Funding in Startup: Bagaimana Tahapannya?

MTI Insights
MTI Insights
Published in
8 min readNov 15, 2020

--

Oleh: Monica Nanda Harianja

Secara umum, perusahaan startup bergerak dengan ide bisnis yang kreatif dengan penerapan inovasi teknologi di dalamnya. Produk/jasa yang dihasilkan juga bersifat unik, baik yang berasal dari ide murni dari pendirinya atau merupakan perbaikan dari produk yang sudah ada sebelumnya. Seperti perusahaan lain pada umumnya, startup juga membutuhkan dana untuk menjalankan core business-nya. Pendanaan atau funding merupakan bahan bakar utama untuk menggerakkan bisnis. Maka dari itu, dibutuhkan funding yang tepat agar startup bisa mencapai tujuan utamanya dalam bisnis. Setiap startup memiliki tujuan bisnis dari seri finansial yang berbeda-beda. Oleh sebab itu perencanaan dalam tahapan funding juga sangat bervariasi tergantung pada hasil seperti apa yang diharapkan startup untuk dicapai.

“A lack of funding is a serious issue for many entrepreneurs, and it is a major reason why many businesses never even get off the ground.”- (Assya, 2020)

Pada umumnya sebuah startup memulai bisnis dengan melakukan bootstrapping. Untuk memperluas bisnis yang telah didirikan dibutuhkan funding round yang dimulai dengan pre-seed funding kemudian dilanjut dengan seed funding, series funding, hingga mencapai Initial public offering (IPO).

Bootstrapping

Dengan idealisme yang dimiliki, entrepreneur pada umumnya akan mendirikan startup dengan hanya memanfaatkan dana pribadi atau bantuan dari keluarga tanpa membutuhkan suntikan dana dari pihak eksternal seperti investor atau venture capital. Strategi pengembangan bisnis seperti ini disebut dengan bootstrapping. Pemilik bisnis dengan strategi bootstrapping biasanya memulai usaha dengan modal yang kecil atau bahkan tanpa modal. Modal utama yang digunakan untuk pendanaan operasional perusahaan didapatkan dari tabungan pemilik bisnis/uang pribadi atau pendapatan yang pertama kali diperoleh oleh perusahaan. Dan pendanaan selanjutnya dilakukan dengan memanfaatkan perputaran pendapatan yang tentunya harus diperoleh dengan cepat.

Bootstrapping sendiri memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan. Mendirikan bisnis dengan bootsrapping berarti pemilik startup mempunyai kuasa penuh atas ide bisnis yang sedang dijalankannya. Sehingga semua keputusan berada pada satu pihak saja yaitu pendiri (founder) atau pemilik (owner) startup. Hal ini menyebabkan startup lebih bersifat fleksibel. Perubahan terhadap ide bisnis, value, tujuan atau goals juga dapat terjadi karena hanya pengambilan keputusan tergantung pada satu pihak saja. Intervensi-intervensi yang biasanya diperoleh dari venture capital juga tidak akan dirasakan saat perusahaan melakukan bootstrapping.

Namun di sisi lain, melakukan bootstrapping bukanlah hal yang mudah. Semua risiko yang akan diperoleh akibat dari pengambilan keputusan itu akan ditanggung oleh satu pihak saja. Jika perusahaan melibatkan venture capital saat pendirian sebuah bisnis, risiko mengalami kerugian juga akan dialami oleh investor. Berbeda dengan saat melakukan bootstrapping, jika keputusan yang diambil memiliki risiko yang tinggi dan mengalami kegagalan, maka startup akan rugi dengan persentase kerugian sepenuhnya. Selain itu, bootstrapping hanya cukup untuk mendirikan bisnis saja. Untuk memperluas bisnis, melakukan improvement pada output perushaan dibutuhkan dana yang lebih besar lagi. Sehingga founder startup perlu memberikan persentase saham kepada investor.

Tahap dimana founder akan menjual sahamnnya dan melakukan pitching kepada investor atau venture capital disebut dengan Funding Round. Tahapan dalam funding round dimulai dengan pre-seed funding.

