Hari Pertama Kuliah ICT Malasyia Hingga Jalan Ke Bukit Bintang , Kuala Lumpur

Naufaldi Rafif Satriya
Naufaldi Note
Published in
8 min readJul 13, 2017

Assalamu’alaikum,

Pintu Ilmu ICT

Alhamdulillah hari ini adalah hari pertama kuliah , atau di sini namanya Course. Nah, saya di sini Summer School di Universiti Kebangsaan Malasyia mengambil 2 Course. Course mengenai Information and Communications Technology in Malasyia Society serta Competitive Programming.

Course dimulai pada pukul 09.00 AM sampai 01.00 PM waktu Malasyia. Kebetulan Dosennya adalah seorang Profesor. Nama beliau adalah Assoc. Prof. Dr. Nurhizam Safie Mohd Satar.

Kuliah Pertama ICT in Malasyia Society

Sayangnya pada hari ini, saya tidak begitu melakukan aktivitas memfoto saat perkuliahan berlangsung. Namun, disini saya akan menceritakan bagaimana Dosen tersebut mengajar. Bagaimana dosen tersebut menyampaikan materi dan materi apa saja yang diberikan Beliau kepada kami.

Beliau mengatakan, akan ada Assessment , yaitu dengan Presentation di Group. Bukan berupa project aplikasi atau sebuah penelitian. Beliau juga menceritakan pengalamannya sebelum mengajar. Seperti beliau pernah bekerja untuk PBB, Beliau seorang yang mahir Linux, sering berkunjung ke Indonesia, Salah satu focusnya adalah mengenai Big Data, pernah ke afrika, Hongkong, Amerika, Jepang dst.

Menarik memang karena beliau sebelum mengajar menjadi dosen mencari pengalaman di luar. Mungkin inilah yang membuat beliau memiliki pemikiran terbuka akan pendapat. Sehingga beliau berkata tidak ingin hanya memberikan ceramah. Tetapi ingin membuat kelas menjadi interaktif, muncul diskusi-diskusi.

Beliau mengajarkan mengenai permulaan pembuatan MSC (Multimedia Super Corridor) yang digagas pada Perdana Menteri Malasyia pada tahun 1990. Bayangkan, ketika tahun 1990 , Indonesia di Zaman Soeharto masih memikirkan Pelita , terfokus pada pembangunan ekonomi, pertanian. Sedangkan Malasyia sudah memikirkan mengenai pembuatan teknologi IT.

Perdana Menteri saat itu terfokus untuk menjadi negara maju pada tahun 2020, MSC sendiri memiliki luas 15 Meter, seolah olah Silicon Valley Malasyia.

MSC sendiri merupakan zona yang didalamnya terdapat beberapa gedung salah satunya adalah Cyberjaya dan Putra Jaya. Kabarnya, Tata Group dan juga Data Center Google berada di sana.

Selanjutnya, beliau menginginkan kita membentuk Kelompok , 5 Kelompok dengan setiap kelompok berjumlah 9–10 orang. Namun, kami sendiri hanya mendapatkan 8 Orang, yang berasal dari UIN Malang dan UNSRI ( Universitas Sriwijaya) dengan nama kelompok kami adalah IT Society (Semacam nama group di Mr Robo , haha). dengan Kelompok beranggotakan :

  1. Galang (Ketua )
  2. Saya sendiri
  3. Fajrul
  4. Ikrom
  5. Della
  6. Enggi
  7. Agung
  8. Halim

Kami pun mengambil tema Big Data. Yah, awalnya terlalu luas, lalu kami persempit lagi menjadi dampak apa saja yang muncul dengan adanya Big Data seperti :

  1. Masalah Privasi dengan adanya MyActiviti punya Google
  2. Penggunaan Big Data bagi E-Commerce seperti kapan kita membeli, mana yang kita sukai
  3. Penggunaan data di Media Sosial, kenapa menggunakan media sosial itu free? Kenapa media komunikasi semacam Whatsapp free?

