02 Howl’s Moving Castle — Studio Ghibli
Cerita lainnya yang menarik untuk diulas adalah animasi yang disadur dari novel, yakni Howl’s Moving Castle. Awalnya aku tertarik karena Howl mirip sekali potongannya dengan Haku di Spirited Away. Howl’s Moving Castle bercerita tentang seorang remaja Sophie yang dikutuk sehingga berubah menjadi perempuan berusia 90 tahun.
Aku sangat menyukai cerita petualangan Nenek Sophie yang berusaha untuk mematahkan kutukan yang dimilikinya. Terasa familiar bukan? Aku kembali teringat karakter Sophie pada novel Dunia Sophie yang turut mengalami kejutan pada kehidupannya.
Kukira Sophie tumbuh dengan insecurity pada dirinya. Bahwa dia sering menganggap dirinya tidak rupawan, serta menutupinya dengan topi rajut miliknya. Hal itu digambarkan ketika Sophie bertemu dengan Howl, saat Howl sedang dikejar oleh suruhan dari penyihir — Witch of Waste.
Saat awal kutukan terjadi, Sophie terlihat kaget dan takut atas perubahan yang dimilikinya. Sophie kemudian berkelana mencari cara untuk mematahkan kutukan hingga bertemu dengan kastil milik Howl. Namun lambat laun Sophie lebih menyukai kehidupan petualangnya dibanding mematahkan kutukannya.
Percakapan Sophie, Calcifer dan Markl sangatlah lucu dan menimbulkan gelak tawa bagiku. Sedang ilustrasi Sophie dan Howl menambahkan roman yang apik pada film ini.
Sophie berkali-berkali mengungkapkan sikap tidak suka terhadap Witch of Waste, tapi Sophie tak luput untuk menolong penyihir itu. Dari Sophie aku menyadari bahwa berbuat kebaikan tidak untuk teman saja, bahkan kepada orang yang belum kamu maafkan pun. Karakter kebaikan Sophie mirip dengan Chihiro.
Sophie kadang terlihat seperti remaja yang sedang jatuh cinta, lalu terkadang terlihat seperti seorang ibu yang penyayang.
Tidak seperti Spirited Away yang terlihat kompleks, animasi ini menawarkan imajinasi yang sederhana. Terlepas dari penggemar Miyazaki yang menyatakan ini animasi terlemah miliknya, bagiku animasi ini salah satu nominasi film favoritku.