Pre-seed Funding

Tahapan ini merupakan tahapan awal yang bersifat non-official dalam funding pada startup. Beberapa perusahaan melewatkan tahapan funding ini dan langsung masuk pada round berikutnya. Pre-seed round dilakukan pada saat perusahaan baru saja didirikan atau bahkan saat perusahaan belum didirikan. Untuk kasus pada startup yang belum didirikan, founder melakukan promosi kepada orang-orang yang berpotensi menjadi investor. Sehingga dana yang diperoleh akan digunakan untuk mendirikan startup, mengembangakan business idea sesuai dengan sifat company yang akan didirikan, merekrut pekerja dengan kompetensi yang diinginkan dan sebagai investasi dalam membuat ruang kerja yang dibutuhkan. Proses funding pada round ini bisa berlangsung dengan sangat singkat dan bisa juga berlangsung lama.

Pada umumnya yang berperan sebagai investor pada tahapan ini adalah founder startup itu sendiri, teman, keluarga, dan jika startup itu beruntung bisa mendapatkan angel investor. Jumlah funding yang dapat diperoleh pada tahapan ini adalah kurang dari 1 juta dollar. Biasanya, angel investor akan menginginkan 10–15% dari total ekuitas perusahaan setelah valuasi.

Seed Funding

Seed Funding merupakan tahapan official pertama dimana founder mendapatkan dana dari pihak eksternal. Pada round ini, funding yang diperoleh biasanya digunakan untuk membantu pertumbuhan bisnis. Seed funding memungkinan startup untuk melakukan riset pasar, mulai melakukan pengembangan produk, dan merekrut lebih banyak karyawan untuk mempercepat proses operasi. Selain itu seed funding biasanya juga digunakan untuk menentukan produk akhir dan mencari tau target demografinya produk tersebut. Dalam round ini startup juga mulai mempekerjakan tim untuk menyelesaikan tugas atau memecahkan masalah.

Pihak eksternal yang berpotensi menjadi investor pada tahapan ini ada banyak, misalnya adalah angel investor, venture capital company, incubator, dan lain sebagainya. Jumlah funding pada round ini sangat bervariasi. Untuk angel investor tingkat menengah biasanya akan memberikan $150,000. Sementara untuk venture capital mencapai $1,5 — $2 juta. Pada umunya ekuitas yang harus dibagikan founder berada pada kisaran 10–25%.

Series A Funding

Round ini dilakukan ketika startup telah membuat track record yaitu sudah memiliki basis pengguna yang cukup, peningkatan pendapatan yang konstan, hasil market test (kesesuaian produk dengan konsumen) yang positif dan ditentukan juga dari seberapa baik investasi pada round sebelumnya. Series A funding bertujuan untuk mengoptimalkan basis pengguna dan penawaran produk. Pada series A ini, penting untuk memiliki rencana pengembangan model bisnis yang akan menghasilkan keuntungan jangka panjang. Hal ini dilatarbelakangi oleh banyaknya startup yang memiliki ide-ide hebat dan produk-produk unik yang meningkatkan antusias pengguna, namun startup tersebut tidak tau bagaimana mereka akan memonetisasi bisnis.

Maka fokus utama yang harus dilakukan agar dapat beralih pada series A ini adalah pertumbuhan pendapatan. Startup diharapkan memiliki bukti yang jelas dari Product/Market Fit yang menunjukkan pertumbuhan revenue yang signifikan dari pelanggan baru serta meningkatkan Average Revenue per Account. Untuk terus tumbuh dengan kecepatan tinggi, startup perlu mengembangkan proses penjualan dan pemasaran yang baru, mengidentifikasi partner baru, dan memahami pelanggan yang ideal.

