Positif yang Toxic

Hebbie Agus Kurnia
No Drama
Published in
3 min readJan 14, 2020
Hebbie Agus Kurnia

“InsyaAllah semua bisa…”
“Yakin.. Bisa…”
“Sabar ya…”

Mungkin ini yang akan lo denger dari beberapa orang yang jadi tempat curhat lo. Engga salah. tapi lo tau engga sebenernya tanpa mereka ngomong begitu pun kita juga tau kalo semua mungkin, semua bisa kalau yakin, yang sabar.

Tanpa dijelasin, kita juga tau.

Gue sempet baca beberapa buku yang intinya memaksa kita juga untuk tetap berusaha positive thinking. Di keadaan apapun.

“Macet? Ganti jadi penuh…”
“Susah? Ganti jadi menantang..”
“Bodoh? Ganti jadi belum pintar..”

Harapan dari penulis, adalah supaya kita tetap positif. Mungkin ini “works” untuk sebagian orang. Tapi untuk beberapa orang kayak gue mungkin, “Apaan si.. tinggal jujur aja. engga usah sok kuat.”

Dan btw, kalau lo doyan baca buku, lo engga mesti 100% setuju sama isinya kan? Lo bisa ambil hal-hal yang lo rasa cocok buat diri lo sendiri. Jangan terlalu kaku dan old school, terhadap 1 buku yang lo baca. Sekarang mah bebas-bebas aja orang mau nanggepin gimana.

Ini namanya “Bias Persetujuan”. Kita cenderung setuju secara “buta”, terhadap hal yang memiliki otoritas.

Beli buku tentang A, penulisnya terkenal banget. Terus secara engga langsung, prinsip hidup lo bergeser jadi “apa kata dia”. Sah? Ya sah-sah aja. Tapi inget, engga semua prinsip orang cocok sama konteks hidup kita. Ini bias.

Yang seharusnya lo lakuin adalah, menjadikan segala sesuatu yang dateng ke hidup lo, itu referensi. Engga mesti langsung menjadikan itu prinsip hidup yang dimana lo berpegang teguh di keseharian lo. Karena bisa jadi hidup dia sama hidup lo terdiri dari berbagai ujian yang bertolak belakang banget. Lo mesti fleksibel di lapangan.

Cukup jadikan referensi. Termasuk tulisan ini. Engga mesti lo ambil jadi prinsip, meskipun 100% kehendak ada di akal dan hati lo.

Balik lagi ke maksud dari judul tulisan ini.

Gue lebih cenderung, mendingan lo akuin aja kalo itu susah. Mendingan lo akuin aja kalo lo bodoh. Mendingan lo akuin aja kalo lo lagi sedih.

Mending lo akuin. Engga usah lari, engga usah sok positif, engga usah sok nyemangatin diri… Ya terima aja. Akuin.

“Oke gue emang dongo, keputusan kemarin apes banget. Fuck. Sekarang gue kudu gimana nih? Gue harus ketemu siapa buat bantu selesain masalah ini?”

“Gue tolol banget emang, masih aja nerima orang kayak dia. Pelajaran banget asli..”

Kita akan lebih berpikir solusi, ketimbang menangisi si masalah.

Dan engga semua orang bisa terlihat kuat, bisa terlihat tegar. Engga semua orang bisa. Beberapa orang, ya mampu. Tapi ada beberapa orang engga bisa menyembunyikan perasaan yang dia alami.

Makin gue tua, makin gue paham kalo sebenernya bahagia dateng pas masalah itu kita selesain, bukan saat kita “menghibur diri” bahwa masalah tersebut bisa diselesain. Dua hal yang sangat berbeda.

Masalah selesai dan masalah belum selesai, pasti membawa dampak tersendiri ke diri lo. Masalah yang engga kunjung selesai, pasti akan membawa lo ke tumpukan sampah yang lo buat sendiri. Lo harus beresin. Bukan menghibur diri.

Yakin, Sabar, Berpikir bisa, ada Allah, ya itu NORMATIF. Engga usah dikasih tau juga kita tau, bahwa kita harus seperti itu. Yang lo harus pikirin solusi + eksekusinya.

Yang lebih penting, kita menerima kalau kita gagal.
Kita menerima, kalau kita engga mampu.
Kita menerima, kalau kita memang bodoh.

Menerima itu, pasti membawa kedamaian sendiri. Ambil waktu dan ruang lo sendiri untuk ambil jarak dari kehidupan sosial, kalo lagi ada masalah berat. Terima diri lo seutuhnya. Take your time.

Kayak seluruh tulisan di blog ini yang gue buat. Semuanya ya apa adanya. Cek aja tulisan lainnya… Pendekatan gue pragmatis.

Saat lo berpikir bisa, ya bisa beneran. Saat lo berpikir engga bisa, ya nanya. Bukan menghibur diri “belum bisa”.

Hati-hati terjebak di Positif yang Toxic.

Kalo lo suka sama tulisan gue, silahkan beri “Clap”. Kalo lo rasa tulisan gue bermanfaat, silahkan Share tulisan ini di media sosial lo. Semoga kebermanfaatan ini terus berlanjut!

Hubungi gue disini :

Instagram : @hebosto
Website : www.hebosto.com
Podcast : www.hebosto.com/podcast

--

--