Lalu, dilanjutkan dengan kelompok ke 2, yang membahas mengenai Startup yang berkembang. Seperti :

Diskusi Mengenai Ecosystem Oleh kelompok lain
  1. Munculnya kwikku di Indonesia
  2. Bagaimana ekosistem Singapure ketika munculnya startup

Untuk Kelompok 3–5 Menurut saya malah membahas mengenai produk. Misalkan membahas mengenai Digital Payment, Apps mempertemukan traveler dengan penduduk lokal dan yang satunya saya lupa mengenai apa. Haha

Akhirnya kelas pun selesai pukul 1 PM. kami pun merasakan kelaparan dan bergegas untuk ke Kantin Fakultas yang mana makanannya sama saja dengan yang ada di Kolej Pendeta Za’ba. Kalau tidak salah makanan saya menghabiskan 4–5RM.

Minum + Mie, Nasi Lemak, Rempah2 + telur

Namun, sebenarnya 4–5 RM terbilang cukup mahal, sebab jika di konversi jadi rupiah berkisar Rp 12.000 — Rp 15.000 , Padahal target saya sendiri untuk sekali makan tak lebih dari RP 10.000 atau sekitar 3–4RM.

Setelah itu, kami berjalan dari Fakultas ke Asrama. Memang , kalau boleh jujur jauh sekali dari Asrama ke Fakultas. Bukan hanya jauh tapi jalannya pun menanjak. Itulah kenapa beberapa mahasiswa memilih untuk naik Bus Kampus dari pada harus jalan kaki.

Sebenarnya, saya ingin tidur setelah perkuliahan. Namun, tak disangka. Mas Jun (Dosen muda) karena akrab saya kadang memanggil Mas, kadang pula memanggil Pak. Karena memang beliau begitu aktif dan “ngopeni sekali” di komunitas. Untuk jalan-jalan di Kuala Lumpur, lebih tepatnya di KLCC.

Nah, cerita yang menarik pun akan di Mulai dari sini.

Jalan Jalan Ke Kuala Lumpur

Welcome to Kuala Lumpur

Kita berangkat dari UKM ke KTM UKM (Stesen Komuter UKM ) diantar oleh Mia(Alhamdulillah bisa berhemat) bersama dengan Mas Jun, Galang, Mas Afrizal dan Mas Muzakki.

Sesampainya disana, kami segera masuk. Namun, terlebih dahulu kami harus membeli tiket Komuter(tapi orang-orang disini lebih suka menyebutnya “Train”). dengan jurusan menuju KL Centra.

Peta Komuter

Menariknya, kami membeli di Mesin, berbeda dengan KRL Jakarta yang masih menggunakan manusia, disini kami memilih tujuan Komuter dimana, lalu memasukkan uang. Sehingga keluarlah sebuah Koin Plastik yang berisikan semacam chip yang terdapat data tujuan kita yang nantinya kita gunakan untuk masuk dan keluar gate. Jadi tidak boleh sampai hilang.

Mesin Koin Komuter

Ketika kami masuk, tiba-tiba hati ini ingin ke kamar mandi. Tentu saja kamar mandi pun musti bayar. Sekitar 30 Sen.

Akhirnya Komuter pun datang , kami bergegas naik. Komuter sendiri datang sekitar 15 Menit sekali (Ada jadwal di tempat tersebut) terasa lebih modern dan enak dari pada di KRL Jakarta.

Harga Tiket KTM UKM ke KLC tidak lebih dari 3RM saya tak begitu ingat, karena memang tak saya catat. Haha, maafkan.

Jujur saja, suasana saat itu terlihat sepi. Tidak berhimpit sehingga kami mendapatkan tempat duduk, dan tempat duduknya pun terlihat sepi. Lalu, perjalananya juga sekitar 15 Menit. Tidak terlalu lama.

Kondisi Komuter

Sesampainya kami di KLC, kami segera turun dan mencari tempat penukaran uang IDR ke RM untuk Mas Muzakki. Ketika melihat KLC, saya begitu tercengang karena memang suasananya Mewah, Megah, High Technology. Di situ bukan hanya ada Statiun tetapi juga Mall, Bank , Money Exchange juga ada. Sangat lengkap.

