Menej Instagram (5/5)

miyaz ghayda
miyazghayda
Published in
3 min readMay 27, 2018

Bagian ini dimaksudkan sebagai ringkasan atas 4 tulisan sebelumnya.

  1. Auto Post
  2. Auto Follow
  3. Auto Like
  4. Auto Comment

Proses penulisan story sederhana ini memantik pengetahuan baru dan merangsang ide yang sayang jika tidak diungkapkan. Dus ijinkan saya untuk merangkum apa yang telah kita dapatkan dari seri tulisan Menej Instagram ini.

Library

mgp25 Instagram-API adalah unofficial library yang lengkap dari mengirim foto/story, melihat siapa saja yang mengomentari post, bahkan dapat live streaming. Kelengkapan tersebut membuka banyak sekali peluang yang dapat dimanfaatkan, karena itu saya sangat menyarankan untuk membaca wiki, melihat contoh penggunaan dan bahkan perlu mereviu kode sumber tiap kelas/fitur yang disediakan.

Sangat dianjurkan untuk setidaknya memberikan donasi pada pembuat library tersebut. Apalagi jika menggunakan library tersebut untuk kegiatan komersial, Anda dapat berlangganan dengan nilai yang wajar.

Auto Post

Di awal saya menyatakan bahwa maksimum 5 akun IG yang dapat menggunakan sistem ini. Sebenarnya lebih tepat jika dikatakan maksimum 5 akun/IP Address karenanya jika menggunakan layanan persewaan IP maka 5 akun dapat ditambahkan hingga tak terbatas.

Sistem yang dibangun belum menyediakan antarmuka untuk menambahkan foto yang akan diupload, untuk kemudahan di masa depan, dapat dibuat antarmuka yang dapat diakses melalui peramban. Tak perlu khawatir karena CakePHP akan memberikan banyak kemudahan dalam pembuatan antarmuka itu.

Selain itu sistem hanya dapat mengirim post berupa foto meski library dapat juga mengirim video dan carousel (rangkaian foto, maksimum 10). Silahkan melihat dokumentasi library untuk mengaplikasikan hal tersebut.

Bahkan jika menggunakan skenario ekstrim, sistem dapat menyalin post akun IG lain dan mengirim ulang ke akun yang dimenej oleh sistem.

Auto Follow

Beberapa pendekatan dapat diterapkan dalam fitur auto follow, antara lain:

  1. Memfollow follower akun idola (seperti yang diterapkan dalam sistem ini)
  2. Memfollow akun yang mengirim foto/video/carousel/story dengan hashtag(s) tertentu
  3. Memfollow akun yang mem-post dari lokasi tertentu

Anda dapat menambahkan fitur auto unfollow.

Auto Like

Jamaknya fitur auto like digabungkan dengan auto comment, namun pada sistem yang telah dibangun sengaja dibuat terpisah.

Auto Comment

Praktik yang umum digunakan adalah menggunakan kamus komentar, dalam kadar tertentu itu sudah memadai. Namun patut diperhatikan kemungkinan diblock karena dianggap spam, dan emang spam. Untuk meningkatkan engagement, perlu dipertimbangkan untuk membuat pesan yang lebih personal, lebih sesuai konteks.

Dari yang relatif sederhana dengan memanfaatkan data yang ada seperti nama akun, lokasi post, atau yang kompleks dengan menerapkan kecerdasan buatan. Batasannya hanya kreatifitas.

Fitur Lain

Selain 4 fungsi tersebut Anda dapat mengembangkan fitur tambahan yang memberikan kemudahan pada pengguna sistem, antara lain

  1. Integrasi dengan library lain. Misalnya Direct Message dikirimkan langsung ke chat apps seperti @Line atau Telegram dengan memanfaatkan library chat apps tersebut. Dengan demikian, seberapa banyaknya akun yang dikelola oleh pengguna, pengguna sistem tidak melewatkan pesan masuk yang dikirim, misalnya oleh peminat produk yang ditawarkan. Terlebih lagi dapat mengirimkan balasan langsung dari chat apps tanpa perlu membuka aplikasi IG.
  2. Analisa data yang tersedia. Boleh jadi sejauh ini analisa data adalah satu-satunya ide penggunaan library yang cukup legal, setidaknya menurut IG. Sebagaimana kita tahu bersama, IG melarang kita mengotomasi kegiatan kita di IG. Analisa data dapat berupa mengetahui seberapa populer hashtag(s) yang akan kita gunakan, kapan prime time di IG, bagaimana perilaku target pasar kita dan sebagainya.

Spam/Irrelevantly

Ini adalah bagian yang ironis, di satu sisi sistem ini cenderung digunakan untuk melakukan spamming, namun di sisi lain sistem ini sendiri juga bermasalah dengan spam.

Otomasi akun IG digunakan untuk menjual, self branding, soft/hard selling yang semuanya menargetkan niche tertentu. Namun hal tersebut tidaklah mudah, contoh kasus auto follow, kita hanya ingin mem-follow hanya akun yang relevan karenanya sistem mem-follow follower akun yang setema dengan akun yang kita kelola. Tapi diantara akun yang kita follow tersebut pasti ada (banyak) akun yang tidak relevan, misalnya akun jualan.

Demikian juga pada kasus auto like dan/atau auto comment, jika menggunakan pencarian hashtag, misal #exploreindonesia, kerap kita temukan post jualan baju koko/kosmetik yang menjadi penumpang gelap. Hal tersebut tentu merugikan karena jatah like/comment harian kita terbuang untuk konten yang tidak relevan, atau spam.

Metode paling mudah adalah dengan membuat blacklist username akun atau hashtag(s) yang dihindari.

Resiko

Penggunaan unofficial API memiliki konsekuensi tertentu seperti suspend sementara menu tertentu atau bahkan dihapus permanen, karenanya jangan lupa menghitung hal tersebut saat mengaplikasikan seri story ini dan library yang digunakan.

Code Refactoring

Jika diperhatikan pada kode yang telah ditulis banyak fungsi berulang, ketidakkonsistenan alur pikir, less or not self-explanatory code, minimnya komentar, tanpa unit testing sama sekali dan banyak kekurangan lainnya. Jika Anda meniatkan menjadi established system maka refactoring adalah keharusan.

Sampai jumpa di story berikutnya, salam.

--

--