Sudah Saatnya Kita Belajar dari Negeri Jiran

Naufaldi Rafif Satriya
Naufaldi Note
Published in
3 min readNov 10, 2017
Foto saat berada di Malasyia Super Corridor

Assalamu’alaikum,

Mungkin, bisa dibilang ini untuk mengingat masa lalu. Seperti apa yang telah diucapkan oleh Bung Karno, Jangan Pernah Melupakan Sejarah. Ya, kata-kata yang mungkin sama sebagian orang dianggap remeh. Sehingga sering salah di artikan oleh beberapa kawan saya sebagai gagal move on.

Bagi saya sendiri, sebagai salah seorang mahasiswa IT di salah satu kampus islam di Malang. Sering sekali saya belajar sejarah dan belajar mengenai masa lalu islam untuk bisa saya ambil hikmah dan mengambil pengalaman mereka sebagai sebuah pengalaman bagi saya. Bukan hnya itu , tapi juga pengalaman bagi orang lain.

Selama 1 Bulan, saya mengambil banyak sekali pelajaran ketika melaksanakan Summer School di Universiti Kebangsaan Malasyia. Beberapa pengalaman ini, benar-benar membekas. Walau memang selama beberapa hari di Indonesia (lagi) untuk menetap membuat beberapa culture baik yang saya bawa dari Malasyia menjadi sedikit hilang.

Mungkin, apa yang saya sampaikan akan memiliki pandangan yang berbeda dengan kalian. Yah, jika kita membaca artikel ini mungkin kita salah satu dari sekian orang yang open minded terhadap saran dan pengalaman orang lain bukan?

1. Tepat Waktu / On Time

Salah satu yang paling terasa ketika pertama kali saya berada disana, adalah ketepatan waktu mereka ketika membuat sebuah janji atau masuk kelas. Ya, bagaimana tidak ? saya sendiri sempat malu kepada teman-teman UKM dan temen PPI UKM karena kami terlambat atau tidak on time ketika membuat sebuah janji untuk keliling kuala lumpur. Bukan hanya itu saja, dosen-dosen disana selalu on time. Tepat waktu memulai untuk mengajar dan selesai mengajar.

2. Mentaati Peraturan

Seolah olah semua sudah terprogram bahwa ketika ada aturan A semua orang harus patuh akan aturan ini. Ya, begitulah yang saya rasakan ketika saya berada di Malasyia. kepatuhan mahasiswa dan masyarakat akan aturan yang ada disana,membuat saya merasa cukup heran. Buang sampah pada tempatnya, tidak mencontek ketika ujian berlangsung, selalu mengerjakan tugas tepat waktu, ketika lampu merah berhenti dan aturan-aturan yang kadang sepele sama masyarakat kita. Tapi disana? Aturannya bener-bener ditaati. Katakanlah disana memakai helm ketika naik motor di dalam lingkungan kampus, lalu di kampus kita. Berapa % mahasiswa yang memakai helm di lingkungan kampus?

3. Belajar dan Belajar

Yah, ini ada dampak positifnya. Saat itu ketika saya berada di halte bus dan mengeluarkan handphone saya untuk menghubungi salah satu temen saya, disana saya melihat beberapa mahasiswa UKM yang dengan rajinnya membaca buku atau fotocopy-an yang mereka bawa. Yah, bisa diakui menunggu bus pada waktu itu bisa menyita waktu sekitar 30 menit. dan mereka? menggunakan waktu 30 menit itu untuk belajar. Bahkan kantin mereka, mereka gunakan pula untuk belajar sampai dini hari. Hal yang jarang saya temui di kampus saya.

4. Berani Bertanya

Interasi terjadi antara dosen dan mahasiswa. Bisa dibilang, mahasiswa disana tidak malu-malu dengan para dosen, berbeda dengan yang saya rasakan selama ini. Bahwa mereka suka sekali bertanya kepada dosen sehinga memunculkan interaksi antara mahasiswa dan dosen untuk saling berdiskusi terkait dengan pelajaran yang sedang dibicarakan.

5. Bangga akan diri

Bisa dibilang , mereka memiliki kepercayaan diri yang tinggi. Terlihat dari ketika berbicara, ketika ada tugas dan bertanya siapa yang berani maju. Mahasiswa disana berani untuk maju kedepan dan mengerjakan tugas dari dosen. Mereka bangga akan diri mereka, skill mereka dan kemampuan yang mereka miliki.

Tentu saja sebenarnya kita punya hal yang baik pula, hanya saja ada kalanya kita perlu belajar dari negeri tetangga. Belajar apa yang menurut kita baik. Belajar dari attitude negeri tetangga , bisa jadi memberikan kita sebuah kesempatan untuk bisa mengembangkan potensi dan memajukan negeri kita ke arah yang lebih baik.

Tapi, jangan pernah lupa. Ada banyak hal yang baik , yang dimiliki bangsa kita dari pada bangsa lain seperti murah senyum, tegur sapa, gotong royong ,sikap sosial yang tinggi. Inilah yang membuat saya sangat merasa nyaman dengan masyarakat Indonesia.

--

--