Mengikuti Mas Jun dari Belakang

Paling bagus dari itu semua, petunjuk jalan ada dimana pun. Sehingga kami tak takut tersesat. Apalagi Mas Jun sendiri sudah beberapa kali ke situ.

Bertanya saja jika tak tahu

Setelah bertanya ke Petugas, dimana Money Exchange. Segera kami menuju kesana. Alhamdulillah disana harga Rupiah masih bagus, berkisar Rp 3100 / 1 RM. Sebab, kemarin saya tukar berkisar Rp 3175 / 1RM.

Penukaran Uang Asing

Langsung saja, kami keluar dan segera menuju KLCC menggunakan LRT train. Sejenis Train tanpa masinis. Sungguh Canggih sekali, Menggunakan Listrik dan System. Tanpa perlu Masinis. ada di Indonesia? Masih berpikir Malasyia negara berkembang? Secara Technology? Saya pun sangar sadar kita telah banyak tertinggal dengan Malasyia.

LRT Train tanpa Masinis

LRT train menuju KLCC Station untuk bisa melihat Twins Tower dan jalan-jalan disana. Ketika sampai di KLCC Station dan begitu keluar dari Station, saya sungguh tercengang. Bagaimana tidak? Kondisinya benar-benar berbeda dengan yang ada di jakarta sebagai Kota Metropolitan.

Seolah olah disini itu, semua tertata dengan rapi, tertib, Gedung-gedung terawat dan canggih.

Gedung Tinggi di Kuala Lumpur

Bahkan, saya tidak melihat terlalu macetnya jalanan, berbeda dengan yang ada di Jakarta. Entah karena masih musim libur atau bagaimana. Kami bisa menyebrang dengan santai, sebab Lampu Lalu Lintas juga banyak yang patuh.

Kami cukup jalan kaki menuju Twins Tower dan berfoto ria disana. Mulai Selfie hingga narsis tak jelas. Haha, karena memang pemandangannya terlihat megah. Namun, sayangnya ketika kesana, Air Mancur tidak menyala. Sehingga kurang eksotis.

Twins Tower

Setelah menikmati keindahan Twins Tower, kami mencoba jalan-jalan menuju Menara Kuala Lumpur. Namun, sayangnya tujuan ini tidak tersampaikan karena kami tertarik dengan Bus Gratis yang disedikan Pemerintahan Malasyia. Kami penasaran rute dan apakah bus itu benar-benar gratis? Ternya memang beneran gratis! Kalau tidak salah, kami menaiki Bus yang berwarna Purple. Karena ada 2 / 3 Jenis Bus. Yaitu warna Hijau, Purple dan Biru. tapi menurut situs ini (menjelaskan lebih mengenai Bus Gratis) ada 4 Jenis Bus. Oh ya, nama Busnya adalah GO KL.

Seperti ini penampakan Busnya(Ngambil dari Google) :

Bus Gratis

Tak disangka — sangka, kami bertemu dengan orang Indonesia, bisa dibilang dia sudah sering ke Kuala Lumpur sendirian, punya sepupu dan banyak teman di sini. Asli Medan, sungguh beruntungnya kita bertemu dengan orang tersebut. Sehingga, kami secara tak langsung memiliki Tour Guide yang memandu kami untuk jalan-jalan di Kuala Lumpur, memasuki kawasan-kawasan yang tak pernah kami bayangkan sebelumnya.

Akhirnya, kami berhenti dikawasan Bukit Bintang dengan kemegahannya yang sungguh elok. Kami dihantarkan pada kawasan sekitar Pavilion. Tak disangka, kami menemukan Patung Spiderman, ya pada saat ini memang muncul film baru Spiderman bukan?
Langsung saja, kami mengeluarkan handphone dan melakukan selfie segera. haha

Setelah puas berfoto ria, kami melanjutkan perjalanan tanpa arah kami. Ternyata, Berpisah sebentar dengan orang medan tersebut, karena dia ingin membeli sesuatu di Vincci.

Sedangkan kami, segera saja langsung jalan-jalan mengelilingi tempat tersebut.

Kawasan Elit, bener-bener elit. Karena gang ini ramai dan Mall serta tempat makan mewah bertebaran.

To Be Continued . . .

--

--