Dalam awal perjalanan bekerja sebagai Graphic Designer, ada 3 pedoman penting yang saya selalu ingat dari mentor saya saat menjadi anak baru di kantor — Seorang Creative Director bisa dibilang beliau senior dan patut diteladani.

Deni Kurniawan
ngobrasdijalan
Published in
4 min readMar 25, 2016

--

Seorang kreatif, umm.. konteksnya saya perkecil menjadi Graphic Designer, karna masih terlalu dini jika harus membahas tentang kreatifitas, Harus mempunyai 3 modal penting.

1. Technique

Teknik ? ya.. seseorang harus mempunyai kemampuan dalam mengoperasikan software dalam menunjang kinerjanya sebagai seorang Graphic Designer. Adobe, adalah salah satu penyedia software untuk para graphic designer/animator/copywriter/video editor. Pertanyaannya, apa cuma adobe yang superior di aplikasi untuk para graphic designer? Jawabannya Tidak, ada begitu banyak sekali aplikasi yang diperuntukkan bagi para graphic designer, Contohnya: Corel Draw, Xara, Affinity Designer (ngomong-ngomong tentang affinity designer, sekarang sedang dipersiapkan untuk OS Windows lho!). Ada banyak cara untuk mendalami teknik: Nonton Tutorial dari Lynda, Tutsplus, Baca Artikelnya Abduzeedo atau Ucreative juga bisa. Ada banyak cara untuk mendalami teknik dalam design di internet.

Lynda.com
tutsplus — http://design.tutsplus.com/

jadi… selamat berselancar ya!

2. Skill

Skill terbentuk jika seseorang sudah mempunyai Jam terbang (pengalaman bekerja) yang cukup tinggi. Menghadapi tekanan deadline tidak membuat seseorang itu membuat karya yang tidak ada kualitasnya, tenang dan terus mencoba untuk membuat karya sesuai brief adalah objective yang harus ia capai. Dia tahu bagaimana membuat pekerjaan menjadi lebih cepat dan efisien — menyelesaikan pekerjaan dalam waktu yang tepat dan mempunyai kualitas dalam setiap karyanya. Kita sudah paham betul karakteristik tools yang kita pakai, Adobe Photoshop untuk pengolah foto digital, untuk membuat logo menggunakan Adobe Illustrator bukan sebaliknya, untuk digital/print publishing menggunakan adobe Indesign bukan Photoshop dan juga kita sudah paham pemakaian shortcut dalam menggunakan tools tersebut, ctrl+j untuk duplicate layer di photoshop, ctrl+f paste in place di adobe illustrator, ctr+shift+alt+v paste in place pada adobe indesign atau bahkan kita sudah membuat workspace di adobe photoshop, illustrator, etc sesuai dengan project yang kita sedang kerjakan.

Workspace pada adobe photoshop

Contohnya, jika mengerjakan Project Digital Imaging kita menggunakan Workspace A, untuk mengerjakan Project Web design kita menggunakan Workspace B dan seterusnya. Kita atur sedemikian mudahnya workspace agar pekerjaan jauh lebih efisien.

3. Taste

Setelah kita mempunyai bekal teknik dan skill (kemampuan) dalam mengoperasikan aplikasi digital graphic designer, kita ada dibagian yang tak kalah penting. Jika kita tidak memiliki taste (Selera) dalam membuat suatu karya desain maka semua yang kita buat hanya sebagai konsumsi pribadi — tidak percaya diri untuk di publish atau sebagai portofolio — Taste ini dilatih dari bagaimana mata kita membiasakan diri melihat suatu hal yang indah-indah dan bagus dalam hal estetika desainnya. Pada poin ini yang akhirnya terjawab dalam pikiran saya, mengapa orang yang bergerak di industri kreatif cenderung suka pergi jalan-jalan dan mengamati suatu hal dengan serius, apapun itu. Mengapa? alasannya, sudah pasti harus meng-upgrade atau meningkatkan taste, tidak hanya jalan-jalan dan mengamati tiap apa yang terlihat didepan komputer/laptop pun kita bisa kok untuk meningkatkan selera kita terhadap dunia desain grafis. Sisihkan waktu luang untuk melihat-lihat karya orang lain bukan untuk meniru atau mencuri karya mereka yang kemudian kita post ke social media dengan copyright kita, ingat 1 hal, kita hanya meningkatkan taste dan tahu hanya karya menarik yang mendapat banyak apresiasi dari banyak user. Teman saya pernah bilang,

Tidak ada yang baru dibawah matahari, semua yang dibuat pernah dibuat pula sebelumnya, kita hanya memperbarui apa yang sudah ada.

dan menurut saya semua orang desainer diawal karirnya pasti pernah meniru. ATM (Amati, Tiru, Modifikasi) konsep seperti ini mengingatkan saya dengan buku Austin Kleon “Steal like an artist”. Jika kita mencuri ide hanya dari 1 orang secara utuh maka disebut plagiarisme, tetapi jika mengambil dari banyak sumber dan mengembangkannya sebagai sesuatu yang lebih menarik itu disebut kreatifitas, lagipula Pablo Picasso pernah bilang

Good artists copy, Great artists Steal

Quote Pablo Picasso ini juga ada di salah satu film favorit saya, Pirates of Sillicon Valley yang menceritakan awal mula persaingan 2 perusahaan besar yaitu: Apple dan Microsoft. Terkait dengan quote itu, inilah ide yang diambil mendiang Steve Jobs dari Xerox tentang perangkat Mousenya.

nah.. “Mencuri” itu baik kan ?

Sangat banyak sekali referensi yang bisa kita lihat untuk meningkatkan taste terhadap dunia desain grafis kita bisa bergabung di Behance, Dribbble, Carbonmade, Pinterest dan lainnya. Contohnya behance, kita bisa melihat kategori-kategori desain yang ingin kita lihat di behance currated sites ada referensi desain Aplikasi, Website, Digital Imaging dan bahkan arsitektural!

Screenshot dari Behance Currated Sites — https://www.behance.net/galleries/curated

ketiga dasar itu yang selalu saya pegang selama bekerja di industri kreatif, semoga bermanfaat. See you on next article.

--

--

Deni Kurniawan
ngobrasdijalan

Nulis tentang Design, Podcast & random thoughts. Masih bikin podcast Ngobrasdijalan on Spotify/Apple Podcast/Podcast platform lainnya.