Yang Harus Lo Ketahui tentang Passion

Hebbie Agus Kurnia
No Drama
Published in
5 min readJun 26, 2019
Hebbie Agus Kurnia

Gue suka banget definisi Passion yang diutarakan oleh Rene Suhardono.

“Passion adalah aktivitas yang MEMBERDAYAKAN. Passion is not where you good at, but what you enjoy the most” — Rene Suhardono

Kata kuncinya di MEMBERDAYAKAN. “Bang, passion Gue tidur gimana dong…” Please, tidur itu aktivitas, tapi engga memberdayakan, cuma istirahat. Yang memberdayakan itu misalkan lo minat sama olahraga renang. lo ada kemauan untuk MENDALAMI dan TUMBUH bersama olahraga renang. Lo beranggapan, “renang adalah bagian hidup Gue. Gue mau menjadi yang terbaik di bidang renang”, intinya ada keinginan untuk mempelajari terus menerus.

“Loh, bedanya sama hobi apa?”

Hobi hanya sekadar aktivitas, engga memberdayakan. Hobi hanya bagian untuk kegiatan refreshing. Udah, cuma sebatas melakukan.

Gue sangat mencintai kehidupan Gue sebagai pengusaha. Sangat. Bahkan berbagai bisnis diluar yang Gue ceritain masih banyak lagi, dan beberapa gagal. Kalau niat Gue karena uang, Gue akan berhenti saat Gue bangkrut.

Tapi nyatanya sama sekali engga.

Ditipu, dibilang bencong pas jualan klappertaart, sampai rugi puluhan juta di umur 19 tahun, Gue masih tetap berdiri dan MAU untuk ngejalanin bisnis. Gue pernah down karena itu semua, namanya juga manusia kan? Bedanya, Gue engga lama — lama down nya. Gue mau bangun lagi, bisnis lagi, jalanin lagi.

Timbul pertanyaan.

“Bang Hebbie, cara tahu passion Gue gimana ya? Bener-bener engga ada petunjuk…”

Pertama, coba peka dengan apapun yang ada di hadapan lo.

Coba cek kalau beli buku, liat tv, baca majalah, rubrik mana yang menjadi sasaran utama lo untuk dibaca? Hal apa yang paling menyita perhatian lo di awal?

Gue suka banget baca buku. Sebulan bisa habis 2–3 buku. Kalau ke toko buku, yang jadi sasaran Gue itu MARKETING dan PENGEMBANGAN DIRI. Kenapa? Karena Gue menaruh minat dikeduanya. Nonton youtube, Gue akan cari dulu ceramah-ceramah tentang bisnis dan pengembangan diri.

“Mungkin engga passion itu lebih dari 1?”

Sangat mungkin! Gue sangat passionate saat menulis buku, gue passionate banget kalo bahas tentang film.

Kedua, jujur sama diri sendiri. Mengakui!

Gue berteman dengan seseorang yang sangat lihai di bidang IT. Dia ngerti banget tentang software, hardware, dan operating system. Tapi suatu hari dia bilang ke Gue, “Gue mah suka sama hal yang berhubungan dengan komputer, tapi engga yakin aja dari ini bisa ngehasilin duit”.

Gue ingin membuka perspektif baru.

Om Deddy Corbuzier sangat ditentang oleh keluarganya untuk menjadi pesulap. Beliau ceritakan ini di Soundcloud. Bapak dan Ibunya selalu berkeyakinan, “Mau makan apa Lo dari hasil sulap?” Tapi beliau sama sekali engga berpikir untuk berhenti. Beliau JUJUR SAMA DIRI SENDIRI, “Ya Gue suka dunia ini, Gue suka sulap!”.

Bertahun-tahun beliau mengasah kemampuan sulapnya. Hotel demi hotel didatangi untuk menawarkan sebuah pertunjukan sulap. Banyak yang menolak! Bahkan stasiun televisi pun menolak! Tapi beliau ingat, ada satu dari sekian banyak stasiun tv yang menerima gagasan Mas Deddy tersebut. Dan beliau makin terkenal. Sampai pada puncaknya, beliau mendapatkan predikat sebagai Mentalist Terbaik di Dunia di ajang “Merlin Awards”. Sebelumnya penghargaan ini juga diterima oleh David Copperfield.

Dengerin disini, klik : https://soundcloud.com/corbuzier/kadang-durhaka-tak-selamanya

Rumusnya gini deh,

“Saat Lo berusaha yang terbaik, mengerjakan sesuatu karena niat baik, dan itu datangnya dari hati, OTOMATIS uang akan datang dengan sendirinya.”

Dan Passion, adalah produk hati. Dengannya lo bisa berkarya, dengannya lo bisa kaya.

Cek jajaran orang terkaya versi Majalah Forbes. Semuanya adalah orang — orang yang sangat mencintai bidang yang mereka geluti sekarang.

