Kenapa Aku Ada di Sini?

nadhifah
Nyarita
Published in
2 min readJul 3, 2024
Foto bersama Batur Nyarita di Kedai Jante

Dari masa ke masa, aku hanya menjadi penikmat tulisan saja. Membuat tulisan, sebaliknya, bukanlah sesuatu yang bisa dengan bebas aku tampilkan. Bukan, bukan berarti aku tidak menyenanginya. Hanya saja aku merasa tidak pernah cukup berani tuk membagikannya.

Aku selalu menanggap bahwa tulisan adalah gambaran diri dan menulis adalah bagian diriku yang masih malu malu aku tunjukkan. Ditambah bayang-bayang mata manusia lain yang akan menilai isi kepalaku, masih membuatku merinding. Kuakui, aku memang mengkhawatirkan banyak hal. Kuharap kamu mengerti. Ah, tidak, aku sedang tidak mengemis pengertian. Terserah padamu saja.

Di tengah jeruji pikiran-pikiran buruk yang membelenggu, aku terperangkap di dalamnya. Tulisan-tulisan di Medium yang akhirnya kupendam, atau takarir panjang di Instagram yang kuganti hanya dengan segelintir kata, aku dipenjarakan oleh keraguan. Setiap kali menulis sesuatu, terus saja menghapus ini dan itu, mengubahnya hingga tak tersisa lagi keberanian. Dengan penuh kehati-hatian, kumulai melepaskan tali-tali yang semakin lama semakin mengikat erat tanganku. Kuuraikan setiap simpulnya, kulonggarkan setiap jeratannya … dan Hei! Betapa lucunya, ternyata kunci yang selama ini kucari ada dalam genggamanku sejak awal.

Masih dengan jari-jari yang kaku, aku bertemu Nyarita Bandung yang mengulurkan tangannya untuk kusambut dengan sukacita, mengajakku berdansa dengan kata. Tibalah aku di sini! Melangkahkan kakiku untuk masuk ke dalam lingkar nyarita pertama di Kedai Jante bersama dengan keberanian.

Hello, there! Selamat berkenalan dengan sisi menulisku!

Sedikitnya, ini adalah hasil tulisan di Lingkar Nyarita #1 di Kedai Jante dengan prompt “Mencoba Hal Baru”. Selebihnya, aku tulis ulang di rumah hehehe.

--

--