The Best Storyteller Ever

kataziaa✿
Nyarita
Published in
2 min readJul 8, 2024

Siapa lagi yang menyukai dongeng kalau bukan anak-anak? Tapi siapa sangka, anak kepala dua ini juga masih suka mendengar dongeng. Hanya dari pendongeng terbaik di dunia. Dongeng lain akan kehilangan keseruannya, di hadapannya. Karena pendongeng kesukaannya itu, Abi. Ia mendongeng dengan sangat lancar, sepertinya alur dongeng nya sudah diluar kepala. Ia dengan sangat antusias menceritakannya tanpa membuka sedikit pun buku dongeng. Buku dongeng terbaik sekalipun.

Foto: hunker

Padahal rak buku di rumah penuh buku buku tebal milik Ummi Abi. Bukan buku tebal yang membosankan untuk dibaca. Tapi buku buku bergambar, yang banyak menumbuhkan minat baca anak kecil lainnya. Disitu investasi terbaik mereka. Buku sejarah dengan visual semenarik mungkin, dari penerbit terbaik kala itu. Tapi tentu saja anak kecil ini lebih memilih dongeng yang itu. Itu menakjubkan. Itu harus diceritakan lagi. Lagi, lagi dan lagi.

Mungkin semua orang akan bosan dengan permintaan anak ini. Kisah itu lagi. Padahal, mungkin sebagai pendongeng yang baik, Abi tentu saja punya banyak cerita yang lebih baik yang bisa ia ceritakan. Tapi hanya itu. Tapi, beranjak sedikit dewasa, anak ini mulai menyukai lebih banyak lagi kisah. Abi bahkan berhasil membuat anaknya menjadi gemar membaca. Buku buku tebal di rumah habis dilahapnya. Bahkan, bacaannya sudah merambat ke bacaan semacam novel karya anak sebayanya. KKPK, Kecil Kecil Punya Karya dari Mizan. Anak ini bahkan pernah bermimpi karyanya dimuat di penerbit penerbit buku serupa.

Sepertinya, kalau bisa dikatakan, love language abi mungkin adalah quality time, tapi quality time nya adalah storytelling. Memberikan begitu banyak kisah inspiratif, untuk kita mengambil pelajaran, kemudian mempraktikkannya di kehidupan kita.

Aku pernah membaca salah satu karya Tere Liye yang berjudul Ayahku [bukan] pembohong. Abi tak akan kalah jika dibandingkan dengan sosok ayah di buku itu, senang bercerita, berkisah, berdongeng. Dan meminta kita, pendengar ceritanya untuk menyimpulkan, mengambil pelajaran dari tiap kisah yang abi ceritakan.

Rindu menggelitik tak sopan. Aku tentu saja rindu menunggu abi bersiap untuk mendongengi aku. Padahal, sebenarnya abi masih sering bercerita. Sekarang abi bercerita tentang sejarah peradaban. Perang perang besar di dunia, yang sangat mempengaruhi perkembangan dan kejayaan Islam.

Tapi rasanya tentu saja beda. Namun, Aku banyak bersyukur, cerita dan kisah yang abi tanamkan kepadaku, selalu membersamaiku. Imajinasi tentang orang orang hebat dalam kisah itu terus ada. Dan aku pikir, harusnya aku sudah punya kisahku sendiri.

Dan aku memulai kisahku disini. Mimpi kecilku dulu, menjadi penulis kecil, belumlah terwujud. Aku menulis kecil kecilan dulu. Aku ingin kenangan itu tertulis abadi.

Let’s treasure the past, by making it eternal.

Tulisan ini dibuat untuk Pekan #NyariTantangan dengan tema harian “Nostalgia”. Yuk #NyariTantangan bersama Nyarita!

--

--