Pada umumnya investasi yang dilakukan pada series A round ini berada pada $2-$15juta. Namun angka ini mengalami peningkatan yang cukup pesat karena keberadaan unicorn. Sehingga rata-rata pendanaan pada Seri A pada tahun 2020 adalah $15,6 juta. Pada seri ini, investor tidak hanya berfokus untuk melihat ide-ide hebat dari sebuah startup. Lebih dari itu, investor mencari startup dengan ide-ide hebat yang dilengkapi dengan strategi mumpuni yang dapat mengubah ide hebat tersebut mejadi bisnis yang sukses dan menghasilkan banyak uang. Sehingga startup yang berada pada Seri A akan memiliki valuasi yang tinggi hingga mencapai $23 juta.

Pada Series A funding, yang berpotensi menjadi investor biasanya adalah tradisional venture capital firms dan angel investor atau biasa disebut dengan “super angel”. Pada seri ini, investor juga biasa terlibat dalam proses politik dan biasanya akan memimpin. Sementara investor tunggal lainnya akan berfungsi sebagai “jangkar” yang akan menarik investor-investor lainnya. Namun investor tunggal seperti angel investor cenderung memiliki pengaruh yang jauh lebih kecil dalam funding round ini dibandingkan saat mereka berinvestasi pada seed round. Investor pada seri ini akan meminta 15–50% ekuitas startup, atau bervariasi tergantung jumlah modal yang mereka investasikan.

Series B Funding

Startup yang memasuki seri ini harus berada pada tahap yang menunjukkan tanda kesuksesan atau pertumbuhan yang kuat dan signifikan. Tidak lagi berbicara tentang perkembangan, pada tahap ini investor akan membantu startup untuk memperluas jangkauan pasar dan dapat memenuhi permintaan pasar pada level ini. Produk yang dihasilkan merupakan produk unggulan, dengan tim yang terlibat merupakan tim dengan bakat dan kompetensi yang berkualitas adalah ciri dari startup yang mencapi seri ini. Dana yang diperoleh pada umumnya digunakan untuk mengumpulkan biaya pengembangan bisnis, penjualan, periklanan, teknologi, hal lain yang mendukung dan biaya karyawan. Perusahaan pada Seri B ini cenderung sudah mapan yang dapat dilihat dari nilai valuasi mereka. Pada seri ini, besar investasi yang diperoleh mencapai angka $33 juta.

Funding pada seri A dan seri B cenderung mirip dan tampak sama. Investasi dilakukan oleh investor utama dan investor lain sebagai “jangkar”. Bedanya adalah pada seri B terdapat penambahan venture capital lainnya yang berspesialisasi dalam investasi di tahap selanjutnya. Pengawasan pada seri B juga harus dilakukan dengan ketat karena bisnis pada seri ini beroperasi dalam skala besar.

Series C Funding Funding

Bisnis yang sudah mencapai seri C ini biasanya sudah cukup sukses. Startup pada seri membutuhkan pendanaan untuk pengembangan produk baru, berekspansi ke pasar baru, atau bahkan mengakuisisi perusahaan lain. Investor yang berinvestasi pada seri C biasanya memberikan suntikan modal dengan tujuan menerima dua kali lipat jumlah yang dia berikan. Fokus utama pendanaan seri C adalah penskalaan perusahaan, pertumbuhan perusahaan secepat dan sesukses mungkin. Seri C dapat digunakan untuk membeli perushaan lain. Risiko pada seri ini tergolong kecil sehingga para investor biasanya datang untuk “bermain”. Investasi yang diperoleh dari seri ini mencapai $50 juta dengan pembagian ekuitas berkisar 15–50% tergantung pada besarnya investasi yang dilakukan.

Initial Funding Offering (IPO)

Initial public offering merupakan tahapan yang mengacu pada proses penawaran saham perusahaan swasta kepada publik yang bertujuan untuk penerbitan saham baru. Penerbitan saham publik ini memungkinkan perusahaan memperoleh modal dari investor publik. Transisi ini menjadi waktu yang krusial bagi investor swasta untuk merealisasikan keuntungan dari investasi mereka.

