Sudah November, Jangan Lupa Kado Akhir Tahun, Ya

Alvaryan Maulana
Nama Nama Kebon
Published in
3 min readNov 25, 2020

Saya sudah kehilangan hitungan minggu sejak pertama kali publikasi Nama-Nama Kebun ini muncul. Setelah sebulan lalu saya memberikan klarifikasi dan pembenaran kenapa wacana tulisan mingguan saya ini mandek di minggu ke sepuluh, saya kembali gagal memenuhi ekspektasi yang saya pasang sendiri. (Sigh)

Tentunya itu bukan satu-satunya ekspektasi yang gagal saya penuhi, hahaha. Kegagalan itu menambah daftar panjang kekecewaan karena serangkaian ekspektasi lain yang juga tidak terpenuhi.

Tapi kata orang-orang tahun ini memang bukan tahunnya kita. Yang saya maksud sebagai kita, tentu saja hampir tujuh milyar penduduk Bumi. Tahun 2020 is a tough periode, man. Jadi kalau banyak ekspektasi tidak terpenuhi, yang ndak opo-opo.

Agora saja mengendorkan kecepatannya. Kenapa saya malah buru-buru? Tentu saja itu adalah execuse yang dibuat-buat.

Banyak sih pembenaran-pembenaran yang saya karang-karang sendiri untuk diri saya. Misalnya, karena saya sering bekerja di luar jam kerja sampai malam, saya jadi memberikan pembenaran untuk datang terlambat ke kantor. Atau karena sebenarnya sekarang masih dianjurkan untuk Bekerja Dari Rumah, datang telat masih tidak apa-apa, karena sudah datang saja syukur.

Waktu kuliah dulu saya alergi sekali dengan pembenaran yang dilontarkan dalam forum-forum himpunan. Kalau salah ya salah. Kalau benar ya benar. Tidak usah ngeles. Tapi tahun ini, di tahun yang penuh dengan ketidakpastian, di tahun dimana saya berusia duapuluh delapan tahun, saya mulai melirik pembenaran-pembenaran sebagai sebuah coping mechanism.

Perlahan tapi pasti, akhirnya pelan-pelan saya mulai memahami dan mungkin menikmati yang namanya pembenaran terhadap diri sendiri. Dulu boro-boro. Pantang sekali rasanya memberikan pembenaran untuk diri sendiri karena rasanya kok ya seperti mengasihani diri sendiri?

Tapi saya pikir-pikir, kalau bukan saya sendiri yang mengasihani diri sendiri, siapa lagi?

Bos di kantor yang posisinya penuh tekanan sana-sini? Kawan-kawan yang juga punya masalahnya sendiri?

By the end of the day, tidak ada yang akan membela saya dan memikirkan saya segitunya. Jadi koleksi pembenaran-pembenaran saya itu tak lain dan tak bukan adalah bentuk kepedulian saya terhadap diri saya sendiri.

Beli kursi kerja yang mahal? Saya punya pembenarannya. Beli kasur baru yang lebih empuk? Saya juga pembenarannya. Ya sama lah dengan kalian-kalian yang selalu punya pembenaran dan alasan untuk tiap benda-benda ingin-bukan-butuh di kanal-kanal e-commerce, atau justifikasi yang dikarang-karang untuk setiap buku-buku diskonan.

Andai saja saya tidak membuat pembenaran-pembenaran tersebut, mungkin sekarang sudah ada 20an tulisan mingguan di halaman ini. Kalau menurut teori kebiasaan (habits) butuh 21 kali repetisi untuk menjadikannya kebiasaan baru. Asumsi saya, 21 minggu memaksa diri menulis setiap minggu mungkin akan menghadiahi diri saya kebiasaan produktif yang bisa dibanggakan, dan sedikit-banyak menjadi confidence boost pula.

Tapi andai saja saya tidak mengoleksi pembenaran-pembenaran macam itu, mungkin saya sudah burn-out dari kapan tahu. Pembenaran-pembenaran itu, alasan-alasan yang saya karang-karang untuk membenarakan tindakan saya, adalah penyambung nafas dan langkah saya bisa berjalan sampai bulan November ini.

Jadi, mumpung sekarang sudah bulan November, silahkan berikan penghargaan untuk diri masing-masing karena masih bertahan. Silahkan pula terus memberikan pembenaran-pembenaran karena masih bulan November. Masih ada satu bulan lagi, bulan Desember, sebelum tahun 2020 berakhir. Itu pun kalau tahun 2021 keadaan membaik.

Ya biasanya di awal tahun orang-orang kembali suci. Tahun Anggaran baru, resolusi baru, motivasi baru, hal-hal baru yang seringkali disematkan kepada acuan-acuan yang pada dasarnya hanya karang-karangan yang disepakati saja. Padahal life happens everyday kan.

Tanggal-tanggal itu, hitungan-hitungan itu pada dasarnya cuma alat bantu untuk memberikan orientasi: akhir tahun, awal bulan, tahun depan, sebelum lebaran, setelah lebaran, semuanya patokan-patokan tidak berdasar. Tapi lagi-lagi selalu ada justifikasi yang dikarang-karang untuk menjadikannya legit.

Jadi, apa pembenaran baru yang mau kalian karang sebagai bentuk self-love? Kalau saya mau beli Smart TV. Alasannya supaya bisa dicolok ke laptop lalu jadi extended monitor sehingga tabel excel yang saya lihat bisa lebih besar. Tapi tentu saja itu dikarang-karang.

Alasan yang sebenarnya? Supaya lebih khidmat menonton Hospital Playlist season kedua, donk.

--

--