Gema

Darien Theodric
My Mnemonic
1 min readJul 29, 2020

--

Rasa yang ada di hati,
semua hanyalah gema
dari sesuatu yang lebih besar
di masa depan.

Ketika kita tak sabar
untuk sebuah perjalanan,
bayangan rasa itu
mirip bayangan cermin cekung.

Semesta tak main-main
ketika Ia menumpahkan air sungai
yang mengalir ke bawah tiada henti.

Ia ingin kita tahu
bahwa yang nyata hanyalah maya,
yang akan datang selalu ada di ujung gema.

Setiap saat kastil kita bergetar,
Semesta berada di pusatnya.
Titik pusat yang berpencar.

Setiap kali ada euforia,
ataupun utopia di fantasi,
ingatlah bahwa uap hanya hidup sekilas.

Gema itu membesar
hingga menyentuh lubuk hati sang Semesta,
yang ingin kita mendengar.

Kita ini kecil,
tapi diperhatikan.
Biarlah hadiah tetap jadi hadiah,
Semesta jadi Semesta.

Puisi ini diambil dari seri Instagram @dtheodric.

Untuk seri berikutnya, silahkan follow Publikasi My Mnemonic!

--

--

Darien Theodric
My Mnemonic

Content maker, blog writer, and story-teller. Based in Indonesia.