Tutorial Merayakan Kemalasan

Sebuah Intisari Kehidupan yang Lahir dari Insan Hasil Evolusi Homo Sapiens

Fatan ZW
Monolegend
2 min readJan 5, 2020

--

Foto dari Shutterstock

Pertama-tama ku mau ngucapin terima kasih karena sudah mau menyempatkan waktu bersama ku di sini, menghabiskan waktu santai dengan membaca kegabutanku dan semoga kalian suka. Kalaupun tidak, yah bukan salahku.

Oh iya sebagai pengingat, kalau kalian kemari karena ingin mengetahui bagaimana cara merayakan kemalasan, selamat! kalian sudah membuang waktu berharga kalian dengan sesuatu yang tidak akan pernah ku sampaikan. Bagaimana kalian bisa bersyukur karena sudah menjadi malas?

Jadi ini adalah tulisan pertamaku, sebenarnya ku tidak ada niat sama sekali untuk bercerita. Tetapi karena ku sudah dimasukkan kedalam akun kolaborasi buatan Roy, dengan berat hati ku harus menyusun kalimat yang sekiranya bisa membuat kalian betah membacanya hingga akhir.

Namaku Fatan, kalian bisa menemukan ku di mana-mana. yah di mana saja kalau kalian usaha nyarinya. Sedikit penjelasan mengenai kesibukanku, aku adalah seorang pemalas profesional, keahlian ku adalah kurang bersyukur. Aku bisa mengeluhkan apa saja. Bahkan aku bisa mengeluhkan keluhan yang baru saja ku keluhkan.

Semoga perkenalan singkat ini tak lantas membuat kalian segera beranjak dan menekan tombol Close Tab di atas. Mari dengarkan dulu apa yang ingin ku bagikan ke kalian. Judul di atas? lupakan saja, ku tadinya tidak tau mau pakai judul apa.

Menjadi malas tidaklah selalu menyenangkan, kadang ku harus menjadi sial karena keputusan yang ku ambil dari hasil pemikiran yang tidak matang. Kebiasaan malas menjadikan otakku tak mampu untuk diajak berpikir kritis.

Pola hidup seperti ini membuatku sering mengeluh, apa saja bisa ku keluhkan. Keseharianku bahkan tidak lepas dari kata tapi

“Aku bisa saja mengerjakannya hari ini, tapi besok adalah hari baik untuk mengerjakannya”

Aku ingin sekali menyelesaikan tulisan pertamaku ini, tapi ku belum bermain game seharian, jadi bagaimana kalau kita sudahi saja dulu. Setidaknya kalian sudah mengenalku sedikit. Jangan marah, kalian saja yang terlalu menaruh harapan kepada orang yang tidak bisa diandalkan.

Terima kasih, sudah membaca sampai sini. Nanti aku bawakan cerita yang lain lagi. Oh soal siapa “Roy” yang ku sebutkan tadi? nanti ku ceritakan tentang dia dan mereka yang ada dikehidupanku. Sekarang, jangan ganggu waktu bermain game ku dulu.

--

--