Review Buku: In the Mind of Natali Ardianto

Misbakhul Mustofin
Mustofin
Published in
5 min readDec 22, 2020

Kamu sedang menggeluti dunia Startup? Atau masih sekedar belajar tentang Startup? Atau hanya ingin tahu saja tentang duna Startup? Jika iya, buku karya Natali Ardianto ini layak untuk jadi salah satu daftar bacaan seputar dunia Startup.

Buku ini mengulas tentang perjalanan hidup serta perubahan mindset Natali di dunia startup. Dari sosok yang introvert dan anti sosial, hingga menjadi Co-Founder & CTO dari Tiket.com. Selain itu juga Natali memberikan beberapa tips maupun metode penting dalam dunia Startup.

Disclaimer: Buku ini aku pinjam dari buku kantor tempat aku bekerja, DOT Indonesia.

Berikut 14 pesan menarik seputar dunia Startup yang aku dapat dari buku ini:

1. Hard Skill aja gak cukup, kita juga butuh Soft Skill

Ketika Natali menyadari kekurangan soft skill dia, terutama dalam hal komunikasi, Natali memutuskan untuk bekerja di salah satu Training Center (Inixindo) selepas dia lulus dari Universitas Indonesia. Meski dengan gaji yang tidak sebesar teman-temannya, Natali tetap bekerja dengan extra mile untuk benar-benar meningkatkan soft skillnya.

2. Memilih Relasi itu sangat penting

Banyak ilmu, project dan hal menarik lain yang didapatkan Natali ketika berelasi. Natali mulai meningkatkan relasinya saat bekerja di Training Center dengan menjalin hubungan baik dengan direkturnya.

3. Tidak Perlu Perfeksionis ketika baru memulai, Fokuslah pada Problem Solving

Pelajaran ini didapatkan ketika Natali membangun startup pertamanya, yaitu urbanesia.com, bersama dengan Salina. Pada saat itu mereka ingin membuat website yang lebih hebat dari Yelp.com. Alhasil fitur yang dibuat sangatlah komplit, dan pastinya proses pembuatan yang sangatlah lama. Website live setelah 13 bulan development, itu pun tidak ada announcement resmi karena antisipasi yang sangat lama dari publik.

Namun setelah beberapa bulan kemudian, meski dengan traffic yang tinggi, Alexa Rank 270 se-Indonesia, namun ternyata tidak pernah terlihat business partner melakukan login ke sistem, tak seperti Yelp yang penggunanya sangat aktif.

4. Pastikan Masalah yang disolving adalah Valid, Bukan Asumsi

Pelajaran ini diambil dari pengalaman membangun Golfnesia.com. Fakta bahwa di Jepang 70% booking golf dilakukan secara online, sedangkan di Indonesia masih belum ada sistem booking golf online, membuat Natali dan tim berasumsi bahwa di Indonesia ada peluang besar.

Namun ketika golfnesia.com online setelah 8 bulan development, ternyata yang melakukan booking hanya orang Jepang, Malaysia dan sekitarnya. Tidak ada orang Indonesia yang mencoba booking. Dan booking golf bukanlah suatu masalah di Indonesia, karena golf course yang selalu sepi serta booking lewat telepon jauh lebih mudah.

Setelah ditelisik kembali, ternyata permasalahan tersebut tidaklah valid. Masyarakat Indonesia yang bermain golf rata-rata berusia 45 tahun ke atas, sedangkan pengguna internet Indonesia rata-rata berusia 35 tahun ke bawah.

5. Untuk melihat arah bisnis di negara berkembang, kita bisa melihat bisnis di negara maju 5–10 tahun yang lalu dan bagaimana hasilnya sekarang

Ini yang dilakukan oleh Natali dan tim saat membuat Tiket.com. Saat itu Natali melihat di Amerika Serikat, Online Travel Agent (OTA) mampu meng-generate omset yang besar, bahkan melebihi e-commerce.

“Jadi, daripada melakukan segala sesuatunya early dan juga belum menemukan business model yang tepat, mending kita memulai dengan business model yang jelas dahulu”

6. Ketika mencari co-founder atau partner, carilah yang benar-benar profesional

Karena startup dibuat untuk menjadi bisnis yang besar dan menguntungkan, maka tidak bisa dibentuk dengan tim yang setengah-setengah, apalagi hanya dari faktor kekerabatan.

7. CEO is one of the most CRITICAL PERSON, a foundation of a company

He should be a very strong business person yang membuat fundamental bisnis, bukan fundamental produk. Karena fundamental produk bisa dijalankan oleh CTO (jika perusahaannya dibidang IT).

8. Hati-hati dalam memilih Investor

Pilihlah investor yang memiliki track record menjanjikain, bisa membawa pengetahuan dan ilmu di sisi bisnis, serta yang concern dengan legalitas.

9. Teknis Presentasi maupun Selling menggunakan AIDA & SPIN

AIDA merupakan singkatan dari Attention, Interest, Desire, Action. Sedangkan SPIN merupakan singkatan dari Situation, Problem, Implication, Need-Payoff.

10. Corporate Culture & Brand sangatlah penting

Culture penting dalam menjaga keberlangsungan tim dalam mencapai tujuan bersama. Sedangkan Brand sangatlah penting dalam menjaga keberlangsungan bisnis.

11. Buat Proyeksi Keuangan selama 5 tahun

Dengan membuat proyeksi selama 5 tahin, kita bisa memprediksi secara realistis daripada hanya 2 atau 3 tahun. Dan juga, investor akan melihat bahwa kita serius running the business.

12. Dalam memutuskan membuat startup, sudah harus didesain dari awal model monetizing-nya seperti apa

Ada 2 jenis monetisasi: community based dan non community based. Model community based membutuhkan sejumlah massa untuk di-monetize dan akan membutuhkan waktu. Jenis startup ini tidak bisa menghasilkan uang pada hari pertama. Sedangkan yang non community based bisa menghasilkan uang pada lari pertama, jenis umumnya adalah service.

13. MBTI sebagai alat bantu untuk memahami karyawan sehingga bisa mengambil keputusan yang lebih fair & tepat

Salah dalam memahami seseorang, bisa berakibat buruk dalam pengambilan keputusan. Misalnya ketika seorang pimpinan yang kurang memahami karakter salah satu anggotanya dan menilai bahwa anggota tersebut tidak perform, maka bisa berujung pada pemecatan. Di dalam buku ini juga dijelaskan cara mengidentifikasi kepribadian seseorang dari masing-masing jenis kepribadian melalui beberapa pertanyaan.

14. Memahami jenis pengguna dalam peluncuran produk menggunakan teori Diffusion of Innovations

Dengan mengetahui jenis-jenis pengguna dalam sustu Produk, kita akan lebih bijak dalam menyikapi setiap feedback dari pengguna atas produk kita.

Dan semakin kecil rilis sebuah produk, semakin kecil pula risiko melakukan kesalahan. Juga, dengan merilis sesering mungkin, manajemen akan dipaksa untuk menentukan prioritas produk apa yang akan mereka kembangkan.

Dan masih banyak pesan-pesan lain yang menarik dari buku ini, yang layak dijadikan salah satu bekal bagi yang ingin menggeluti dunia startup.
Jika kamu menemukan pesan menarik lain dari buku ini yang belum tersebut di atas, share di kolom komentar ya 😄

--

--

Misbakhul Mustofin
Mustofin

Agile | Scrum | Project Management | Jira | Spreadsheet | Working Culture