Membayangkan Sebuah Peningkatan Kemampuan Yang Sangat Pesat Terhadap Diri Sendiri

Seandainya aku begini, tentu aku begitu. Andaikan aku begitu, tentu aku tidak begini. Jadi, kenapa kamu beginitu?

Royyan Wijaya
Monolegend
3 min readJun 19, 2020

--

Kimi No Nawa, maaf gak ada kaitannya dengan isi artikel. Saya hanya pengen aja.

Suatu hari, aku pernah terbayang ingin menulis cerita tentang sekelompok manusia petualang penjelajah waktu hanya dengan menggunakan kombinasi kartu permainan yang tepat. Lalu, ketika aku sudah menulis beberapa konsep dasar tentang karakter pada ceritaku tersebut. Dua hari kemudian, aku berganti pikiran ingin menulis sebuah cerita horor tentang sekelompok remaja yang berkemah di hutan, lalu mereka terjebak di dalam gua yang isinya dipenuhi dengan arwah pinguin. Dua hari setelahnya, aku berganti lagi. Kali ini, aku ingin menulis tentang cerita romantis sepasang kekasih yang hanya bisa bertemu ketika masa panen padi telah dimulai. Dan dua hari setelahnya, dan kisah lain setelahnya.

Tidak ada habisnya, tentu saja. Segala sesuatu yang kita bayangkan akan selalu memiliki luas area yang keterlaluan. Kalian bisa menambahkan apapun di sana, toh itu masih berupa angan-angan. Seperti saya sendiri yang membayangkan banyak hal dalam satu waktu. Terlebih ketika saya sedang mendesain, entah itu ilustrasi ataupun icon. Bayangan yang ada di kepala selalu tidak sejalan dengan kemampuan yang saya miliki. Alhasil, saya harus puas dengan kemampuan seadanya saat itu.

Berbicara tentang kemampuan, saya yakin setiap orang pasti memiliki tangga pribadi menuju luar angkasa untuk pencapaian yang mereka sendiri tidak ukur secara rinci selama ini. Seberapa jauh? Seberapa lebar tangga tersebut? Entahlah, yang pasti, setiap kali mengerjakan sesuatu, kita cenderung menggunakan segala kemampuan yang kita miliki pada saat itu. Berbekal dari bacaan maupun tontonan di Internet, tutorial lengkap tentang cara memanggang kaki Srigala menggunakan lilin bekas pesugihan— hingga bagaimana cara menggambar tentang.

Sebuah pencapaian yang lebih baik selalu menambah bar exp kebahagian, terlebih saya sendiri. Seperti waktu di tahun-tahun saya mendapatkan komputer pertama ataupun ketika masa sekolah. Ketika saya berhasil memotong sebuah kepala lalu menempelkannya di badan kartun menggunakan software pengolah gambar Photoshop 7.0 atau ketika saya berhasil mencampur-adukkan berbagai macam efek di software Photoscape agar foto saya terlihat sangar. Saat itu sudah menjadi kebahagiaan tersendiri bagi saya. Rasa ingin tahu meningkat, berbanding lurus dengan rasa malas ketika apa yang saya inginkan tidak tercapai saat itu.

Saat ini, ketika saya disuruh atau dengan keinginan sendiri untuk melihat karya saya yang lawas, tentu saja saya akan merasa “Oposeh alay”. Perasaan seperti ini tercipta karena jelas kemampuan saya sudah meningkat jauh dibandingkan waktu itu. Perasaan yang menganggap karya jadul waktu itu terlihat jelek bisa dikaitkan oleh berbagai macam faktor. Kemampuan, rata-rata kualitas tentang hal tersebut, hingga pengaruh terhadap lingkungan saat ini.

Saya dari dulu percaya dengan kata-kata pepatah yang berbunyi,

“Apabila kita mengerjakan sesuatu dengan senang hati, niscaya suatu hari nanti kita akan menjadi PKI”.

Hloo cok, kok nggelambyar cangkem mu. Maksudnya adalah suatu hari nanti kita akan bersaing dengan diri sendiri. Bersaing agar bisa melanjutkan hidup dengan kualitas yang terus meningkat seiring bertambahnya waktu. Hari ini kemampuan kita adalah 1, besok kemampuan kita 1.0000001, tidak masalah. Selama ada penambahan, di situ ada progres yang bisa dibanggakan untuk kemudian hari. Meskipun kecil, peningkatan tetaplah peningkatan. Layaknya umur manusia pada umunya. Anggap hari ini ulang tahun kalian yang ke-20. Kalian tidak bisa kan langsung melompat ke usia 90? Kalian harus melewati berpuluh-puluh tahun setelahnya agar bisa di sana. Setiap tahun akan selalu bertambah 1, kalau dibagi lagi hingga ke bagian terkecil. Satu detik merupakan pertambahan umur kalian ke 0.sekian persen untuk menuju umur selanjutnya. Setiap harinya. Maaf kalau kalian pusing di bagian ini, saya sangat buruk dalam hal matematika. Silahkan menuju Khan Academy apabila kalian ingin segera.

Sudah sekitar 10 menit saya memikirkan apa yang harus saya tulis di section ini. Sepertinya memang hanya segini saja tulisan saya saat ini. Sampai bertemu di tulisan lain madakoro sekaiwa.

--

--