Kejadian Baru!

Mengingat-ingat Lingkar Nyarita #1 di Kedai Jante

Ariella
Nyarita
5 min readJul 1, 2024

--

Foto bersama Lingkar Nyarita #1 di Kedai Jante

Pusing, gugup, dan resah — demikianlah kira-kira perasaanku selama beberapa hari menjelang meluncurnya Lingkar Nyarita #1 pada hari Minggu, 30 Juni 2024 kemarin. Entah kenapa, menyambut Nyarita dan kegiatan tatap muka pertamanya menjadi momok mengerikan buatku. Begitu banyak hal yang harus aku persiapkan. Begitu banyak hal yang harus aku pikirkan.

Namun, ketika Lingkar Nyarita sudah kejadian, sungguh, aku terharu. Rasanya seperti orang tua merayakan ulang tahun pertama anaknya. Atau ketika anaknya dapat nilai seratus. Atau lulus kuliah. Mana saja yang masuk akal untuk menggambarkan perasaan sumringah yang tidak tertahankan — jika kamu hadir, kamu pasti tahu aku cekikikan melulu — selama dua jam acara kami berlangsung.

Acara kemarin dibuka oleh moderator kondang kesayangan kami, Gibran (Gibran Hikam), dengan jokes-jokes yang ia pikirkan 20 menit sebelum acaranya dimulai. Keren.

Gibran sedang jadi moderator (kiri) dan prompt Lingkar Nyarita #1 (kanan)

Karena kemarin merupakan kegiatan tatap muka pertama yang diadakan oleh Nyarita, sepertinya hanya akan sah jika prompt pertama kami adalah “Mencoba Hal Baru”. Sewaktu teman-teman yang datang sedang fokus menulis, aku terenyuh sekali lagi: Kalian semua datang kemari untuk menulis! Alamak! Seperti dikasih durian runtuh. Sudah lama aku memimpikan muda-mudi disekitarku untuk dapat jatuh cinta kepada kepenulisan dan kemarin jadi kenyataan. Ada yang jauh-jauh mampir ke Kedai Jante dari Jatinangor, Cibiru, Dago, dan bahkan Lembang untuk menulis bersama Nyarita! Gila!

Teman-teman Lingkar Nyarita sedang fokus menulis

Ketika aku membaca hasil tulisanmu, aku seakan-akan jadi kenal denganmu walaupun kenyataannya, kita baru saja bertemu.

Itu adalah kata-kata kakak tingkatku yang ia sampaikan padaku ketika aku mendeklamasikan puisiku pada tahun 2020. Sangat cocok untuk mendeskripsikan pikiranku kemarin. Setelah menulis selama kurang lebih 45 menit, satu persatu dari kami saling bercerita tentang motivasi kami untuk datang ke Lingkar Nyarita dan isi tulisan kami masing-masing. Ada yang sedang bergelut dengan skripsi, ada yang sedang kegirangan menjalani aktivitas baru. Ada yang baru pulang jalan-jalan solo dan ada pula yang sedang belajar Bahasa Inggris. Walaupun itu kali pertama aku bertemu dengan sebagian besar peserta Lingkar Nyarita kemarin, aku merasa sudah tuntas berkenalan dengan mereka. Aku merasa kini aku punya orang-orang baru yang rela urusannya aku campuri.

Sehubungan dengan mencampuri urusan orang, itu adalah salah satu tema tulisanku! Hahaha. Maaf, ya, aku suka susah menulis tentang hal-hal yang bahagia! Interpretasiku terhadap mencoba hal baru adalah: Kematian. Aku belum pernah coba mati.

Ketika Aku Menulis Ini, Aku Kehilangan Diriku Sepenuhnya

Betapa melelahkannya hidup! Tidak ada hal yang lebih melelahkan daripada hidup! Sudah seperempat abad aku dibawa hiruk pikuk dunia ini hanya untuk hidup. Begitu semena-mena dunia ini. Ketika seseorang lahir di dunia ini, ia kemudian menjadi milik semua orang begitu saja. Sebaliknya, ia pun harus terus mencampuri urusan orang-orang di dunia ini. Gila! Adakah manusia di dunia ini yang tidak lelah dicampuri urusannya? Angkat tangan! Angkat kaki! Angkat waé ti dunya kitu?

Menurutku, kita ini hanya buang-buang waktu saja. Memangnya ada manusia di dunia ini yang tidak lahir dari perut ibunya? Siapa yang tidak diajari membaca oleh guru pertamamu? I-ni i-bu Bu-di. I-bu Bu-di per-gi ke pa-sar. Siapa budi? Kenapa ibunya pergi ke pasar? Ibuku pergi 5 meter ke dalam tanah dan tidak kembali. Seluruh kejadianku menjadi manusia semuanya milik orang lain. Milik ibuku, milik tetanggaku, milik follower anonim di Twitter.

Kapan terakhir kali kamu menjadi milikmu sendiri? Oh! Aku bisa jalan saat aku umur dua tahun! Satu kampung harus tahu kejadianku! Kemarin masuk rumah sakit lagi? Satu jemaat harus tahu kejadianku! Sudah putus dengan pacarmu yang kemarin? Kenapa followers Instagram-mu tidak diberi tahu kejadianmu! Semua kejadianku tidak pernah jadi milikku dan bahkan ketika aku tidak ingin memiliki kejadian siapapun, kalian tidak pernah berhenti giat menjejalkannya ke tenggorokkanku. Gila! Lalu kenapa jika tetangga sebelah menikah muda dan punya anak ketika ia pengangguran? Aing kudu bilang wow kitu?

Lihat saja, kawan-kawan. Besok! Besok aku akan menjadi milik semua orang. Aku akan jadi milik stasiun TV lokal disela-sela iklan komersil. Aku akan jadi milik koran digital berhimpitan dengan ads dan clickbait murahan. Aku akan jadi milik story Instagram teman-temanmu! Aku pun akan jadi milik linimasa mikroseleb niche Twitter kesukaanmu! Besok, urusanku akan menjadi urusan semua orang! Sebab besok aku akan melanggengkan kejadian yang tidak pernah dilakukan oleh semua orang yang masih hidup di dunia ini! Satu dunia harus tahu! Betul! Besok aku akan mati!

Begitulah kira-kira interpretasiku terhadap prompt Lingkar Nyarita #1, “Mencoba Hal Baru”. Tenang saja, aku tidak akan mencobanya dalam waktu dekat! Semoga kedamaian dan sukacita selalu bersama kau dan aku.

Aku cekikikan sementara teman-teman fokus menulis.

Nah, bagi teman-teman yang sudah datang ke Lingkar Nyarita #1 – atau siapapun yang sedang baca tulisanku – silakan kirimkan hasil coret-coretmu ke Nyarita! Aku ingin baca. Aku ingin kenal dirimu. Tunggu Lingkar Nyarita selanjutnya, ya! Semoga kita bisa saling kenalan dengan berbagi isi tulisan satu sama lain.

P.s. Lingkar Nyarita diadakan 2 minggu sekali! Tunggu kami 2 minggu lagi, ya!

Rakean (kiri) dan Sheryl (kanan) kemarin saat bertugas di Lingkar Nyarita #1

Rasa terima kasih aku layangkan sebesar-besarnya kepada tim volunteer Nyarita dan, tentu saja, rekan impulsifku, Rakean Radya Al Barra. Terima kasih Gibran Hikam dan Sheryl Vasya Hariyanto atas kerja kerasnya kemarin. Terima kasih semua jiwa yang datang! Terima kasih!

--

--