iridescent

Numpang Menulis
Numpang Menulis
Published in
Mar 18, 2021
Photo by Anthony Tran on Unsplash

Drama puitis yang disematkan di setiap nafasku kini telah hilang. Tersisa buah pahit bernama realita. Ia, tak pernah berhenti menghukumku atas masa lalu, masa kini, bahkan masa depan yang telah, sedang dan akan kujalani. Entah berapa gelas kopi yang telah kutenggak, tak sekalipun menetralisir pahitnya kenyataan. Butir demi butir gula, manisnya terlewat, membumbui pahit yang semakin pahit di ujung perasa. Pada akhirnya, aku terdiam. Terlalu banyak isi kepala, terlalu berat beban di bahu, terlalu sesak ruang di dada. Apakah aku lelah? Sementara kuputuskan begitu. Sayangnya, rasa takutku mendera, sama sekali tak menolongku hingga yang tertinggal hanyalah gelap. Tolong!

Aku terbangun…. samar-samar, kulihat pelangi meski langit masih mendung.

Ditulis oleh Dyuuuu

--

--