Surat untuk Para Sahabat

Numpang Menulis
Numpang Menulis
Published in
3 min readMar 29, 2021
Photo by Andrew Dunstan on Unsplash

Halo kamu,

Hai, bagaimana kabarmu di sana? Kabar saya sejauh ini baik-baik saja. Saat menulis ini saya sedang berada di rumah di Denpasar. Terakhir saya mengabarimu, saya masih berada di Jakarta. Sekarang saya masih bekerja dari rumah. Tentu kamu tahu mengapa alasannya. Kira-kira saya sudah enam bulan berada di rumah. Saya tidak menyangka bisa berada di rumah selama berbulan-bulan. Ketika sudah menjadi dewasa dan merantau untuk bekerja, sepertinya kesempatan ini mustahil untuk terjadi lagi.

Cuaca di Denpasar setiap hari cerah dan panas. Bagaimana dengan cuaca disana? Saya dengar sudah mulai hujan setiap hari. Jaga kesehatan dan jangan tidur terlalu malam, karena kita berdua tahu itu bukanlah hal yang baik.

Tahukah kamu bahwa ada salah satu teman kita yang berhenti dari pekerjaannya lalu membeli seekor sapi untuk memulai usaha peternakan? Ia menuliskan bahwa punya usaha pertanian dan peternakan adalah keinginannya yang terpendam. Saya kagum dengannya. Dia bisa mengambil resiko meninggalkan pekerjaan tetapnya dan mengejar mimpi-mimpinya. Saya ingin menjadi seperti dia, tapi saya punya banyak pertimbangan lain untuk tidak melakukannya.

Terakhir saya menulis, saya mengabari kalau saya ingin memiliki sekolah dan taman baca. Saya ingin banyak orang bisa merasakan manfaat dari pendidikan dan nikmatnya membaca buku. Kedua hal itu masih menjadi mimpi saya. Saya sangat ingin mewujudkannya.

Beberapa bulan terakhir ini saya banyak menghabiskan uang untuk membeli buku dari sebuah toko buku independen di Jakarta. Pada suatu hari saya mendapat kabar bahwa pengelola toko buku itu akan mengadakan sebuah diskusi tentang bagaimana caranya mendirikan toko buku independen. Ketika mendapat informasi itu saya tidak menunjukan reaksi apapun. Namun akhir-akhir ini, ide untuk mendirikan toko buku independen terus tergiang di kepala saya. Bagaimana menurutmu, apakah ini adalah ide yang baik?

Masih ingatkah diskusi tentang gaji yang kita dapat dari pekerjaan masing-masing? Kita juga berdiskusi tentang investasi saat itu. Diskusi itu berawal saat saya mengenalkan sebuah aplikasi yang dapat membantu kita untuk berinvestasi dengan instrumen reksadana. Sejak itu kita mulai memikirkan tentang dana pensiun kita. Kita membayangkan suatu hari dimana kita sedang beristirahat menikmati hasil dari pekerjaan kita selama ini. Tentu untuk bisa mewujudkan hari itu, kita perlu uang yang sangat banyak. Bagaimana kabar portofoliomu? Semoga kamu masih bisa berinvestasi secara rutin ya.

Kita dan beberapa teman lainnya sepakat untuk kembali ke Semarang saat Imlek di tahun 2021. Tentu tujuan utama kita adalah kawasan Pecinan di Semawis. Pasti suasana di sana sangat meriah. Namun, pandemi ini akan menjadi penghalang untuk kita pergi ke Semarang. Rencana kita pun harus dibatalkan. Tentu saya sangat kecewa dan pastinya kamu juga. Mau bagaimana lagi? Hal terbaik yang kita lakukan adalah menunggu sampai pandemi ini selesai. Rencana ini bukan dibatalkan. Ditunda adalah kata yang lebih cocok sepertinya.

Saat ini tidak banyak yang bisa dilakukan di luar rumah. Himbauan untuk tetap berada di rumah masing-masing tetap berlaku untuk mencegah penyebaran virus corona. Akhir-akhir ini saya jadi makin sering memikirkan banyak kejadian di masa lalu. Saya teringat pertama kalinya saya tiba dan bekerja di Jakarta. Saat itu saya tidak harus tinggal di rumahmu karena saya belum memiliki uang untuk menyewa kamar kos. Sekali lagi saya ingin berterimakasih atas kebaikannmu. Semoga kamu dan keluarga selalu sehat dan bahagia.

Saya tidak sabar untuk berjumpa kembali dengamu. Setelah pandemi ini berakhir, kita akan kembali melakukan berbagai hal menyenangkan lagi. Tentu dengan budget yang sudah kita siapkan dengan sangat matang. Sekarang kita harus mulai menabung. Jangan sampai budget menjadi halangan bagi kita untuk bersenang-senang di pertemuan berikutnya.

Sekian dari surat saya kali ini. Tidak sabar untuk menunggu balasan darimu.

Krishna.

Artikel ini pertama kali tayang di medium.com/i-gusti-krishna-aditama

Ditulis oleh Blikrishna

--

--