Love is not enough
Puncaknya kepada Allah Swt., lembahnya kepada sesama
Ketika kita mencintai Allah, Allah akan memberikan cinta diantara orang-orang yang mencintainya
Manusia diberikan hati yang bisa merasa. Tapi kadang bisa menjadi baik dan tidak baik untuk dikelola.
Seringnya kita dibuat takjub oleh Sang Pencipta. Karena penciptaan-Nya yang sempurna dan tak masuk logika manusia.
Tak jarang dibuat cinta kepada ciptaan-Nya, bahkan malah kadarnya lebih dibanding kepada yang menciptakan-Nya. Astagfirullah ((susah emang up and down, makanya perlu asupan iman))
Sesuai sama judulnya, emang ga cukup dengan modal kata ‘cinta’. Harus ada pengorbanan bahkan melakukan pembuktian untuk menunjukkannya.
Misal, kita suka banget muncak kek udah cinta banget sama gunung. Buat menuhin rasa itu dan biar bisa liat keindahan yang kita harapkan butuh pengorbanan buat mendakinya. Harus rela sama waktu dan finansial yang dikeluarkan, bersedia ngejalani tanjakan dan turunannya, dan menghadapi tantangan yang ada di depannya.
Dan ketika mencintai ciptaan-Nya, seharusnya bisa teringat ke yang menciptakan-Nya. Kalau liat pemandangan indah, langit dan laut yang biru, latih dengan mengucapkan masyaAllah sebagai pernyataan bentuk takjub atau kagum atas kebesaran Allah Swt.
Pernah dengar konsep cinta segitiga dalam Islam,
“Tidak ada cinta, kecuali cinta segita dalam Islam. Di atas ada Allah dan di kedua sisi ada dirimu dan dirinya. Semakin keduanya dekat kepada Allah, maka semakin di dekatkan antarkeduanya.” — Habib Husein Ja’far al Hadar
Kalau belum siap, maka cukuplah Allah yang menjadi cintanya. Penuhi cinta-Nya terlebih dahulu dengan mentaati segala perintah-Nya dan berusaha menjauhi segala larangan-Nya.
Mari benahi diri terlebih dahulu, gapai segala cita-cita, memberi kebermanfaatan kepada sesama.
Tulisan ini dibuat untuk Pekan #NyariTantangan dengan tema harian “Naksir Berat!”. Yuk #NyariTantangan bersama Nyarita!
