Menyapa Juli

Ada hal baru yang sedang menanti.

Raufa Sayyidah 'Adila
Nyarita
3 min readJul 2, 2024

--

Hari ini sudah tanggal satu di bulan Juli, sudah berlalu semua hujan di bulan Juni. Judul puisi Sapardi Djoko Damono itu pun nampaknya benar menggambarkan nasibku di bulan lalu, terguyur hujan. Seperti biasa, semakin dewasa waktu semakin terasa cepatnya. Tahu-tahu, kini aku punya peran baru!

Pekerjaan yang berbeda dari sebelumnya. Pekerjaan yang berkaitan erat dengan buku-buku dan perpustakaan. Peran dan pekerjaan yang sesuai dengan minatku akhir-akhir ini di dunia literasi. Sounds interesting, right?

Memasuki rutinitas yang menuntut disiplin tingkat tinggi menjadi suatu tantangan tersendiri untuk diri ini. Mulai Juli, aku harus berpamitan pada ritme kerja yang nyaman dan fleksibel itu. Tak ada lagi hari-hari santai yang membebaskanku untuk datang kapan saja yang kumau ke tempat kerjaku. Mulai Juli, lima hari dalam sepekan, aku harus bertarung lagi dengan jalan raya di pagi dan sore hari (mungkin), persis semasa aku masih kuliah offline. Bagaimana jika aku kesulitan? Bagaimana jika aku kelelahan? Bagaimana jika aku kecelakaan? Segala macam skenario buruk menari-nari dalam kepala, berdebat sengit dengan ‘semangat’ yang meledak-ledak. Keduanya membuat jantung ini bekerja lebih keras dari biasanya.

Mendebarkan!

Begitulah proses trying something new, kurasa. Ada rasa penasaran dan ketakutan luar biasa yang beradu padu. Sensasi ini memberikan pelajaran baru juga untukku.

“Ketakutan itu muncul karena ketidaktahuan,” — Unknown.

Jadi, hal yang wajar jika rasa takut itu memeluk diriku sebelum aku benar-benar menyelaminya. Seperti lautan yang menyimpan berjuta misteri, aku tidak tahu apa yang terkandung di dalamnya. Namun aku tahu, sesuatu yang hebat, pengalaman yang berbeda, pemandangan luar biasa, akan jadi petualanganku selanjutnya.

Aku, Buku, dan Lautku

Karena ketidaktahuanku inilah, aku harus ‘mencari tahu’ terlebih dahulu at least 1% tentang laut baruku ini untuk membuatku sedikit tenang dalam menghadapinya. 1% yang mampu memberanikan langkah kakiku menyentuh air di bibir pantai. Hingga perlahan, aku mulai terbiasa dan belajar banyak hal ke depannya; berenang dan menyelam.

Atau bisa juga membuat perahu.

Sebelum bersentuhan dengan peranku nanti, aku sudah belajar beberapa hal dibantu atasan dan rekan kerja. Dari mulai mendata pengunjung, mendata koleksi buku, menyusun kembali buku ke posisinya semula, memimpin jalannya diskusi buku — dan banyak lagi.

Di laut baruku ini…

Suatu hari, aku mungkin akan jadi penyelam ulung ataupun pelaut hebat. Entah mana yang cocok untukku, aku percayakan pada takdir yang sudah terlukiskan. Namun saat ini, aku sedang bersiap-siap untuk menghadapi bencana-bencana yang mungkin saja terjadi. Aku tidak tahu seberapa keras ombak akan menghantam, aku tidak tahu seberapa banyak batu karang yang akan menggores kulitku hingga terluka, dan aku pun tak tahu seberapa sering aku akan tenggelam kehabisan nafas di laut lepas itu selama proses belajarku.

Tapi, lagi-lagi ini soal mencoba hal baru. Satu-satunya hal yang aku tahu dapat menjawab rasa penasaranku dan mendobrak ketakutanku adalah: Mencobanya.

So, bismillah, selamat menjalankan peran baru, wahai diriku. Semoga semua yang akan kau hadapi itu mampu membuatmu menjadi pribadi yang lebih tangguh dari hari ini. Good luck!

--

--