Sebuah perusahaan dapat melanjutkan funding round hingga Seri D, E dan seterusnya. Namun setelah melewati funding round pada Seri C, perusahaan tersebut sudah cukup besar dan cukup stabil untuk menawarkan saham kepada publik. Sebelum masuk ke dalam round Initial Public Offering, perusahaan akan disebut “private” dan tidak bisa menawarkan saham kepada masyarakat umum. Investor sebagai pemegang saham tidak bisa secara mudah melikuidasi saham mereka karena tidak bisa dijual. Dengan IPO perusahaan dapat menjual sahamnya ke masayarakat umum, dan mengumpulkan dana serta meningkatkan nilai perusahaannya.

Biasanya, tahap IPO ini akan terjadi ketika perusahaan telah mencapai valuasi pribadi mendekati $1 miliar. Dengan valuasi sebesar itu, maka perusahaan sudah mempunyai status “unicorn”. Namun perusahaan dengan valuasi dibawah $1 miliar dengan fundamental dan potensi profitabilitas yang terbukti juga memenuhi syarat untuk melakukan IPO. Hal ini tergantung pada persaingan pasar dan kemampuan perusahaan tersebut untuk memenuhi persyaratan.

Ada dua alasan utama kenapa perusahaan harus go public. Secara teknis IPO hanyalah cara lain untuk memperoleh uang, dalam hal ini diperoleh dari jutaan orang biasa. Melalui IPO sebuah perusahaan dapat menjual saham di pasar saham dan siapapun dapat membelinya. Karena siapapun dapat membeli, perusahaan tentu akan memilih menjual sahamnya secara langsung dibandingkan harus mencari investor individu yang mau menginvestasikan uang mereka. Sehingga dengan IPO uang akan lebih mudah diperoleh. Alasan lainnya adalah semua pihak yang telah berinvestasi di sebuah perusahaan termasuk founder-nya, memegang apa yang disebut dengan “restricted stock” yang pada dasarnya merupakan saham yang tidak bisa dibeli dan dijual dengan uang tunai. Hal ini desebabkan oleh saham perusahaan belum diverifikasi oleh pemerintah. Sehingga pihak yang telah berinvestasi akhirnya mengubah atau menjual saham mereka dan mendapatkan uang tunia. Proses ini disebut dengan likuiditas dan IPO memberikan jawabannya.

A paragraph to remember

Memahami setiap funding round yang digunakan untuk mengumpulkan modal pada startup akan membantu kita memilih round yang sesuai dengan goals dari startup yang akan atau telah didirikan. Setiap round pada dasarnya berkerja dengan cara dasar yang sama yaitu investor menawarkan uang tunai dan founder memberikan saham ekuitas dengan persentase yang sesuai. Namun pada startup investor akan lebih memperhatikan ide-ide yang dimilki sebuah startup, memilih ide dan strategi yang berpotensi menjadi sukses dan menghasilkan uang. Profil risiko setiap startup dan series yang digunakan tentu berbeda, untuk itu perlu ditemukan investor dengan visi yang sama, sehingga nantinya memungkinkan investor dan founder menguangkan saham bersama dalam sebuah IPO.

Referensi

Reiff, N. (2020). Series A, B, C Funding: How It Works. Diambil kembali dari Investopedia: https://www.investopedia.com/articles/personal-finance/102015/series-b-c-funding-what-it-all-means-and-how-it-works.asp

Sajid, A. (2019`, Maret 13). Startup Funding Stages You Should Know About. Retrieved from Cloudways: https://www.cloudways.com/blog/startup-funding-stages/#:~:text=The%20pre%2Dseed%20funding%20stage%20is%20commonly%20known%20as%20bootstrapping,in%20the%20most%20resourceful%20manner.

Spinella, L. (2020). Business Startup Funding: A Beginner’s Guide. Diambil kembali dari Fundr: https://foundr.com/funding-a-startup

Wood, M. (2020). How Startup Funding Works [Infographic]. Diambil kembali dari Fundera: https://www.fundera.com/blog/how-startup-funding-works

Zenn, J. (2020). The Stages of Startup Funding (with infographic). Diambil kembali dari Evus: http://www.evus.com/blog/startup-funding-stages/

--

--