  • Bill Gates mencintai Komputer
  • Warren Buffet mencintai Keuangan
  • Mark Zuckerberg mencintai Coding Program
  • Jeff Bezos mencintai buku

Mereka mengawalinya sampai sebesar sekarang dari produk hati, yaitu PASSION. Jujurlah dengan diri sendiri.

Ketiga, ambil tindakan!

Tunda sehari, bisa jadi tunda bertahun-tahun. Lo udah tahu passion nya, mau mengakui sama diri sendiri, sekarang waktunya ambil tindakan.

“Bang, Gue udah semuanya. Gue udah ambil tindakan juga, tapi orang tua masih tetap engga setuju sama jalan hidup Gue…”

Tanamkan di dalam diri lo, bahwasannya kita engga bisa membuat semua orang happy atas keputusan kita. Termasuk, kedua orang tua lo. Seluruh orang tua di dunia itu SAMA, engga mau melihat anaknya susah. Ayah Gue sangat berharap Gue menjadi dokter atau engga jadi TNI. Tapi Gue tekankan kepadanya, “Kedokteran itu bukan hidup aku yah… “ Ayah Gue marah? Iya marah. Gue sewaktu SMA mengambil jurusan IPS. Reaksi Ayah? Gue “dikacangin” alias engga diajak ngobrol, engga diajak makan bareng, selama 3 hari! True story…

Apakah Gue mengurungkan niat Gue untuk jadi pengusaha?

Sama sekali engga…

Gue yakin dengan ini Gue menemukan siapa diri Gue. Ini hidup Gue. Perihal yang baik -baik, Gue akan patuh dengan kedua orang tua Gue. Tapi prinsip hidup, Gue selalu terbebas dari interupsi orang tua.

Mereka hanya membutuhkan BUKTI.

Dan sekarang, setelah melihat realita bahwa Gue sama sekali engga merubah arus hidup selain jadi pengusaha, Ayah Gue menyerahkan sepenuhnya kepada Gue. Dan Ayah Gue RIDHO dengan keputusan Gue.

Salah satu bisnis yang gue jalanin dan udah ada gedungnya dari 4 tahun lalu. Juga jadi bukti ke orangtua : Bimbel.

Jadi lo harus buktikan ke orang tua, bahwa pilihan hidup lo ya apa yang lo sukai, apa yang lo cintai, dan lo merasa bertumbuh kembang dengan itu. Tetap menaruh respect kepada kedua orang tua. Pelihara itu. Tapi disisi lain, lo harus TEGAS dengan jalan hidup lo. Berbakti dengan gaya lo sendiri, jangan disamain kaya di tv-tv, yang nurut aja, patuh aja, tapi dia sendiri engga enjoy jalanin hidupnya.

Saat lo setuju dengan keinginan orang lain, pastiin lo juga setuju dengan pilihan sendiri.

“Bukannya ridho Allah itu di ridho orang tua bang?”

Iya bener. Tapi ingat, ada saat lo harus NEGOSIASI tentang hidup lo sendiri. Lo engga bisa terus-terusan hidup dengan harapan orang lain. Lo punya harapan sendiri, dan lo harus hidup dengan harapan lo sendiri.

Paham? Garisbawahi, gue engga ngajarin lo durhaka. Gue cuma share, kalo lo harus kritis sama jalan yang akan lo ambil. Ini hidup lo, tanggung jawab lo sendiri.

Luruskan niat, maksimalkan ikhtiar. Selalu diskusikan dengan kedua orang tua tentang pilihan hidup lo. Berat? Ya, berat. Gue juga merasakan itu. Tapi Gue engga pernah BOSAN membahas itu ke kedua orang tua Gue. Sampai pada akhirnya mereka mengerti pilihan hidup anaknya.

Selalu berikan BUKTI kepada orang tua. Gue rutin kalau pulang kampung bertemu Ibu dan adik, Gue suka traktir mereka makan di mall. Gue biasakan itu. Selain memang sebagai refreshing, tapi secara engga langsung kita sedang MEMBERIKAN BUKTI kepada orang tua kita, bahwa kita bisa HIDUP dengan pilihan kita sendiri.

TAPI….

Gue engga memaksa lo untuk hidup ngikutin passion. Karena terkadang lo harus REALISTIS.

Penuhi kebutuhan dulu, baru hidup dengan passion.

Begitu juga engga masalah. Yang penting lo harus adaptif dengan keadaan hidup.

Jangan terlalu idealis sampai akhirnya engga jadi apa-apa. Jangan juga terlalu pragmatis, yang akhirnya hidup lo biasa-biasa aja.

Time is yours!

Kalo lo suka sama tulisan gue, silahkan beri “Clap”. Kalo lo rasa tulisan gue bermanfaat, silahkan Share tulisan ini di media sosial lo. Semoga kebermanfaatan ini terus berlanjut!

Hubungi gue disini :

Instagram : @hebosto
Website : www.hebosto.com
Podcast : www.hebosto.com/podcast

--

--