Namun pada kenyataannya tidak semudah itu, kita sebagai manusia terkadang membuat peraturan sendiri yang seolah-olah mengaburkan dua kata Do dan Don’t tersebut. Inilah yang menyebabkan banyak sekali aliran-aliran dalam agama Abrahamik. Ambil contoh Tuhan mengajarkan kita untuk “Kasihilah sesamamu di dunia” namun bagi sebagian orang ajaran ini di-tafsirkan berbeda-beda,

  • Manusia A : -Kasihilah sesamu di dunia ini (jika dia seagama dengan kita)
  • Manusia B : -Kasihilah sesamu di dunia ini (jika dia berbuat yang sama denganmu)
  • Manusia C : -Kasihilah sesamu di dunia ini (jika dia menguntungkan hidupmu)
  • Manusia D : -Kasihilah sesamu di dunia ini (jika dia murtad dan mau masuk agamamu)

Hanya dengan satu saja ajaran Tuhan, manusia setidaknya telah berhasil menghasilkan empat tafsir yang beda satu sama lain. Bagaimana kita bisa berpikir secara sederhana jika kita harus dihadapkan pada empat alternatif pemikiran. Multi tafsir inilah yang membuat rumit segala urusan yang menyangkut dengan ajaran Ilahi Tuhan. Kalau pemerintah duniawi saja dapat menghasilkan peraturan yang lugas, tegas dan rigid kenapa kita sebagai manusia tidak dapat menafsirkan ajaran Tuhan dengan lebih sederhana.

Saya tidak sedang dalam usaha untuk mempertanyakan eksistensi Tuhan namun apa yang terjadi saat ini khususnya di Indonesia adalah kurangnya kedalaman pemikiran kita sebagai umat-Nya. Tuhan memberikan akal budi dan pikiran untuk manusia dengan harapan kita dapat mengerti maksud Tuhan dengan lebih sederhana. Jika Tuhan mengajarkan “Kasihilah sesamamu di dunia ini” maka lakukanlah itu dengan sederhana. Kasihilah sesamamu di dunia tanpa memandang apakah dia seagama dengan kita, apakah dia pernah berbuat jahat kepada kita atau persyaratan-persyaratan artifisial lainnya.

Saya percaya Tuhan tidak pernah suka dengan alasan-alasan pembenaran karena apa yang salah dan dilarang oleh Tuhan adalah harga mutlak yang harus dibayar oleh manusia jika kita berkenan menggunakan sedikit saja pemikiran sederhana yang diberikan oleh-Nya.

--

--