Hai, Mentari!

Numpang Menulis
Numpang Menulis
Published in
2 min readNov 8, 2021

Ibu adalah gelar yang tersemat padaku saat ini.

Gelar ini merupakan anugerah terbesar dari Sang Pencipta. Gelar yang hadir di waktu yang tepat. Iya, si mentari kecilku hadir disaat duniaku mendadak gelap, karena cahaya hidupku sebelumnya telah padam.

Aku bangga padanya ketika Ia mampu menjadi cahaya baru didalam keluarga, bahkan sebelum Ia hadir menapak dunia. Sang mentari kecil telah mengajariku untuk tetap kuat, terus berjuang, meski duka dan lara terus menerpaku kala itu. Ia terus meyakinkanku, bahwa air mataku akan berubah menjadi senyum terhangat untuknya.

Disisi lain tanpa kusadari, sejak kehadirannya di dunia, dalam lubuk hatiku yang paling dalam, aku merasa kehilangan diriku. Aku kehilangan dunia dan waktuku. Aku merasa bukan diriku lagi. Dulu, aku bisa bebas melakukan apapun, kemanapun, dimanapun, dan bersama siapapun. Sekarang, untuk ke kamar kecilpun aku harus menggunakan jurus ninja, menghilang tanpa suara. Aku merasa telah memasuki dunia baru sendirian, tanpa mengetahui apa yang akan aku hadapi nanti.

Cukup lama bagiku untuk memahami perasaanku itu. Hingga pada suatu waktu mentari kecilku itu untuk pertama kali dalam hidupnya, tersenyum kepadaku. Senyuman yang kuartikan sebagai ungkapan terima kasihnya kepadaku yang telah berjuang sejauh ini. Saat itulah aku menyadari, aku tak pernah kehilangan diriku, namun aku menemukan bagian diriku yang lain. Aku juga tidak pernah kehilangan duniaku, karena akulah dunia itu, aku dunia bagi mentari kecilku. Akulah harapan dan tempatnya untuk bersandar dari dunia luar yang tidak pernah Ia ketahui. Aku tidak pernah kehilangan apapun, melainkan aku mendapatkan hal-hal baru dalam hidup yang seharusnya aku syukuri. Hal ini yang membuatku paham, bahwa bersyukur adalah cara termudah bagi siapapun untuk hidup dengan damai dan bahagia.

Dan saat aku merasa lelah, aku justru berterimakasih kepada sang mentari kecil. Terima kasih telah memilihku menjadi dunianya, dan mau berjuang bersamaku hingga saat ini. Aku tahu betul Ia tidak pernah berharap untuk dilahirkan, melainkan aku yang mengharapkannya hadir di dunia ini.

Begitulah caraku mensyukuri gelar baru sebagai ibu selama ini, dengan menikmati setiap proses didalamnya. Meski ini akan jadi suatu tanggung jawab paling berat dan sulit sepanjang hidupku, rasa syukur ini membuatku yakin dan siap untuk bertumbuh dan berbahagia selamanya bersama mentari kecilku.

Ditulis oleh Vankadira

--

--