Sekulerisasi: Pemicu Utama Runtuhnya Turki Utsmani

kataziaa✿
Nyarita
Published in
4 min readJul 20, 2024
Photo by Ibrahim Uzun on Unsplash

Turki Utsmani adalah salah satu kerajaan Islam yang paling lama berkuasa, juga paling luas wilayah kekuasaannya. Bahkan pernah menguasai peradaban dunia. Berdiri pada tahun 1299, setelah runtuhnya Dinasti Seljuk. Turki Utsmani didirikan oleh salah satu putra dari penguasa salah satu wilayah di Anatolia, Osman Ghazi, putra Ertugrul. Dinamakan Ottoman Empire/ Turki Utsmani, diambil dari nama pendirinya, yaitu Osman Ghazi yang kemudian menjadi Sultan pertama di kekhalifahan Turki Utsmani. Didirikan di kawasan Anatolia, wilayah kecil yang berletak antara Laut Hitam dan Laut Mediterania. Osman memperluas wilayahnya sampai dengan wilayah kekaisaran Byzantium. Keturunannya kemudian melakukan ekspansi terus menerus hingga ke Mediterania Timur, lalu juga menuju Balkan. Ekspansi wilayah yang dilakukan keturunan Osman, atau Sultan selanjutnya bahkan mencakup wilayah Eropa Tenggara, Timur Tengah, dan Afrika Utara. Turki Utsmani bahkan memenangkan Perang Salib terbesar (read:Nikopolis).

Disamping perluasan wilayah — wilayah, penaklukkan Konstantinopel selalu menjadi prioritas para Sultan.

Pada masa Sultan Bayazid I, pasukannya diserang oleh Dinasti Timuriyah di Ankara. Dan Sultan Bayazid I menjadi tahanan perang. Ini menimbulkan kekacauan internal, Perang saudara yang amat panjang. Para putra Bayazid berperang untuk memperebutkan kekuasaan. Lantas setelah kekacauan panjang tersebut, naiklah Sultan Mehmed I. Karena kekacauan ini, wilayah Balkan terlepas dari kekuasaan Turki Utsmani, tapi kembali dikuasai oleh mereka ketika masa Sultan Murad II.

Pada akhir tahun 1444, pasukan Sultan Murad II mengalahkan pasukan Hungaria, Polandia, Wallachia. Dan empat tahun setelahnya, pasukannya kembali menyerang Turki Utsmani, tapi lantas terkalahkan kembali.

Putra Sultan Murad II, Sultan Mehmed II, atau biasa dikenal Sultan Muhammad Al Fatih, lalu menciptakan sejarah terbesar bagi Turki Utsmani. Ia menaklukkan Konstantinopel, kota yang sejak dulu diimpikan oleh Sultan Sultan sebelumnya. Kota yang dijanjikan Nabi Muhammad SAW. Ia menjadi sebaik baik panglima yang disebutkan nabi, pasukannya menjadi pasukan terbaik yang diceritakan nabi.

“Sesungguhnya akan dibuka kota Konstantinopel, sebaik-baik pemimpin adalah yang memimpin saat itu, dan sebaik-baik pasukan adalah pasukan perang saat itu“

Puncak kejayaan Turki Utsmani adalah ketika masa pemerintahan Sultan Sulaiman Al Qanuni, The Magnificient. Ia menciptakan undang-undang peraturan masyarakat. Kemajuan kemajuan lainnya juga semakin berkembang. Pemerintahan dan militer, intelektual dan kebudayaan, juga keagamaan.

Setelah Sultan Sulaiman Al Qanuni wafat, Turki Utsmani menjejaki fase kemundurannya. Turki Utsmani lantas dihadapkan dengan struktur militer dan birokrasi yang melemah. Semangat juang prajurit menurun, menyebabkan kekalahan telak dari Hungaria. Kondisi ekonomi yang tidak stabil, disebabkan oleh ketidakmandirian Turki Utsmani yang mayoritas masyarakatnya berprofesi agraris, sehingga Turki Utsmani kekurangan pabrik, dan secara langsung menjadikan mereka tidak mandiri di bidang industri, terutama persenjataan. Ini tentu saja sangat mempengaruhi melemahnya Turki Utsmani. Terlebih teknologi, Turki Utsmani kalah jauh dibandingkan bangsa Eropa. Ketegasan Sultan dalam memimpin juga berangsur angsur menurun. Bahkan istri -istri Sultan yang terkadang mencampuri urusan kerajaan.

Dengan luasnya wilayah yang dikuasai, juga keberagaman karakter penduduk, juga keberagaman cara Sultan dalam menyelesaikan masalah yang juga sangat beragam, ini cukup menjadi alasan yang sangat kuat bagi kemunduran Turki Utsmani.

Ditambah satu faktor yang sangat mempengaruhi, yaitu tumbuhnya paham nasionalis. Masyarakat dibawah kekuasaan Utsmani pelan-pelan ingin terlepas dari pemerintahan ini. Paham nasionalis ini semakin menyebar, terpengaruhi oleh ide-ide barat.

Gerakan zionis juga ternyata sangat membantu runtuhnya Turki Utsmani, karena merekalah yang berkeinginan besar menguasai Palestina, yang masih menjadi wilayah kekuasaan Utsmani. Selama Utsmani masih ada, maka Palestina akan sulit direbut. Gerakan para zionis ini terbantu oleh gerakan lain yang mempunyai tujuan yang sama. Yaitu Gerakan Turki Muda, Gerakan Ijtihad Wattaroqqi, dan gerakan yang dipimpin Mustafa Kemal Pasha Ataturk. Tujuan mereka adalah mendirikan negara nasional yang sekuler. Mereka begitu ingin memisahkan masyarakat dengan agama.

Setelah memenangkan perang, pada 6 Desember 1922, Mustafa Kemal berhasil mengumumkan penghapusan Khalifah dan pembentukan Republik. Mustafa Kemal Pasha dijuluki Bapak Turki dan Sang penakluk karena berhasil membawa pembaharuan nasionalisme, sekularisme, dan westernisasi.

Maka runtuhlah Kekhalifahan Turki Utsmani, yang pernah memimpin peradaban dunia kala itu, yang berdiri lebih dari enam abad, yang memiliki wilayah kekuasaan terbesar, karena sekularisasi.

Tulisan ini dibuat, karena aku mengikuti (lagi) #NyariTantangan part 2. Aku belum menulis lagi setelah selesai challenge pertama. Dan aku pikir, memang harus ada pressure, baru aku bisa benar-benar menulis. Dan kenapa mengambil tema sejarah, sebetulnya memang benar-benar karena tidak suka. Aku tidak suka sejarah, ketika itu berada di dalam kelas. Tapi diluar itu, aku selalu merasa kalau sejarah itu menarik. Dan kenapa aku memilih menulis sejarah yang ini, karena sejarah ini yang pertama membuat aku tertarik dengan sejarah. Sejarah Peradaban Islam.

Tulisan ini dibuat untuk Pekan #NyariTantangan dengan tema “Tidak Suka Tapi Tetap Ditulis — Sejarah”. Yuk #NyariTantangan bersama Nyarita!

#NyaritaBandung #NgumbaraRasaNarulisCarita

#NyariTantangan #TidakSukaTapiTetapDitulis

--

--